Friday, November 24, 2017

6 ALAT UKUR AHLI K3

6 ALAT UKUR AHLI K3 HARUS TAU, Sebagai tenaga kerja disebuah perusahaan alat-alat pengukur ini wajib harus diketahui. Berikut Ulasannya.
1.SOUND LEVEL METER
Kebisingan ditempat kerja pada dasarnya bersumber dari suara mesin, transmisi atau proses produksi lainnya. Kebisingan selain menimbulkan gangguan konsentrasi dalam bekerja juga dapat menimbulkan ketulian. Pengukuran kebisingan di tempat kerja dapat menggunakan SOUND LEVEL METER atau NOISE DOSIMETER.
2. HEAT STRESS APARATUS
Di Negara-negara tropis seperti Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailan dan lain-lain masalah yang banyak dihadapi dalam dunia kerja berupa tekanan panas (heat stress). Tekanan panas yang melebihi NAB dapat terjadi karena cuaca, adanya sumber panas pada proses produksi misalnya adanya tanur, dapur pemasak, boiler, bejana uap, heat exchanger dan sebagainya. Tekanan panas yang memajan pekerja hingga melebihi batas akan mengakibatkan kejang akibat panas, pingsan atau dapa memicu cepat lelahnya pekerja. Untuk mengukur tekanan panas dapat dilakukan dengan menggunakan “heat stress aparatuss”
3. VIBRATION METER
Di perusahaan-perusahaan kadang kala ada pekerja yang lengan atau tangannya sewaktu mengoprasikan alay kerja bergetar demikian hebat, sebagai contoh pekerja pengeras jalan, pekerja mesin bor dan sebagainya. Getaran yang memajan tangan atau lengan pekerja hingga melebihi batas setiap hari kerja, dapat mengakibatkan gangguan pada tulang sendi serta gangguan syaraf dan pembulu darah. Untuk mengukur getaran tersebut dapat menggunakan “Vibration Meter”.
4. UV RADIOMETER
Di tempat-tempat kerja yang menggunakan dapur pembakar, tanur peleburan logam atau terdapat pengelasan dengan busur listrik akan terjadi pemajaman radiasi UV terhadap pekerja yang berada didekatnya. Radiasi UV yang memajan melebihi batas seorang pekerja dapat mengakibatkan radang salah satunya selaput mata (conjungtivitis photoelectric). Untuk mengetahui secara pasti berapa mW/cm2, radiasi UV yang memajan pekerja, maka perlu dilakukan pengukuran denga UV Radiometer
5. DUST SAMPLER
Konentrasi debu yang melebihi batas diudara lingkungan kerja juga dapat menimbulkan berbagai penyakit akibat kerja apabila tidak dilakukan pengendalian secara cepat. Untuk mengetahui secara pasti berapa bds mg/m3 konsentrasi debu diudara lingkungan kerja, perlu dilakukan pengambilan sampel debu tersebut dengan menggunakan duts sampler dan selanjutnya hasil sampling diuji dilabolatorium dengan analitic balance dan sebagainya.
6. GAS MONITOR
pada perusahaan-perusahaan yang menggunakan bahan kimia tertentu, atau proses tertentu makan udara dilingkungan kerja mangandung gas-gas tertentu yang apabila melabihi NAB akan dapat berdampak negative terhadap kesehatan pekerja. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran konsentrasi gas berbahaya diudara lingkungan kerja. Pengukuran tersebut menggunakan “Gas Monitor”. Hasil pengukuran selanjutnya dilakukan analisa di labolatorium.

Monday, November 20, 2017

Khasiat Madu

Khasiat Madu Secara Ilmiah bagi anak sangatlah besar. Bahkan sebaliknya mereka menganjurkan justru anak-anak segara diajak menyukai madu, sebab ketika mereka sudah menyukainya, anda akan sangat mudah memberikan madu dalam campuran hidangan yang anda sajikan untuk keluarga.

Madu memberikan beberapa manfaat kesehatan yang luar biasa bagi tubuh, dari melawan berbagai penyakit, mempercepat penyembuhan luka dan juga memberikan tambahan energi yang luarbiasa besar. Bahkan, sangat cocok bagi anda yang sedang menjalankan program diet karena akan jauh lebih murah daripada mengkonsumsi suplemen dan obat-obatan yang dibeli dengan harga mahal.

Manfaat Madu Sebagai Penambah Energi 

Jika anda seorang yang suka olahraga, apalagi olahraga berat seperti gym misalnya, maka perlu anda coba mengamalkan madu sebagai suplemen tambahan. Madu adalah makanan tambahan yang sangat besar manfaatnya untuk menambah energi karena karbohidrat yang dikandungnya. Dalam kegiatan anda yang keras ketika berolahraga akan tergantikan dengan suplemen madu ini sehingga kekuatan anda ekstra 

Begitupun kandungan Glukosa dalam madu yang secara ilmiah paling mudah diserap oleh tubuh. Bahkan, disebuah jurnal kesehatan di Inggris di katakan, banyak atlet di negara itu yang menggunakan madu untuk membantu meningkatkan daya tahan mereka saat berlatih.

Selain itu, madu juga mengandung gula alami yang sangat membantu jika Anda ingin mencegah kelelahan otot selama latihan. Bahkan dikatakan, fruktosa yang dikandung madu dapat diserap lebih pelan dari glukosa dan ini sangat bermanfaat untuk melanjutkan latihan walaupun dalam stamina yang sudah capek sekalipun.

Manfaat Madu Untuk Mencegah Pengembangan Kanker

Banyak orang begitu khawatir dengan risiko kanker yang dideritanya. Meskipun madu tidak bisa menyembuhkan kanker, tapi madu secara alami sangat membantu mencegahnya. Madu sebenarnya mengandung flavonoid bunga yang secara ilmiah dapat meningkatkan tingkat antioksidan dalam sel-sel tubuh. Ia juga membantu memperkuat kapiler, melindungi kolagen tubuh dan menghilangkan radikal bebas.

