Wednesday, October 4, 2017

JANGAN RAGU TUNJUKKAN “WARNA”MU




Oleh: R. Ayu Retno Kusumastuti Suryosumpeno

Loyalty is not won by being first. It is won by being best.

– Stefan Persson –

Tak banyak orang yang menyadari bahwa personal branding itu penting, terlebih di era digital seperti sekarang. Di zaman serba modern saat ini, apapun bisa ‘dijual’ termasuk diri anda sendiri. Sekarang bukan zamannya lagi untuk malu-malu untuk menunjukkan bakat dan potensi karena hanya mereka yang terlihat unggul dan akrab dengan tekhnologi informasi yang dipertahankan atau dicari oleh perusahaan.

Saat ini, setiap karyawan atau pekerja yang mampu menunjukkan ‘warna’ dan kemampuannya yang berbeda serta unik yang dianggap menguntungkan bagi perusahaan. Orang-orang ini harus menyajikannya ke dalam publikasi di internet.

Suka atau tidak suka, setiap karyawan atau pegawai harus menunjukkan bahwa mereka memiliki kompetensi di bidangnya dengan ciri khas yang berbeda. Maka tidak ada lagi istilah “working in silence.”

Seorang pakar marketing, Tom Peters menyatakan bahwa setiap pekerja adalah merek yang berkewajiban untuk mempromosikan serta menjaga kualitas mereknya sendiri.

KOMUNIKASI ADALAH YANG UTAMA

Di era sekarang, apapun profesinya, setiap orang dituntut untuk memiliki dasar kemampuan berkomunikasi yang baik. Seberapa tinggi tingkat pendidikan seseorang, bila tidak didukung kemampuannya berkomunikasi, maka akan tetap terlihat bodoh.

Tak ayal seorang dokter umum mampu menyembuhkan penyakit pasiennya yang akut hanya karena kemampuannya berkomunikasi dan menempatkan diri sebagai pendengar yang baik. Sejatinya komunikasi adalah mendengar dan berbicara, jadi seorang komunikator yang baik pasti juga pendengar yang baik pula.

JANGAN LUPAKAN EMPATI

Empati atau emphaty (dalam bahasa Inggris) berasal dari bahasa Yunani εμπάθεια yang berarti “ketertarikan fisik”. Didefinisikan sebagai respons afektif dan kognitif yang kompleks pada distres emosional orang lain. Empati termasuk kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain.

Memiliki rasa empati dipercaya dapat memisahkan seseorang dengan permasalahannya, karena empati akan mendorong untuk menyelesaikan semua permasalahan dengan tenang dan berpikir jernih. Empati merupakan faktor penting untuk membangun hubungan yang dilandasi dengan kepercayaan.

Empati berarti mencoba berdiri menggunakan sepatu orang lain, sehingga merasakan apa yang dirasakan oleh pihak lain. Empati menghindarkan seseorang memandang remeh kedudukan siapapun.

Empati harus senantiasa diasah dan dikembangkan. Kuncinya adalah senantiasa berpikir positif dan berbaik sangka pada semua pihak tak peduli  apapun stratanya.

BERANI MEMINTA MAAF

Tak mudah menyampaikan permintaan maaf. Maaf adalah ungkapan permintaan atau permohonan ampun ataupun penyesalan karena suatu kesalahan. Meminta maaf berarti memberi ampunan atas kesalahan tersebut dan tidak menganggap lagi kesalahan tersebut.

Kata maaf sering kita dengar terutama ketika menjelang hari raya idul fitri. Tidak ada manusia yang tidak pernah melakukan salah. Sebab manusia yang baik bukanlah mereka yang tidak pernah melakukan kesalahan, tapi manusia yang baik adalah mereka yang dapat mengakui kesalahannya dan berani bertaubat kepada Allah.

Maaf sebuah kata yang simpel memang, namun bernilai mulia dan luhur. Karenanya dibutuhkan keberanian dan kesungguhan untuk meminta maaf dan hati yang besar untuk memberi maaf.

Salah satu penyebab sulitnya untuk meminta maaf adalah rasa gengsi. Rasa gengsi yang muncul dari status sosial. Rasa gengsi dari status sosial itulah yang menimbulkan beratnya untuk meminta maaf.

Jika anda sudah merasa memiliki ‘bekal’ untuk menjadi yang terbaik, lalu buat apa ragu menunjukkan ‘warna’mu?

No comments:

Post a Comment

Tampilan arsip Teratas

PSEA (Protection from Sexual Exploitation and Abuse)

PERKENALAN PSEA (Protection from Sexual Exploitation and Abuse) Dalam semua konteks di mana lembaga atau organisasi pembangunan dan/atau ban...