Monday, April 23, 2018

Pelepasan Tim Enumerator Riskesdas 2018 Kabupaten Sumbawa Oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa

Pelepasan Tim Enumerator Riskesdas 2018 
Oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa

Kegiatan pengumpulan data (Puldat) Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tanggal 23-April-2018 Telah di mulai untuk kabupaten Sumbawa, pada hari perdana proses puldat ini juga di selenggarakan acara pelepasan secara resmi Tim Enumerator Riskesdas 2018 oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa, Bapak Drs. H. Naziruddin, M.Si., yang di dampingi juga oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Bapak Junaedi, S.Si., M.Si.,Apt dan turut hadir juga  Kabid SDK Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Bapak Drs. Hasanuddin.  (PJO Kabupaten Sumbawa) serta Kasi Datin dan jaminan kesehatan Bapak Tabrani,A.Md.Kep (PJAL Kabupaten Sumbawa) serta Turut hadir Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumbawa Bapak Ir. Agus Alwi. serta ikut hadir juga Penanggung Jawab Teknis (PJT) Kabupaten Sumbawa Alphacino Junido Loilewen, 

Pada kegiatan ini juga Tim enumerator yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 16 Perempuan (terbagi dalam 5 Tim) mendapatkan arahan serta wejangan (Pesan) dari bapak kepala Dinas Kesehatan, dimana dalam pelaksanaan riset ini di harapkan enumerator mampu bekerja dengan efektif dan efisien sehingga maksud dan tujuan dari riset  (penelitian) ini tercapai,  dan beliau juga memberikan gambaran bahwa kondisi lapangan biasanya berbeda pada saat pelatihan di kelas dengan di masyarakat sehingga di harapkan tim enumerator mampu menyesuaikan diri dengan cepat dan tak lupa juga jalinan komunikasi dengan peguasa wilayah setempat seperti Lurah, kades, dan kadus harus di jalin agar jika mengalami hambatan-hambatan di lapangan dapat segera di selesaikan dengan bantuan penguasa wilayah setempat.

serta di harapkan selama proses puldat tim enumerator juga tetap menjaga kesehatan karena selama 36 hari kedepan tim enum bertugas di lapangan yang mana sangat memerlukan kekuatan fisik, mental yang sangat luar biasa, sehinga tim enum wajib menjaga kesehatan agar proses puldat berjalan lancar. (Cino)



Foto bersama Tim enumerator Bersama Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa
 bersama PJT, PJO dan PJAL kabupaten sumbawa

Penyematan Tanda Enumerator Riskesdas 2018 Sebagai tanda di mualainya proses pengumpulan data oleh enumerator Riskesdas

Penutupan Workshop Enumerator Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2018

Penutupan 
Workshop Enumerator Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 
Korwil III Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2018


Kegiatan pelatihan enumerator yang telah di selenggarakan selama 9 (Sembilan) hari mulai tanggal 12 april 2018 sampai 20 april 2018 akhirnya berahir juga dimana pada kegiatan penutupan Worshop Enumerator Riskesdas 2018 kali ini di hadiri oleh Kapuslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Badan Litbangkes Kementrian Kesehatan RI, Bapak Sugiyanto, SKM., MPH. dan di hadiri juga oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Bapak Marjito, S.Si, SKM., M.Kes. dan Di dampingi Oleh Kepala Bidang PSDMK Dinas Kesehatan Provinsi NTB Bapak L. Budarja, SKM., M.Kes.

Pada kegiatan penutupan Worshop Enumerator Riskesdas 2018 ini di paparkan laporan hasil kegiatan pelatihan enumerator selama 9 (sembilan) hari, dimana pelaksanaan kegiatan pelatihan  berjalan lancar serta seluruh enumerator mengikuti seluruh materi yang disampaikan oleh pelatih nasional sesuai dengan jadwal yang telah di berikan dan laporan ini disampaikan langsung oleh PJT Provinsi NTB ibu Turniani Laksimiarti, SE. MM., dan kegiatan di lanjutkan dengan penyajian dokumentasi selama pelatihan yang di rangkum kedalam satu sajian animasi yang di buat oleh tim PJT kabupaten/ Kota provinsi NTB yang disajikan oleh PJT kabupaten Sumbawa Alphacino Junido Loilewen SKM. bersama PJT Kabupaten Bima Muhamad Ansar M.Farm.Apt., animasi yang di sajikan merupakan kumpulan dokumentasi dari Pra pelatihan, pembukaan sampai materi kelas, diskusi, roleplay dan kunjungan lapangan yang dilakukan oleh tim enum dalam melakukan ujicoba lapangan (ujicoba lapangan/ simulasi pengumpulan data) yang di lakukan di lingkungan karang tapen kota mataram. dan tak lupa juga dokumentasi tingkah lucu enum selama mengikuti pelatihan sehingga membuat seluruh tamu yang hadir pada acara penutupan pelatihan pun menjadi tertawa terutama enumerator yang foto nya di tampilkan pada animasi tersebut.