Meskipun begitu tidak ada jaminan bahwa madu akan mencegah seseorang dari kangker, tapi mayoritas peneliti setuju bahwa madu adalah antiosidan paling hebat untuk mencegah tejadinya penyakit mematikan ini.

Dan lagi-lagi sebuah jurnal yang sama saya baca, madu ternyata secara ekstensif ceat diproses dalam tubuh dan sifat penyebaran sifat kangker (anti-kanker) dapat dengan cepat berkurang.

Nah khusus untuk penderita kangker seperti ini, disarankan untuk meminum madu asli yang warnanya agak pekat kecoklatan, karena kepekatan dalam madu menunjukkan madu tersebut memiliki lebih banyak antioksidan daripada madu yang berwarna bening

Manfaat Madu Untuk Peningkatan Sistem kekebalan Tubuh

Banyak orang yang rentan terhadap penyakit saat ini berusaha mengkonsumsi obat antibiotik kimia yang sebetulnya sangat berbahaya bagi tubuh. Mereka tidak mengetahui ada cara yang aman dan alami yakni dengan mengkosumsi madu secara rutin. Ini adalah cara paling bagus dan alami untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh tanpa perlu anda konsumsi obat antibiotik.

Penjelasannya begini, madu diketahui mengandung antimikroba yang dapat mencegah pertumbuhan bakteri dalam tubuh. Selain itu, ia juga memiliki enzim yang bisa menghasilkan hidrogen peroksida dan dapat membantu menjaga infeksi dari penyebaran penyakit apapun dalam tubuh.

Maka mulai saat ini, coba terapkan dalam keseharian anda, meminum madu walaupun sekadar anda campurkan dalam teh dan air hangat atau bisa juga dalam jus. Karena ini enak sekali, sebuah minuman yang enak dan sehat 

Manfaat Madu Untuk Menyembuhkan Luka Terutama Luka bakar

Anda mungkin pernah terkena luka, terutama luka bakar, maka yang anda fikirkan pertama kali adalah bagaimana anda menyingkirkan rasa sakit. Nah, ternyata madu bisa membantu anda mengurangi rasa sakit ini. Ia bahkan sangat baik dalam membantu tidak terjadinya pembengkakan.

Hal ini dikarenakan madu memiliki sifat antiseptik yang bisa menjaga luka agar tetap bersih, mencegah infeksi serta menghambat pertumbuhan bakteri. Madu juga menyerap kelembaban dari udara, yang berarti, itu dapat membantu luka dan luka bakar lebih cepat sembuh.

Karena itulah, banyak orang memanfaatkan madu sebagai pengobat luka karena bisa mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi munculnya bekas luka.

Manfaat Madu untuk Menambah Vitamin dan Mineral

Banyak orang membandingkan dosis harian madu untuk multivitamin biasa. Makanan ini mengandung beberapa vitamin penting, termasuk vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin B5, vitamin C, H dan P1. Madu juga mengandung mineral penting seperti kalsium, sulfur, besi, tembaga, seng, kalium, magnesium dan fosfat.

Dari daftar ini jelas bahwa untuk melihat mengapa madu bisa menjadi salah satu cara termudah jika ada kebetuan dalam proses diet yang lebih sehat. Anda perlu mempertimbangkan mengganti gula ada beberapa sajian makanan atau minuman, atau hanya makan satu sendok teh madu sekali atau dua kali sehari. 

Monday, November 6, 2017

FAKTOR LINGKUNGAN FISIK PENCAYHAYAAN, SUHU DAN KEBISINGAN TERKAIT INDIKATOR N.A.B PADA U.D DHARMA SAKTI


FAKTOR LINGKUNGAN FISIK
PENCAYHAYAAN, SUHU DAN KEBISINGAN TERKAIT INDIKATOR N.A.B
 PADA U.D DHARMA SAKTI





KELOMPOK I
I NYOMAN SABDA
MASKUROTHUL AINI
WIDATUL AMALIAH
RISTYA AYUNGINGSIH
GRAFIKA MANDALI




FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA TENGGARA BARAT
2017



1.      DEFINISI NILAI AMBANG BATAS (NAB)
Nilai ambang batas  (NAB) adalah nilai atau batas tertinggi dimana manusia mampu menahannya tanpa menumbulkan gangguan kesehatan selama 40 jam atau 5 hari dalam seminggu. Mungkin seperti itulah gambaran harfiah dari Nilai ambang batas.
Untuk zat-zat yang memiliki standar NAB, Udara, air, tanah, dan yang sebenernya Nilai ambang batas ini lebih terkhusus pada zat-zat kimia berbahaya, karena pertimbangan risiko, tingkat frekuensi dan tingkat kefatalan yang ditimbulkan oleh zat kimia tersebut maka perlu diupayakan adanya pengenalan, pengendalian dan penilaian.
a.       Nilai Ambang Batas  Getaran
Untuk mengetahui pengaruh getaran terhadap kesehatan kerja, maka perlu diketahui nilai ambang batas dari getaran ini. Cara untuk mengetahui nilai ambang batas dilakukan dengan mengukur getaran yang ada kemudian dibandingkan dengan NAB yang diijinkan.
Berikut ini NAB getaran berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP-51/MEN/1999.
Tabel Nilai Ambang Batas Getaran untuk Pemajanan Lengan dan Tangan
b.       Nilai Ambang Batas Suhu
Di Indonesia, parameter yang digunakan untuk menilai tingkat iklim kerja adalah Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB). Hal ini telah ditentukan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Kep-51/MEN/1999, Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Di Tempat Kerja, pasal 1 ayat 9 berbunyi :
“Indeks suhu Basah dan Bola (Wet Bulb Globe Temperature Index) yang disingkat ISBB adalah parameter untuk menilai tingkat iklim kerja yang merupakan hasil perhitungan antara suhu udara kering, suhu basah alami dan suhu bola”.
Untuk mengetahui iklim kerja di suatu tempat kerja dilakukan pengukuran besarnya tekanan panas salah satunya dengan mengukur ISBB atau Indeks Suhu Basah dan Bola (Tim Hiperkes, 2004), macamnya adalah:
1.      Untuk pekerjaan diluar gedung ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu radiasi + 0,1 suhu kering
2.      Untuk pekerjaan didalam gedung ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu radiasi

