TUGAS PROGRAM KESKER & HYPERKES
LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN DI PABRIK ROTI
NAMA KELOMPOK :
1. INDAH SURYA NINGRUM
2. ROHMIATUN
3. MAHLIMINIATI
4. ENDANG PURNOMO
5. LONANG
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA TENGGARA BARAT
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah faktor sangat penting bagi
produktifitas dan peningkatan produktifitas tenaga kerja selaku sumber daya
manusia. Kondisi kesehatan yang baik merupakan potensi untuk meraih
produktifitas kerja yang baik pula. Pekerjaan yang menuntut produktifitas kerja
tinggi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kerja dengan kondisi kesehatan prima.
Sebaliknya keadaan sakit atau gangguan kesehatan menyebabkan tenaga kerja tidak
atau kurang produktif dalam melakukan pekerjaannya. Bahaya ditempat kerja yang
dapat menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja cendrung lebih sering
terjadi pada populasi pekerja yang kurang memahami proses industry ditempat
kerja, atau tidak cukup dilatih dan dilindungi untuk mengatasi kemungkinan
bahaya yang dapat terjadi.
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan, pemahaman
dalam proses pengolahan maupun mengetahui bagaimana upaya pengendalian
yang dilakukan pada kesehatan lingkungan kerja dan mengetahui bagaimana
hubungan antara pekerja, lingkungan kerja, dan penyakit akibat kerja di
suatu perusahaan bidang pabrik roti.
B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah
ini sadalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah program kesker dan
hyperkes, serta mengetahui lebih jauh tentang keselamatan dan kesehatan kerja,
bagaimana penerapan K3 di pabrik pembuatan roti.
C. WAKTU DAN
TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN
Tempat
:, Dusun , Desa Taman
Hari/tanggal
: Rabu /02 November 2017
D. METODE
PENYUSUNAN LAPORAN
Rangkuman kunjungan perusahaan ini di susun
berdasarkan peninjauan langsung ke lapangan (lokasi), melalui data-data yang
diperoleh ketika kunjungan, melalui internet yang berkaitan dengan lokasi kunjungan perusahaan dilaksanakan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Keselamatan dan
kesehatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan
lingkungan kerja yang sehat, aman bebas dari
kecelakaan. Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang
tidak diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan kerugian,
baik harta maupun jiwa manusia. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan
yang terjadi dalam hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu
tempat kerja. Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan
kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan
budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada
khususnya. Maksud dan tujuan keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan
adalah melindungi pekerja dan masyarakat sekitar suatu perusahaan atau industri
dari resiko bahaya khususnya faktor fisik, kimiawi dan biologis yang mungkin
timbul oleh karena beroperasinya suatu proses produksi.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LINGKUNGAN KERJA
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja di tempat
kerja, yaitu;
1.
Penerangan
Penerangan memiliki
manfaat yang sangat besar bagi karyawan yaitu untuk proses kelancaran kerja,
karena penerangan (cahaya) yang kurang cukup terang dapat mengganggu penglihatan
karyawan manjadi tidak jelas pada saat bekerja.
2.
Kebisingan
Kebisingan yaitu bunyi
yang tidak dikehendaki oleh telinga. Maksud tidak dikehendaki di sini yaitu
karena dengan adanya kebisingan maka konsentrasi dalam bekerja akan terganggu,
sehingga pekerjaan yang dilakukan akan mengalami banyak kesalahan atau rusak.
3.
Kebersihan
Kebersihan
lingkungan kerja sangat perlu diperhatikan, karena lingkungan kerja yang bersih
akan menimbulkan rasa nyaman dan semangat kerja yang tinggi bagi karyawan.
4.
Pertukaran udara
Pertukaran
udara yang baik akan menyehatkan badan dan menimbulkan kesegaran, sehingga
dapat menimbulkan semangat kerja seseorang. Sumber utama adanya udara segar
adalah adanya tanaman disekitar tempat kerja. Dengan cukupnya oksigen di
sekitar tempat kerja, ditambah dengan pengaruh secara psikologis akibat adanya
tanaman di sekitar tempat kerja, keduanya akan memberikan kesejukan dan
kesegaran pada jasmani.
5. Bau-bauan
Adanya
bau-bauan disekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, dan
bau-bauan yang terjadi terus-menerus dapat mempengaruhi kepekaan penciuman.
Pemakaian “air condition” yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat
digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang menggannggu di sekitar tempat
kerja.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
PABRIK
ROTI DENGAN K3
PENGENALAN BAHAYA
a.
Untuk
alat pengaduk adonan, ini bisa menimbulkan suara atau kebisingan, dan apabila
tidak berhati-hati tangan dari pegawai akan terkena mesin ketika memasukan
adonan ke dalam tempat mixer.
b.
