HUBUNGAN ILMU,
FILSAFAT DAN AGAMA
A.
ILMU, FILSAFAT DAN
AGAMA
Manusia adalah makhluk
pencaari kebenaran. Ada tiga jalan untuk mencari, menghampiri dan menemukan
kebenaran, yaitu : ilmu, filsafat dan agama. Ketiga cara
ini mempunyai cara-cara tersendiri dalam mencari,
menghampiri dan menemukan kebenaran. Ketiga institute termaksud itu mempunyai
titik persamaan, titik perbedaan dan titk singgung yang satu terhadap yang
lainnya.
1.
Ilmu pengetahuan
Ilmu pengethuan itu ialah
hasil usaha pemahaman manusia yang disusun dalam suatu system mengenai
hukum-hukum tentang hal ikhwal yang diselidikinya (alam, manusia, dan juga
agama) sejauh yang dapat dijangkau daya pemikiran manusia yang dibantu
penginderaannya, yang kebenarannya diuji secara empiris, riset dan eksperimental.
Ilmu pengetahuan adalah
kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal tertentu (objek atau lapangannya), yang
merupakan kesatuan yang sistematis, dan memberikan penjelasan yang dapat
dipertanggung jawabkan dengan menunujukkan sebab-sebab hal itu.
2.
Filsafat
Filsafat ialah “ilmu
istimewa” yang mecoba menjawab massalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh
ilmu pengetahuan biasa. Karena masalah-masalah tersebut diluar atau diatas
jangkauan ilmu pengetahuan biasa.
Filsafat ialah hasil daya
upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami secara radikal dan integral
sarwa-yang-ada :
Hakikat tuhan
Hakikat alam semesta
Hakikaat manusia
Serta sikap manusia
bermaksud sebagai konsejuensi dari pada faham ( pemahamnanya) tersebut.
Dalam buku filsafat agama karangan Dr. H Rosdjidi, filsafat adalah
berfikir, menurut William temple filsafat adalah menuntut pengetahuan untuk
memehami.
3.
Agama
Agama pada umumnya
dipahami sebagai :
Satu system credo ( tata
keimanan atau tata keyakinan ) atas adanya sesuatu yang mutlak di luar manusia.
Satu system siyus (tata
peribadatan) manusia kepada yang dianggapnya mutlak itu.
Satu system norma (tata
kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dan alam lainnya,
sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadatan termaksud diatas.
B.
TITIK PERSAMAAN
Baik ilmu, filsafat dan
agama bertujuan sekurang-kurangnya berusaha berurusan dengan hal yang sama,
yaitu kebenaran.
Ilmu pengetahuan dengan
metodenya sendiri mencari kebenaran tentang alam dan manusia.
Filsafat dengan wataknya
sendiri yang menghampiri kebenaran, baik tentang alam maupun tentang manusia
(yang belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu, karena diluar atau di atas
batas jangkauannya), ataupun tentang tuhan.
Agama dengan
karakteristiknya memberikan jawaban atas segala persoalan asasi yang
dipertanyakan manusia ataupun tentang tuhan.
C.
TITIK PERBEDAAN
Baik ilmu maupun
filsafat, keduanya merupakan hasil dari sumber yang sama yaitu ra’yu (akal,
budi,rasio, reason, nous, rede, vertand, dan vernunft) manusia. Sedangkan agama
bersumberkan wahyu dari Allah swt.
Ilmu pengetahuan mencari
kebenaran denan jalan penyelidikan (riset, research), pengalaman (empiri), dan
percobaan (eksperimen) sebagai batu ujian.
Filsafat menghampiri
kebenaran dengan cara menualangkan (mengembarakan atau mengelanakan ) akal budi
secara radikal (mengakar) dan integral, serta universal (mengalam), tidak
merasa terikat oleh ikatan apapun, kecuali oleh ikatan tangannya sendiri yang
bernama logika. Manusia mencari dan menemukan kebenaran dengan dan dalam agama
dengan jalan mempertanyakan (mencari jawaban tentang) berbagai masalah asasi
dari atau kepada kitab suci, kodifikasi firman ilahi untuk manusia.
Kebenaran ilmu
pengetahuan ialah kebenaran fositif (berlaku sampai dengan saat ini ),
Kebenaran filsafat adalah
kebenaran spekulatif (dugaan yang tak dapat dibuktikan secara empiri, reset dan
eksperimental). Baik kebenaran ilmu maupun filsafat, kedua-duanya nisbi
(relative).
Sedangkan kebenaran agama
bersifat mutlak (absolute) karena agama adalah wahyu yang diturunkan oleh zat
yanh Maha Benar, Maha Mutlak, dan Maha sempurna, yaitu Allah swt.
Baik ilmu maupun
filsafat,kedua-duanya bermulai dengan sikap sangsi atau tidak percaya dan iman.
D.
TITIK SINGGUNG
Tidak smua masalah yang
dipertanyakan manusia dapat dijawab secara positif oleh ilmu pengetahuan,
karena ilmu itu terbatas : Allah swt; terbatas oleh subjeknya (sang
penyelidik), oleh subyeknya (naik objek material maupun objek formalnya), oleh
metodologinya. Tidak semua masalah yang tidak atau belum dijawab oleh ilmu,
lantas dengan sendirinya dapat dijawab oleh filsafat. Jawaban filsafat sifatnya
spekulatif dan alternative. Tentang suatu masalah asasi yang sama terdapat
berbagai jawaban filsafat (para fisuf) sesuai dengan jalan dengan titik tolak
sang ahli filsafat itu. Agam member jawaban tentang banyak soal sasi yang
samasekali tidak terjawab oleh ilmu, yang dipertanyakan (namun tidak terjawab
secar bulat ) oleh filsafat.
E.
Kesimpulan
1.
Ilmu adalah hasil
usaha pemahaman manusia yang disusun dalam suatu system mengenai kenyataan,
struktur, pembagian, bagian-bagian tentang hokum-hukum dan hal ikhwaal yang
diselidikinya.
2.
Filsafat berarti
berfikir, jadi yang penting ialah ia dapat berfikir.
3.
Agama adalah suatu
system credo (tata keimanan dan tata keyakinan) atas adanya sesuatu yang mutlak
diluar manusia.
4.
Ilmu, filsafat dan
agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflektif dengan manusia. Dikatakan
terkait karena ketiganya tidak dapat bergerak dan berkembang apabila tidak adaa
alat dan tenaga utama manusia, tiga alat daan tenaga utama manusia itu adalah :
akal fikir, rasa dan keyakinan, sehingga dengan ketiga hal tersebut manusia
dapat mencapai kebahagiaan dirinya.
No comments:
Post a Comment