c.       Nilai Ambang Batas Penerangan 
Standar berdasarkan PMP NO. 7 / 1964 Untuk pekerjaaan membedakan barang-barang yang agak kecil  yang agak teliti paling sedikit 200 LUX ( ini yang di pakai dalam pengkuran penerangan pada praktikum k3 tentang penerangan).
1)      selain itu untuk penerangan darurat paling sedikit 5 lux
2)      halaman dan jalan di perusahaan paling sedikit 20 lux
3)      pekerjaaan yang membedakan barang kasar paling sedikit 50 lux
4)      pekerjaan membedakan barang-barang kecil sepintas lalu paling sedikit 100 lux
5)      pekerjaaan yang membedakan yang teliti dari bang yang kecil dan halus paling sedikit 300 lux
6)      perbedaan membedakan barang halus dengan kontras sedang dan dalam waktu lama antara 500-1000 lux
7)      pekerjan yang membedakan barang sangat halus dengan kontras yang sangat kurang untukwaktu lama paling sedikit 1000 lux

                               

2.      Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
a.       Lokasi                          : UD. Dharma sakti Percetakan
b.      Waktu                          : 4 November 2017
c.       Sasaran                         : alat-alat percetakan
1.   Mesin fotocopy
2.     Mesin jilid
3.     Mesin boor
4.     Cahaya ruangan
a.       Cahaya monitor
b.      Cahaya Lampu
d.      Alat Pengukur              :    Pencahayaan, Suhu Dan Getaran
a.       Digital LUX Meter                       
b.      Infrared Thermo Meter
c.       Digital Sound Level Meter


3.      Cara  Kerja / Penerapan Alat
a.       Getaran 
Saat mengukur alat/ mesin yang menimbulkan geteran di gunakan alat yang dinamakan sound level meter yang dimana di fungsikan untuk mengukur geteraran yang di tumbulkan oleh alat tersebut. Dimana alat yang kita ukur ilah alat Boor yang digunakan dalam perbaikan mesin-mesin jika mengalami kerusakan.
Ilustri gambar.
1.        Mesin boor
Dari Ilustri di atas  di terangkan bawah alat boor menimbulkan 2 hal yakni geteran dan kebisingan yang di timbulkan dari alat tersebut. Dari hasil yang di lakukan bahwa alat boor menimbulan kebisingan sebesar 105,4 dbs dalam jarak dekat dengan pengguna alat tersebut, akan tetapi jika di berjarak 1-2 meter mesin boor dapat di ukur kebisangan dari pekerja lain sekitar 40 dbs. Sehingga jika di kaitkan dengan NAB maksimal kebisingan 85db yang di anggap aman untuk penggunaan selama 8 jam.
b.      Suhu
Alat yang di gunakan saat mengukur suhu panas yang di timbuulkan oleh alat ialah Infrared Thermo Meter, yang dimnaa alat ini dapat mengukur suhu pada saat alat di oprasionalkan oleh pekerja
Ilustri Gambar 
Mesin Fotocopy
Dari ilustri gambar di atas bahwa mesin fotocopy dapat menimbukan suhu panas yang dimana saat pengoprasiannya sebesar 116 °C, mesin fotocopy sebelum di gunakan terlebih dahulu di lakukan pemanasan mesin selama 2 menit agar komponen mesin dapat maksimal dalam proses percetakan. Di lihat dari suhu yang di tumbulakan  dengan praturan NAB yang bersekitar 75-80°f ( 24-27 °C), akan tetapi dalam penggunaan mesin cotocopy ini tidak menimbulkan efek panas secara langusng pada manusia karena sudah di modifikasi yang penanganannnya tidak bersentuhan secara langsung dengan alat yang menyimpan panas.

c.       Cahaya
Cahaya sangat berperan penting dalam bekerja baik di dalam ruangan maupun di dlaam ruangan adapun alat yang di gunkan dalam pengukuran cahaya  yakni  LUX Meter, dimana di fungsikan keefisenan pekerja terhadap cahaya yang tersedia baik cahaya langsung ataupun tidak langsung.
Ilustri gambar pengukuran cahaya dalam ruangan

 Dari gambar diatas dapat di perhitungkan berapa jumlah cahaya yang tersedia di dalam ruangan tersebut
1.      Sudut ke1        : 74,1 lux
2.      Sudut ke2        : 26,1 lux
3.      Sudut ke3        : 19,0 lux
4.      Sudut ke4        : 44,7 lux
5.      Sudut ke5        : 56,1 lux
Cara menghitung
  
n
n = 44 lux
jika di kaitkan dengan NAB pencahayaan ruangan yang nilainya 200-300 lux meter, maka ruangan di atas kurang dari maksimal dalam kebutuhan cahaya di dalam ruangan yang menyebabkan bayangan.  Maka dari itu perlu  ditambahkan cahaya agar ketersediaan cahaya ruangan tersebut dapat maksimal.