Untuk
oven, ini bisa menimbulkan efek luka bakar kepada pekerja jika pekerja tidak
menggunakan alat pelindung diri (APD). Ini bisa menimbulkan panas.
c.
Mesin
pembungkus roti ini bisa menimbulkan bahaya bagi pekerja karena kecepatan mesin
dalam membungkus roti sangat cepat, kalau pekerja tidak berhati-hati maka
pekerja akan menimbulkan cidera pada tangan.
B.
Penilaian
Dari hasil penilaian yang kelompok kami lakukan dengan
mengukur tingkat kebisingan, suhu dan pencahayaan. Dengan masing masing alat sebagai berikut :
a.
Untuk
mengkur tingkat kebisingan : sound level meter
b.
Untuk
mengukur tingkat pencahayaan : digital lux meter
c.
Untuk
mengukur suhu : thermometer
Dari
hasil pengukuran yang kami lakukan dengan menggunaka alat tersebut hasil yang
kami dapat yaitu :
a.
Kebisingan
Persyaratan , tingkat pajanan
kebisingan maksimal selama 1 (satu) hari pada ruang proses menurut keputusan
menteri kerehatan republic indonesia nomer 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang
persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan industri
NO
|
TINGKAT KEBISINGAN (dBA)
|
PEMAPARAN HARIAN
|
1
|
85
|
8 jam
|
2
|
88
|
4 jam
|
3
|
91
|
2 jam
|
4
|
94
|
1 jam
|
5
|
97
|
30 menit
|
6
|
100
|
15 Menit
|
Hasil yang kami dapat saat melakukan pengukuran tingkat
kebisingan di tempat tersebut yang kami ukur dari ruangan tersebut yaitu
sebesar 79.4 dba yang artinya itu masih di bawah NAB ( nilai ambang batas) dan
aman bagi semua pekerja yang ada pada pabrik roti tersebut.
a.
Pencahayaan
Hasil yang kami dapat saat melakukan
pengukuran pencahayaan di tempat tersebut yang kami ukur dari ruangan tersebut yaitu
sebesar 200 luks yang artinya itu masih di bawah NAB ( nilai ambang batas) dan
aman bagi semua pekerja yang ada pada pabrik roti tersebut dan tidak
menimbulkan gangguan mata atau efek silau bagi pekerja.
b.
Suhu
Hasil yang kami dapat saat melakukan
pengukuran suhu di tempat tersebut yang kami ukur dari ruangan tersebut yaitu
sebesar 34.1ºC yang artinya itu sudah dia atas NAB ( nilai ambang batas). NAB
suhu yang ideal untuk suatau ruanagn dalam pabri ataupun di dalam ruangan yang
tidak menimbulkan efek untu pekerja yaitu 18-30 ºC. ini sudah menimbulkan efek
tidak nyaman bagi pekerja, dan bisa membuat pekerja dehidrasi.
C.
PENGENDALAIAN
RESIKO/BAHAYA
1) SUBSTITUSI
Pada
pabrik roti melakukan suatu pemusnahan atau mengganti apabila suatu alat
tersebut mengancam keselamatan para pekerja perusahan. Misalnya pada mesin
yang mengeluarka suara dia atas NAB harus di ganti dengan mesin yang tidak
terlalu menimbulkan suara kebisingan yang sanagt keras.
2) APD ( ALAT PELINDUNG DIRI )
Pada
pabrik roti ini yang kami temukan atau kami lihat APDnya hanya menggunakan masker saja, sedangkan yang lainnya seoerti
penutup kepala, sarung tangan dan sepatu tidak di gunkan karena kurangnya
kesadaran dari pihak pekerja itu sendiri padahal dari pihak pemilik pabrik
sudah menyapkan atau memeprsiapkan
3) ADMINISTRASI
Pengelolaan
menejemen administrasinya pada perusaahan ini sangat baik semua sudah
terstruktur dengan baik dan rapi, dan pemetaan bagian tugas juga sudah sangat
baik, intinya perusahaan ini mengelola administrasinya sangat bagus.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil pemaparan
diatas dapat disimpulkan bahwa pada kesehatan dan keselamatan kerja
khususnya pada pabrik sangat penting dilakukan, karena dapat meningkatkan
kesejahtraan, kesehatan dan terutama keselamatan kerja karyawan atau pekerja.
Penyediaan
perlindungan terhadap bahaya, prioritas pertama seorang majikan adalah
melindungi pekerjanya secara keseluruhan ketimbang secara individu. Penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD) hanya dipandang perlu jika metode-metode perlindungan
yang lebih luas ternyata tidak praktis dan tidak terjangkau.Sangat perlu adanya
manajemen lingkungan kerja dari pabrik agar seorang tenaga kerja berada dalam
keserasian sebaik-baiknya, yang berarti bahwa yang bersangkutan dapat terjamin
keadaan kesehatan dan produktifitas kerjanya secara optimal.
No comments:
Post a Comment