kegiatan selanjutnya yaitu paparan dan arahan dari Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Bapak Marjito, S.Si, SKM., M.Kes. dimana di harapkan enumerator Riskesdas dapat menggali informasi kesehatan dasar masyarakat yang sebenar-benarnya sehingga informasi yang di himpun dapat menjadi masukan dalam pengambilan kebijaka di tingkat pusat dan daerah, dimana hal ini juga di sampaikan juga oleh Kapuslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Badan Litbangkes Kementrian Kesehatan RI, Bapak Sugiyanto, SKM., MPH. agar setip enumerator dapat menggali informasi kesehatan dasar secara Objektif.

dan di akhir kegiatan diisi oleh penampilan hasil pretest dan posttes enumerator dimana ada tiga orang enumerator yang di nobatkan sebagai enumerator terbaik berdasarkan penilaian pretest dan post test serta pemberian hadian pada enumerator yang diberikan oleh pelatih nasional serta di akhir kegiatan juga penampilan hiburan yang di berikan oleh masing-masing perwakilan enumarator kabupaten kota Seperti penampilan senam cerdik dari enumerator kabupaten sumbawa, penampilan peresean khas Lombok dari enumerator kabupaten lombok tengah, serta penampilan nyanyian dari tim enumerator kabupaten Dompu.(Cino)

Pemberian hadian pada Enumerator yang diberikan oleh perwakilan tim pelatih nasional

Kapuslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Badan Litbangkes Kementrian Kesehatan RI, Bapak Sugiyanto, SKM., MPH. bersama Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Bapak Marjito, S.Si, SKM., M.Kes. dan Di dampingi Oleh Kepala Bidang PSDMK Dinas Kesehatan Provinsi NTB Bapak L. Budarja, SKM., M.Kes. 
Serta PJO provinsi NTB Ibu Rohmi Khoiriyati, SKM, M.Si.

Wednesday, April 18, 2018

Dokumentasi Workshop Enumerator Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Korwil III Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2018

Dokumentasi
Workshop Enumerator Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
Korwil III Provinsi Nusa Tenggara Barat 
Tahun 2018



Kegiatan Pelatihan (Workshop Enumerator Riset Kesehatan Dasar) merupakan kegiatan yang di laksanakan dalam rangka melatih dan memberikan pemahaman serta kesamaan pandangan terhadap kegiatan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) dengan jumlah Peserta 208 orang Enumerator (Petugas Pengumpul Data). Kegiatan pelatihan ini di laksanakan selama 9 (Sembilan) Hari dari tanggal 12-20 April 2018 yang berlokasi di Hotel Lombok Raya Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat.



Acara Pembukaan yang di hadiri oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB 
Bapak Marjito, S.Si, SKM., M.Kes. 
dan di hadiri juga Kepala Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 
Bapak dr. Siswanto, MPH, DTM.