4.      Kesimpulan
Dari data dan keterangan di atas  dapat di tarik kesimpulan bahwa pekerja harus mengetahui faktor fisik lingkungan yang di sebabkan alat mesin yang di gunakan untuk memproduksi barang, sehingga perlu dilakukan pengenalan, penilaian dan pengendalian alat/ mesin yang digunakan.
Dari 3 uji alat untuk mengukur faktor fisik di tempat  kerja dari segi ( geteran.  Suhu dan pencahayaan ), bahwa  UD. DHARMA SAKTI       dapat di katakan kurang maksimal hal ini dapat di lihat dari suhu mesin yang di timbulkan melebihi NAB yang di tetapkan, serta kebisingan yang diimbulkan alat secara langsung juga melebihi batas NAB dan juga dari pencahyan dalam ruangan kurang dari NAB yang di tetepkan.
























MAKALAH KESEHATAN KERJA & HYPERKES ‘’PENGENALAN, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN KEBISINGAN, SUHU DAN PENCAHAYAAN’’


MAKALAH
KESEHATAN KERJA & HYPERKES
‘’PENGENALAN,  PENILAIAN DAN PENGENDALIAN KEBISINGAN, SUHU DAN PENCAHAYAAN’’
DOSEN PENGAJAR : Alphacino Junido L., SKM

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
1. AFRIYANA WIDIA UTAMI
2. DHODY ARDI PRATAMA
3. ELLI MULADI
4. ELLI SUMIATIN
5. INSIAH
6. KARMILA
7. NUR FADILAH

FAKUTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2017


BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
       Setiap hari manusia terlibat pada suatu kondisi lingkungan kerja yang berbeda-beda dimana perbedaan kondisi tersebut sangat mempengaruhi terhadap kemampuan manusia. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik dan mencapai hasil yang optimal apabila lingkungan kerjanya mendukung. Manusia akan mampu melaksanakan pekerjaannya dengan baik apabila ditunjang oleh lingkungan kerja yang baik. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan sebagai lingkungan kerja yang baik apabila manusia bisa melaksanakan kegiatannya dengan optimal dengan sehat, aman dan selamat. Ketidak-beresan lingkungan kerja dapat terlihat akibatnya dalam waktu yang lama. Lebih jauh lagi keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak yang tentunya tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien dan produktif.
       Lingkungan kerja yang nyaman sangat dibutuhkan oleh pekerja untuk dapat bekerja secara optimal dan produktif, oleh karena itu lingkungan kerja harus ditangani dan atau di desain sedemikian sehingga menjadi kondusif terhadap pekerja untuk melaksanakan kegiatan dalam suasana yang aman dan nyaman. Evaluasi lingkungan dilakukan dengan cara pengukuran kondisi tempat kerja dan mengetahui respon pekerja terhadap paparan lingkungan kerja
       Salah satu faktor yang berasal dari luar adalah kondisi fisik lingkungan kerja yaitu semua keadaan yang terdapat di sekitar tempat kerja seperti temperatur, kelembapan udara, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, warna dan lain-lain. Hal-hal tersebut dapat berpengaruh secara signifikan terhadap hasil kerja manusia.
        Lingkungan kerja yang baik dan sesuai dengan kondisi manusia (pekerja) tentu saja akan memberikan pengaruh yang besar terhadap pekerja itu sendiri dan tentu saja terhadap produktivitas kerja yang dihasilkan. faktor lingkungan kerja seperti kebisingan, temperatur, getaran dan pencahayaan merupakan suatu masalah yang harus ditangani secara serius dan berkesinambungan. Suara yang bising, temperatur yang panas getaran dan pencahayaan yang kurang di dalam tempat kerja merupakan salah satu sumber yang mengakibatkan tekanan kerja dan penurunan produktivitas kerja. Dalam setiap pekerjaan, selalu ada risiko kegagalan (risk of failures) pada setiap proses/aktivitas pekerjaan. Dan saat kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapa pun kecilnya akan mengakibatkan efek kerugian (loss). Karena itu sedapat mungkin dan sedini mungkin, kecelakaan/potensi kecelakaan kerja harus dicegah/dihilangkan, atau setidak - tidaknya dikurangi dampaknya. Penanganan masalah keselamatan kerja di dalam sebuah perusahaan harus dilakukan secara serius oleh seluruh komponen pelaku usaha, tidak bisa secara parsial dan diperlakukan sebagai bahasan-bahasan marginal dalam perusahaan.
        Kesehatan lingkungan kerja adalah ilmu dan seni yang ditunjukkan untuk mengenal,     mengevaluasi dalam mengendalikan semua faktor-faktor dan stres lingkungan di tempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, kesejahteraan, kenyamanan dan efisiensi dikalangan pekerjaan dan masyarakat. Tujuan utama dari kesehatan lingkungan kerja adalah melindungi pekerja dan masyarakat sekitar di suatu tempat kerja atau perusahaan dari bahaya-bahaya yang mungkin timbul. Untuk dapat mengantisipasi dan mengetahui kemungkinan bahaya lingkungan kerja yang diperkirakan dapat menimbulkan penyakit akibat kerja, utamanya terhadap pekerja, ditempuh tiga langkah utama yaitu: pengenalan, penilaian dan pengendalian dari berbagai bahaya dan resiko kerja. Tenaga kerja merupakan segmen populasi yang menjadi sangat penting dalam era ini, sehubungan dengan produktivitas industri. Sehingga dengan demikian penyelenggaraan program kesehatan dan keselamatan kerja yang bertujuan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal serta melindungi tenaga kerja dari resiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatan kerja menjadi sangat penting.

B.   TUJUAN
1.       Mengetahui secara fisik tentang pengenalan, penilaian dan pengendalian suatu kebisingan, suhu, dan pencahayaan di tempat kerja.
2.       Mengukur dan menganalisis faktor - faktor dari  kebisingan, suhu dan pencahayaan di tempat kerja.
3.       Memenuhi tugas mata kuliah dan memberikan informasi terkait kondisi lingkungan fisik kerja.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.  DEFINISI
1.    KEBISINGAN
A.    Pengertian Kebisingan
             Kebisingan adalah bunyi yang didengar sebagai rangsangan-rangsangan pada telinga oleh getaran-getaran melalui media elastis, dan manakala bunyi-bunyi tersebut tidak dikehendaki. Menurut Prabu, Putra (2009) bising adalah suara yang mengganggu, sedangkan Menurut Ikron I Made Djaja, Ririn A.W, (2005) bising adalah bunyi yang tidak dikehendaki yang dapat mengganggu dan atau membahayakan kesehatan.
             Kebisingan juga dapat disebut sebagai bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan lingkungan yang dinyatakan dalam satuan desibel (dB). Berdasarkan Kepmenaker, kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat, proses produksi yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan pendengaran.
        Sumber bising ialah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap mengganggu pendengaran baik dari sumber bergerak maupun tidak bergerak. Umumnya sumber kebisingan dapat berasal dari kegiatan industri, perdagangan, pembangunan, alat pembangkit tenaga, alat pengangkut dan kegiatan rumah tangga.
        Dalam lingkungan Industri, sumber kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu :
1.      Mesin. Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin.
2.      Vibrasi. Kebisisngan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat  gesekan, benturan atau ketidak seimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada roda gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain-lain.
3.      Pergerakan udara, gas dan cairan. Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, jet, flare boom, dan lain-lain.


B.     Jenis – Jenis Kebisingan
Berdasarkan sifat dan spektrum frekuensi bunyi, bising dapat dibagi atas :
1)   Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas. Bising ini relatif tetap dalam batas kurang dari 5 dB untuk periode 0,5 berturut-turut. Misalnya, mesin, kipas angin, dapur pijar.
2)   Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit. Bising ini juga relatif tetap, akan tetapi hanya ia hanya mempunyai frekuensi tertentu saja pada frekuensi 500, 1000, dan 4000 Hz). misalnya gergaji serkuler, katup gas.
3)   Bising terputus-putus (intermitten). Bising disini tidak terjadi secara terus menerus, melainkan ada periode relatif tenang. misalnya suara lalu lintas, kebisingan dilapangan kapal terbang,
4)   Bising implusif, bising jenis ini memiliki perubahan tekanan suara melebihi 40 dB dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya. Misalnya tembakan, ledakan mercon, meriam.
5)   Bising implusif berulang, sama dengan bising implusif hanya saja disini terjadi secara berulang-ulang. Misalnya mesin tempa.

C.    Pengaruh Bising Pada Manusia
Bising menyebabkan berbagai gangguan terhadap manusia, seperti gangguan fisiologis, psikologis, komunikasi, dampak bising terhadap manusia yaitu sebagai berikut :
a.         Gangguan fisiologis, yaitu: Gangguan yang langsung terjadi pada faal manusia  dapat berupa peredaran darah terganggu, otot-otot menjadi tegang, peningkatan nadi, dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.
b.        Gangguan Psikologis, yaitu: Gangguan secara tidak langsung dan sukar di ukur, hal ini tergantung kepada pribadi masing-masing seperti rasa tidak nyaman, jenuh, lelah, dan marah. Lingkungan pribadi maupun umum dan sifat bising seperti menonton tidak mengganggu, tidak bisa di ramalkan menggangu.
c.         Gangguan Pendengaran, yaitu: Pada gangguan Pendengaran dapat diartikan sebagai perubahan pada tingkat pendengaran yang berakibat kesulitan dalam melaksanakan kehidupan normal , biasanya dalam hal memahami pembicaraan.
2.    PENCAHAYAAN
A.  Pengertian Pencahayaan/ Penerangan
Pencahayaan didefinisikan sebagai jumlah cahaya yang jatuh pada permukaan. Satuannya adalah lux (1 lm/m2), dimana l m adalah lumens atau lux cahaya. Alat pengukur intensitas cahaya adalah Lux Meter. Salah satu faktor penting dari lingkungan kerja yang dapat memberikan kepuasan dan produktivitas adalah adanya penerangan yang baik. Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan pekerja dapat melihat obyek-obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu.

B.  Fungsi Pencahayan
        Fungsi utama penerangan ditempat kerja adalah untuk menerangi objek pekerjaan agar terlihat jelas, mudah dikerjakan dengan cepat, dan produktifitas dapat meningkat. Pencahayaan tersebut dapat diatur sedemikian rupa yang disesuaikan dengan kecermatan atau jenis pekerjaan sehingga memelihara kesehatan mata dan kegairahan kerja, sebab rendah atau tingginya intensitas cahaya bahkan dapat menimbulkan kecelakaan kerja.

C.  Sistem Penerangan Di Tempat Kerja.
Sistem pencahayaan di ruangan, termasuk di tempat kerja dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu:
1.      Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting).
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi. Sistm ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu.
2.      Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting).
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki effiesiean pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien pemantulan antara 5-90%.

3.      Sistem Pencahayaan Difusi (general diffus lighting).
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit dan dindng. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas.
4.      Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting).
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan baik.
5.      Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting).
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.