Penyematan tanda Enumerator oleh Kepala Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 
Bapak dr. Siswanto, MPH, DTM 


Pemaparan Materi Pelatihan yang di lakukan oleh tim Pelatih Nasional
Riskesdas


Proses diskusi pelatih nasional bersama Enumerator terkait 
materi yang telah di sampaikan


Proses Bermain peran antar Enumerator
memperaktekkan proses wawancara responden


Praktek merakit alat pengukur tinggi badan


Tim Enumerator siap melakukan simulasi wawancara 
di lingkungan karang tapen kota mataram Prov. NTB


Proses perkenalan tim (simulasi wawancara) di salah satu rumah warga 
di lingkungan karang tapen kota mataram Prov. NTB

Friday, April 13, 2018

Workshop Enumerator Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2018

Workshop Enumerator Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
Korwil III Provinsi Nusa Tenggara Barat 
Tahun 2018



Kegiatan Pelatihan (Workshop Enumerator Riset Kesehatan Dasar) merupakan kegiatan yang di laksanakan dalam rangka melatih dan memberikan pemahaman serta kesamaan pandangan terhadap kegiatan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) dengan jumlah Peserta 208 orang Enumerator (Petugas Pengumpul Data) yang mana kegiatan riset ini akan menggali informasi terkait indikator-indikator kesehatan yang spesifik meliputi pelayanan kesehatan, prilaku, biomedis dan lingkungan. Kegiatan pelatihan ini di laksanakan selama 9 (Sembilan) Hari dari tanggal 12-20 April 2018 yang berlokasi di Hotel Lombok Raya Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Kegiatan Pelatihan enumerator ini juga dibuka secara resmi oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Bapak Marjito, S.Si, SKM., M.Kes. dan Di dampingi Oleh Kepala Bidang PSDMK Dinas Kesehatan Provinsi NTB Bapak L. Budarja, SKM., M.Kes. dimana pada acara ini juga di hadiri oleh Kepala Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, Bapak dr. Siswanto, MPH, DTM. dimana pada saat yang bersamaan juga di lakukan Penyematan secara simbolis kepada dua orang perwakilan Enumerator.

Materi pelatihan Enumerator ini di sampaikan oleh Tim Pelatih nasional yang mana materi ini banyak berkaitan dengan indikator kesehatan yang spesifik seperti : akses fasilitas kesehatan, kesehatan jiwa, kesehatan lingkungan, penyakit tidak menular dan penyakit menular, disabilitas (ketidakmampuan), cedera, pelayanan kesehatan tradisional, prilaku, pengetahuan dan sikap terhadap HIV, pemberian tablet tambah darah (TTD), kesehatan ibu dan kesehatan balita, pengukuran antropometri.

Setelah Proses pelatihan diharapkan enumerator dapat langsung melakukan kunjungan rumah tangga untuk melakukan wawancara guna menggali informasi indikator kesehatan tersebut dimana indikator kesehatan secara umum sebelumnya telah di kumpulkan oleh kegiatan Susenas dari Badan Pusat Statistik (BPS) dimana kegiatan Riskesdas 2018 terintegrasi dengan kegiatan susenas dimana sampel susenas seluruhnya di teliti oleh Enumerator Riskesdas. saat melakukan kunjungan untuk wawancara/ Pengumpulan data (Puldat), enumerator di bekali oleh beberapa peralatan seperti tanda pengenal berupa surat tugas, ID card, tas, jaket dan topi yang menandakan enumerator riskesdas serta beberapa perlengkapan untuk melakukan kegiatan pengukuran antropometri, serta Biomedis.(Cino)



Acara Pembukaan yang di hadiri oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB 
Bapak Marjito, S.Si, SKM., M.Kes. dan Di dampingi Oleh Kepala Bidang 
PSDMK Dinas Kesehatan Provinsi NTB Bapak L. Budarja, SKM., M.Kes.  
dan di hadiri juga Kepala Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 
Bapak dr. Siswanto, MPH, DTM.



Penyematan tanda Enumerator oleh Kepala Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 
Bapak dr. Siswanto, MPH, DTM 
dan di dampingi oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB 
Bapak Marjito, S.Si, SKM., M.Kes.  

Monday, April 2, 2018

Mengatur Jarak Sumur dan Septic Tank Rumah Tangga



JARAK 10 meter antara tangki septic (septic tank) dan sumur telah menjadi pengetahuan umum dan populer di masyarakat. Alasannya, agar air sumur tidak terkontaminasi dengan air tangki septic oleh bakteri patogen yang dapat mengganggu kesehatan. Alasan demikian tentu tidak salah. Hanya, dalam kenyataannya jarak 10 meter, terutama pada rumah-rumah padat penduduk atau perumahan type RSS, jarak sejauh itu sangat sulit diperoleh. Bisa saja terjadi antara sumur dan tangki septic di suatu rumah berjarak 10 meter, tetapi dengan tangki septic tetangga sebelah jaraknya kurang dari 10 meter.