3.   SUHU/TEMPERATUR
A.    Temperatur
       Iklim kerja merupakan keadaan lingkungan kerja yang diukur dari perpaduan antara suhu udara, kelembaban udara, kecepatan aliran udara, dan suhu radiasi. Tekanan panas (heat stress) adalah beban iklim kerja yang diterima oleh tubuh. Kapan tubuh harus mengeluarkan panas dan kapan tidak, ketahanan tubuh tetap stabil sekitar 37º C, ini diatur oleh kulit tubuh dan kelenjar keringat.
            Jika suhu tubuh menurun dibawah 35º C (Hypothermia) atau meningkat sampai 40,6º C (hyperthemia), maka beberapa radiasi kimia dan aktivitas enzim dalam tubuh akan terganggu. Jika suhu tubuh menurun sampai bawah 27º C atau meningkat diatas 42º C, maka semua sel tubuh akan mati. Tubuh manusia akan selalu berusaha mempertahankan kondisi normalsistem tubuh dengan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di luar tubuh. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan temperatur ruang adalah jika perubahan temperatur luar tubuh tidak melebihi 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin.
B.     Kelembapan
    Kelembaban udara adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara (dinyatakan dalam %). Kelembaban ini dipengaruhi oleh temperatur udaranya. Dimana dengan meningkatnya temperatur udara maka kelembaban semakin menurun. Suatu keadaan dimana udara sangat panas dan kelembaban tinggi akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran. Disamping itu akan menyebabkan semakin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaraan darah untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen.
C.    Macam – Macam Iklim Kerja
a.       Iklim Kerja Panas
Iklim kerja panas merupakan meteorologi dari lingkungan kerja yang dapat disebabkan oleh gerakan angin, kelembaban, suhu udara, suhu radiasi dan sinar matahari. Salah satu kondisi yang disebabkan oleh iklim kerja yang terlalu tinggi adalah apa yang dinamakan dengan  Hear Stress ( tekanan panas). Tekanan panas adalah keseluruhan beban panas yang diterima tubuh yang merupakan kombinasi dari kerja fisik, faktor lingkungan ( suhu udara, tekanan uap air, pergerakan udara, perubahan panas radiasi ) dan faktor lain. Tekanan panas akan berdampak pada terjadinya :
1.      Dehidrasi
Dehidrasi adalah penguapan yang berlebihan yang akan mengurangi volume darah dan pada tingkat awal aliran darah akan menurun dan otak akan kekurangan oksigen.
     2.      Heat rash
Gejala ini bias berupa lecet terus menerus dan panas disertai gatal yang menyengat.
   3.      Heat Fatique
    Gangguan pada kemampuan motorik dalam kondisi panas. Gerakan tubuh menjadi lambat, kurang waspada terhadap tugas.

4.      Heat cramps
       Kekejangan otot yang diikuti penurunan sodium klorida dalam darah sampai tingkat kritis. Dapat terjadi sendiri atau bersama dengan kelelahan panas, kekejangan timbul secara mendadak.
5.      Heat exhaustion  : dikarenakan kekurangan cairan tubuh
6.      Heat Sincope
Keadaan kolaps atau kehilangan kesadaran selama pemajanan panas dan tanpa    kenaikan suhu tubuhatau penghentian keringat.
7.      Heat stroke
Kerusakan serius yang bekaitan dengan kesalahan pada pusat pengatur suhu tubuh. Pada kondisi ini mekanisme pengatur suhu tidak berfungsi lagidisertai hambatan proses penguapan secara tiba-tiba.

b.      Iklim kerja dingin
Pengaruh suhu dingin dapat mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot. Sedangkan pengaruh suhu ruangan sangat rendah terhadap kesehatan dapat mengakibatkan penyakit yang terkenal yang disebut dengan chilblains, trench foot dan  frostbite. Pencegahan terhadap gangguan kesehatan akibat iklim kerja suhu dingin dilakukan melalui seleksi pekerja yang “fit” dan penggunaan pakaian pelindung yang baik. Disamping itu, pemeriksaan kesehatan perlu juga dilakukan secara periodik.










BAB III
PEMBAHASAN

1.      WAKTU DAN TEMPAT
Hari                 : Jum’at
Waktu             : 10:00 – 12:00
Tanggal           : 03 – November 2017
Tempat            : PT. INDOCEMENT, Lembar Selatan, Kabupaten Lombok Utara.