Munculnya kemestian jarak 10 meter sumur dan tangki septic bermula dari bakteri E-coli patogen (bersifat anaerob) yang biasanya mempunyai usia harapan hidup selama tiga hari. Sedangkan kecepatan aliran air dalam tanah berkisar 3 meter per hari (rata-rata kecepatan aliran air dalam tanah di pulau jawa 3 meter/hari), sehingga jarak ideal antara tangki septic dengan sumur sejauh 3 meter per hari x 3 hari = 9 meter. Akan tetapi, mengapa harus dibuat 10 meter? Dari hasil perhitungan, jarak tempuh bakteri selama 3 hari hanya 9 meter. Adapun angka 10 meter setelah ditambah satu meter sebagai jarak pengaman. Itulah sekilas kisah angka 10 untuk jarak antara sumur dengan tangki septic.

Bagaimana jika kurang dari 10 meter? Apabila ingin membuat tangki septic, sementara jarak antara sumur dan tangki septic yang ingin dibuat kurang dari 10 meter, tidak perlu bingung. Ketahuilah dulu arah aliran air tanah yaitu dengan cara melihat sumur tetangga. Cara dan langkah-langkahnya sbb.:

  1. Ukurlah kedalaman sumur-sumur tetangga, cukup 3 rumah saja.
  2. Buatlah gambar garis segitiga yang menghubungkan ketiga titik sumur tetangga tersebut di atas kertas.
  3. Masing-masing titik sumur diberi notasi kedalamannya (perhitungan kedalaman diukur dari muka air hingga ke permukaan tanah).
  4. Dari gambar dapat diketahui, sumur yang paling dangkal menunjukkan arah aliran menuju ke sumur tersebut.

Dari cara tersebut dapat diketahui bahwa jarak sumur yang kurang dari 10 meter tidaklah masalah, asalkan kita mengetahui arah aliran air tanah dengan cara seperti di atas. Dengan demikian, yang harus kita lakukan adalah meletakkan tangki septic di mana arah alirannya tidak mengarah ke sumur, berarti harus sebaliknya. Lebih baik lagi apabila arah aliran air tanah tersebut berasal dari sumur menuju ke tangki septic, tetapi jangan sebaliknya.

Di samping arah aliran air tanah yang perlu kita ketahui, kecepatan aliran air tanah tidak kalah pentingnya. Walaupun berdasarkan pengalaman kecepatan aliran air tanah di pulau Jawa rata-rata 3 meter/hari, tidak menutup kemungkinan masing-masing daerah di Pulau Jawa pun mempunyai kecepatan aliran air tanah yang berbeda. Hal ini tergantung dari formasi batuan pada daerah tersebut. Walaupun arah aliran dari tangki septic menuju ke sumur, kecepatan aliran air tanah hanya 1 meter/hari, maka jarak ideal antara sumur dan tangki septic hanya 4 meter (lihat cara perhitungan di atas).

Ringkasnya, dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tidak semua daerah harus membuat tangki septic berjarak 10 meter dari sumur. Perlu diperhatikan arah aliran air tanah pada saat membuat tangki septic. Kecepatan aliran air tanah pada masing-masing daerah sangat berlainan, sehingga memunculkan jarak ideal yang berbeda-beda antara sumur dan septic tank. Hal itu sangat tergantung dari formasi batuan dan kondisi geografis pada masing-masing daerah tersebut.

Dengan demikian, angka 10 meter untuk jarak tangki septic dan sumur bukan harga mati. Hal lain yang juga harus perhatikan, juga penting bagi kesehatan bahwa sumber pencemaran air bukan sekadar jarak antara tangki septic dan sumur. Kebersihan dan sistem sanitasi lingkungan tak kalah dominan berpengaruh pada kesehatan. 

Tampilan arsip Teratas

PSEA (Protection from Sexual Exploitation and Abuse)

PERKENALAN PSEA (Protection from Sexual Exploitation and Abuse) Dalam semua konteks di mana lembaga atau organisasi pembangunan dan/atau ban...

Tampilan Arsip Populer