2.      HASIL KEGIATAN
Dalam melakukan pengamatan, kelompok kami melakukan pengukuran kebisingan, suhu dan pencahayaan di lingkungan pabrik PT.INDOCEMENT, adapun kegiatanya sebagai berikut :
1.      Mengukur Kebisingan :
A.   Alat  : Alat yang di gunakan untuk mengukur kebisingan yaitu Sound Level Meter dengan satuan dB (desibel).
B.       Cara Pengukuran : Posisikan Sound Level Meter pada kedudukan yang merepresentasikan tingkat intensitas bisisng di tenpat kerja itu sendiri, kemudian tekan tombol On pada alat, kemudian saat mengukur alat diletakkan setinggi telinga, arahkan microphone alat pada rambatan gelombang suara, lalu liat hasilnya.
C.   Hasil Pengukuran : Kebisingan ruangan di area tempat kerja adalah 73,3 dB
D.  Pengendalian Kebisingan :
1.      Memakai APD (Alat Pelindung Diri), seperti misalnya memakai penutup telinga (ear murf)  dan penyumbat telinga (ear pluq) yang disesuaikan dengan tingkat kebisingan di tempat kerja, memakai kaca mata pelindung, masker dan helm ber-SNI.
2.      Isolasi yaitu menjauhkan diri dari sumber suara, sehingga dapat melindungi orang dari epidemik bising, usaha ini dilakukan dengan jalan mengadakan isolasi ruangan atau alat-alat penyebab kebisingan dengan jalan menempatkan bahan-bahan yang mampu menyerap suara sehingga suaara-suara yang keluar tidak lagi merupakan gangguan bagi ligkungan.
3.      di luar ruangan, dan dinding pembatasnya menggunakan bahan (akustik, kayu, bata/batu).
4.      Pengurangan kebisingan pada sumbernya, hal ini bisa dilakukan dengan menempelkan alat peredam suara pada alat yang bersangkutan. Pada waktu sekarang penelitian dan perencanaan yang disertai teknologi modern, mesin-mesin baru yang mutakhir tidak lagi banyak menimbulkan kebisingan. Suara yang ditimbulkan juga suda tidak lagi mengganggu dan membahayakan lingkungan
Jadi, Hasil penilaian yang kami dapatkan setelah melakukan pengukuran kebisingan dengan menggunakan alat Sound Level Meter, adalah sebesar 73,3 desibel (dB), nilai tersebut dapat dikatakan tidak berbahaya atau tingkat resikonya rendah, karena jika di bandingkan dengan NAB kebisisngan bedasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 51/MEN/1999 yang merupakan pembaharuan dari Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. 01/MEN/1978, dan Keputusan Menteri Kesehatan No: 405/Menkes/SK/XI/2002 besarnya rata-rata 85 dB-A.
2.      Mengukur Suhu atau Temperatur (Kelembaban)
A.  Alat : Infrared Termometer
B.  Cara Pengukuran : Tekan tombol On pada alat tersebut, lalu arahkan alat kepada permukaan benda tanpa harus menyentuh permukaan tersebut, kemudian tembakkan sinar infrared pada dinding.
C.  Hasil Pengukuran : Suhu/temperatur ruangan tempat kerja di perusahaan   tersebut yaitu : 38,1◦C.
D.  Pengendalian Suhu/Temperatur :
·         Eliminasi
Suhu tubuh harus dijaga agar tetap berada pada suhu normal agar seluruh organ tubuh dapat bekerja dengan normal. Jika terjadi perubahan temperatur tubuh maka beberapa fungsi organ tubuh akan terganggu. Sistem metabolisme tubuh secara alami dapat bereakasi untuk menjaga kenormalan suhu tubuh seperti dengan keluarnya keringat, menggigil dan meningkatkan/mengurangi aliran darah pada tubuh.Untuk pengaturan suhu tubuh secara eksternal ada 7 faktor yang harus dikontrol yaitu: suhu udara, kelembapan, kecepatan udara, pakaian, aktivitas fisik, radiasi panas dari berbagai sumber panas dan lamanya waktu terpaan panas.
·         Subtitusi
Untuk mengendalikan pengaruh pemaparanter kanan panas terhadap tenaga kerja perlu dilakukan koreksi tempat kerja, sumber-sumber panas lingkungan dan aktivitas kerja yang dilakukan. Secara ringkas teknikpengendalianterhadap pemaparan tekanan panas di perusahaan dapatdijelaskan sebagai berikut:
1)         Mengurangi beban panas radiasi dengan cara:  menurunkan temperatur udara dan proses kerja yang menghasilkan panas.
2)         Mengurangi temperatur dan kelembaban.
 Cara ini dapat dilakukan melalui ventilasi pengenceran (dilution ventilation) atau pendinginan secara mekanik (mechanicalcooling). Cara ini telah terbukti secara dramatis dapat menghemat  biaya dan meningkatkan kenyamanan.
·         Alat Pelindung Diri
Penggunaan tameng panas dan alat pelindung yang  dapat memantulkan panas atau pakaian pelindung yakni pakaian khusus berbahan reflektif atau pakaian pendingin dapat melindungi pekerja dari panas yang berlebihan, disamping itu menggunakan bedak penghilang keringat juga penting untuk mencegah biang keringat, kaca mata, sarung tangan dari kulit dan sepatu kerja.

Jadi, dalam pengukuran suhu ruangan, hasil yang didapat adalah sebesar 38,1◦C, sedangkan standar NAB untuk suhu/kelembaban bedasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor:1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang pedomanan penyehatan udara dalam ruangan kerja adalah 180 C-300 C. Sehingga suhu ruangan tempat kerja pada pabrik tersebut masih di bawah standar atau masih dikatakan aman.







3.      Mengukur Pencahayaan :
A.    Alat : Lux Meter
B.     Cara Pengukuran : Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor, bawa alat ketempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik pengukuran untuk intensitas penerangan setempat atau umum, baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat sehingga
didapat nilai angka yang stabil, cacat hasilnya kemudian hitung hasilnya
dimulai dari pojok kiri lalu pojok kanan kemudian di tengah, hitungannya sebagai berikut: 15,29+24,0+22,8+17,8+46,0:5 =25,178 lm/m2.

         
                               

                                                                                     
                              





A.    Hasil Pengukuran : hasil yang didapatkan yaitu 25,178 lm/m2
B.     Pengendalian Pencahayaan :
1.      Memakai APD (Alat Pelindung Diri), seperti misalnya memakai kaca mata kobalt biru bagi mereka yang bekerja menghadapi pancaran cahaya infra merah.Selain itu sinar matahari juga mengandung cahaya ultra ungu. Untuk itu mencegah timbulnya efek cahaya ultra ungu pada mata maka tenaga kerja yang menghadapi cahaya tersebut perlu memakai kaca mata berlapis timah hitam.
2.      Mengatur kondisi lingkungan kerja seperti banyak bukaan-bukaan untuk masuknya cahaya alami, dan ventilasi.
3.      Mengatur intensitas penerangan di lingkungan kerja, agar cahaya tak terlalu silau atupu terlalu redup.
4.      Pengecekan, pembersihan, penggantian berkala alat-alat yang digunakan sebagai sumber cahaya.
Dengan pengendalian faktor - faktor yang berbahaya di lingkungan kerja diharapkan akan tercipta lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan produktif bagi tenaga kerja. Hal tersebut dimaksudkan untuk menurunkan angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja sehingga akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja.


Jadi, dalam pengukuran Pencahayaan di dapatkan hasilnya yaitu : 25,178 lm/m2, apabila di bandingkan dengan standar NAB Menurut PermenKes Nomor:1405/Menkes/SK/XI/2002 adalah 40-50 lux, apabila pekerjaannya membedakan barang - barang yang besar minimum, karena bekerja di perusahaan semen. Sehingga dapat dikatakan pencahayaan yang digunakan   kurang memenuhi standar, karena  kurang dari 40-50 lux. Apabila tidak memenuhi standar pencahayaan maka para pekerja akan mengalami resiko kerusakan pada matanya.





















BAB IV
PENUTUP
1.      KESIMPULAN
Dalam pelaksanaan kunjungan di tempat kerja untuk menganalisis pengendalian, pengukuran dan pengenalan faktor fisik dalam lingkungan kerja kami melakukan pengukuran kebisingan, suhu dan pencahayaan. Adapun hasil yang kami dapatkan yaitu :
a)      Mengukur Kebisingan :
·         Alat  : Alat yang di gunakan untuk mengukur kebisingan yaitu Sound Level Meter dengan satuan dB (desibel).
·         Cara Pengukuran : Posisikan Sound Level Meter pada kedudukan yang merepresentasikan tingkat intensitas bisisng di tenpat kerja itu sendiri, kemudian tekan tombol On pada alat, kemudian saat mengukur alat diletakkan setinggi telinga, arahkan microphone alat pada rambatan gelombang suara, lalu liat hasilnya.
·         Hasil Pengukuran : Kebisingan ruangan di area tempat kerja adalah 73,3 dB
·         Hasil penilaian yang kami dapatkan setelah melakukan pengukuran kebisingan dengan menggunakan alat Sound Level Meter, adalah sebesar 73,3 desibel (dB), nilai tersebut dapat dikatakan tidak berbahaya atau tingkat resikonya rendah, karena jika di bandingkan dengan NAB kebisisngan bedasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 51/MEN/1999 yang merupakan pembaharuan dari Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. 01/MEN/1978, dan Keputusan Menteri Kesehatan No: 405/Menkes/SK/XI/2002 besarnya rata-rata 85 dB-A.
b)      Mengukur Suhu atau Temperatur (Kelembaban)
·         Alat : Infrared Termometer
·         Cara Pengukuran : Tekan tombol On pada alat tersebut, lalu arahkan alat kepada permukaan benda tanpa harus menyentuh permukaan tersebut, kemudian tembakkan sinar infrared pada dinding.
·         Hasil Pengukuran : Suhu/temperatur ruangan tempat kerja di perusahaan   tersebut yaitu : 38,1◦C.
·         Pengendalian Suhu/Temperatur :
·         Jadi, dalam pengukuran suhu ruangan, hasil yang di dapat adalah sebesar 38,1◦C, sedangkan standar NAB utuk suhu/kelembaban bedasarkanPeraturanMentriKesehatanNomor:1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang pedoman penyehatan udara dalam ruangan kerja adalah 180-300 C. Sehingga suhu ruangan tempat kerja pada pabrik tersebut masih di bawah standar atau masih di katakana aman.
c)      Mengukur Pencahayaan:
·         Alat : Lux Meter (lm/m2)
·         Cara Pengukuran :
·         Hasil Pengukuran : hasil yang didapatkan yaitu 25,178 lm/m2.
·         Jadi, Jadi, dalam pengukuran Pencahayaan di dapatkan hasilnya yaitu : 25,178 lm/m2, apabila di bandingkan dengan standar NAB Menurut PermenKes Nomor:1405/Menkes/SK/XI/2002 adalah 50 lux, sehingga dapat dikatakan memenuhi standar.
2.      SARAN
A.    Dalam Pengendalian Kebisingan Gunakan alat pelindung diri seperti penutup telinga dan penyumbat telinga jika terpapar langsung dengan kebisingan, sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan kesehatan, serta hindari berada di lingkungan kebisingan atau tempat kerja yang terpapar kebisisngan terlalu lama. Mengubah sistem kerja pada pegawai seperti pergantian jam kerja pada pegawai atau shift kerja bergantian antara pegawai.
B.     Pengendalian Suhu/Kelembaban agar dapat mengurangi kenaikan suhu pada tempat kerja, usahakan dipasang alat pendingin, seperti kipas angin atau AC. Memasang ventilasi yang sesuai dengan ruangan, serta memasang jendela agar pertukaran udara lancar. Serta pemilihan cat tembok ruangan yang tidak gelap, tetapi warna tembok yang netral atau warna muda seperti warna putih, biru muda, atau hijau muda dll.
C.     Pengendalian penerangan atau pencahayaan di lingkungan kerja harus senantiasa di perhatikan oleh pemilik usaha atau tempat kerja karena tidak hanya akan menimbulkan kerugian materi namun juga menimbulkan peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi,serta dapat menurunkan angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja.
DAFTAR PUSTAKA

¾    Arya, wisnu.2004.Dampak Pencahayaan Di Tempat Kerja.Yogyakarta:Penerbit Andi

¾    Kadir, sunarto, 2010, Dasar-dasar Kesehatan Lingkungan. Gorontalo: Universitas negeri Gorontalo. http://ellyaniabadi.blogspot.co.id/2014/10/hyperkes-suhu-dan-getaran.html. Di akses pada tanggal 30 Oktober tahun 2017 pada jam 21: 30 WIB.

¾    Machfoeds, ircham, 2003, Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: fitramaya. http://ekapangestuwa.blogspot.co.id/2016/08/laporan-praktikum-pengukuran-suhu-dan.html. Di akses pada tanggal 2 November 2017 pada jam 21:32 WIB.
¾    Mulia, ricki, 2005, Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta: Grahara Ilmu.
¾    Soedomo, mustikahadi. 2001.Pencemaran Udara.Bandung:ITB Bandung. http://jurnalingkungankerja.wordpress.com/pencahayaan/html.  Di akses pada tanggal 30 Oktober tahun 2017 pada jam 20:17 WIB.
¾    http://ellyaniabadi.blogspot.co.id/2014/10/hyperkes-suhu-dan-getaran.html. Di akses pada tanggal 2 November 2017 pada jam 21:35 WIB.










LAMPIRAN :

Tampilan arsip Teratas

PSEA (Protection from Sexual Exploitation and Abuse)

PERKENALAN PSEA (Protection from Sexual Exploitation and Abuse) Dalam semua konteks di mana lembaga atau organisasi pembangunan dan/atau ban...

Tampilan Arsip Populer