Tugas HIGENE PERUSAHAAN
” ANALISIS KELELAHAN MATA PEKERJA SEBELUM DAN
SESUDAH BEKERJA PADA INTENSITAS PENERANGAN
DIBAWAH STANDAR DI RUANGAN OFFICE
PT. BUMA JOBSITE ADARO”
Semester
iV
Oleh
ANDINI RAMADHANI
Fakultas kesehatan masyarakat
Universitas nusa tenggara barat
2014/2015
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya, sehingga
tugas kritikan Ilmiah ini dapat saya
selesaikan Sebagai Tugas Mata Kuliah Hygene Perusahaan, Dengan
Judul “Analisis Kelelahan Mata
Pekerja Sebelum Dan Sesudah Bekerja Pada Intensitas Penerangan Dibawah Standar
Di Ruangan Office PT. Buma Jobsite Adaro”
Sebagai bahan pembelajaran saya
dengan harapan dapat di terima dan di pahami bersama. Alhamdulillah
tugas ini dapat saya selesaikan, meskipun dalam proses penyusunan ada beberapa
masalah, namun dengan izin Allah SWT, hambatan itu dapat saya atasi. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun selalu saya harapkan dan
saya terima dengan senang hati.
A.
Latar
Belakang
Tenaga kerja dalam melakukan segala macam aktivitas
kerjanya selalu memerlukan penerangan. Penerangan adalah suatu cahaya yang
mengenai suatu permukaan benda atau obyek yang menyebabkan terang permukaan
benda tersebut dan obyek benda-benda yang berada di sekitarnya dan berpengaruh
terhadap kesehatan (Gempur Santoso, 2004).
Penerangan yang buruk dapat mengakibatkan dampak yang
negative terhadap tenaga kerja, yang mengakibatkan terjadinya kelelahan mata,
kelelahan mental, keluhan pegal disekitar mata, kerusakan alat penglihatan dan
memungkinkan kecelakaan (Tarwaka dkk, 2004).
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di PT.
Bukit Makmur Mandiri Utama Jobsite Adaro, penulis melakukan pengukuran
terhadap penerangan di kantor PT. Bukit Makmur Mandiri Utama dengan hasil
pengukuran rata-rata adalah 85,56 Luks. Dan berdasarkan hasil interview dengan
pekerja PT Buma Jobsite Adaro, mereka merasakan keluhan penerangan yang
buruk yang menyebabkan mata mereka merasa lelah.
Dengan mengacu pada peraturan yang ada, maka penulis
ingin mengadakan penelitian mengenai perbedaan kelelahan mata pekerja sebelum
dan sesudah bekerja pada intensitas penerangan dibawah standar di ruangan Office
PT. Buma Jobsite Adaro. Karena menurut penulis, pencahayaan atau
penerangan umum di kantor PT. Bukit Makmur Mandiri Utama tersebut dibawah
standar yang diperkenankan.
B.
Rumusan
Masalah
Adakah perbedaan kelelahan mata pekerja sebelum dan
sesudah bekerja pada intensitas penerangan dibawah standar di ruangan Office
PT.Buma Jobsite Adaro?
C.
Tujuan
1. Tujuan
Umum Penelitian :
Untuk mengetahui analisa
hasil kelelahan mata sebelum dan sesudah bekerja pada intensitas penerangan
dibawah standar di ruangan Office PT.Buma Jobsite Adaro.
2. Tujuan
Khusus Penelitian :
a. Untuk
mengetahui tingkat penerangan umum diruang office PT. Bukit Makmur
Mandiri Utama Jobsite Adaro.
b. Untuk
mengetahui tingkat kelelahan mata sebelum dan sesudah bekerja pada intensitas
penerangan dibawah Standar di ruangan office PT. Buma Jobsite Adaro.
D.
Variable
Penelitian
1. Variabel
Bebas, dalam penelitian ini adalah Intensitas Penerangan.
2. Variabel
Terikat dalam penelitian ini adalah kelelahan mata.
3. Variabel
Pengganggu dalam penelitian, yaitu : lama kerja, usia, konsumsi obatobatan,
penyakit Diabetes Militus dan hipertensi.
Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik yaitu penelitian yang
menjelaskan adanya pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian
hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (Azwar, 2005).
E.
Landasan
Teori
1. Penerangan
a. Definisi
penerangan
Penerangan umum adalah penerangan
diseluruh area tempat kerja (SNI 16-7062-2004).
Penerangan setempat adalah penerangan di
tempat obyek kerja, baik berupa meja kerja maupun peralatan (SNI 16-7062-2004).
Penerangan yang baik memungkinkan tenaga
kerja melihat obyek yang dikerjakannya secara jelas, cepat, dan tepat. Lingkungan
kerja memiliki penerangan yang buruk dapat mengakibatkan : kelelahan mata,
kelelahan mental, keluhan pegal-pegal di daerah mata, dan sakit kepala di
sekitar mata, kerusakan alat penglihatan dan meningkatnya kecelakaan (Suma’mur
PK, 1993).
b. Sumber
Penerangan
·
Penerangan Alami
·
Penerangan Buatan
c. Jenis
lampu sumber penerangan buatan
Menurut Siswanto (1993) ada 3 jenis lampu
sebagai sumber penerangan buatan yaitu:
·
Lampu Pijar (Incandescent Lamp)
·
Lampu Pelepasan Listrik Bertekanan Rendah (Electric
Dicharge Lamp atau Flourescen Lamp)
·
Lampu Pelepasan Listrik Bertekanan Tinggi (Mercury
Vapor Lamp)
d. Kualitas
Cahaya atau Penerangan
Menurut Suma’mur (1993), kualitas
penerangan terutama ditentukan oleh kesilauan langsung (direct glare) atau
kesilauan karena pantulan cahaya dari permukaan yang mengkilap (reflected
glare) dan bayangan (shawdows). Kesilauan adalah cahaya yang tidak
diinginkan (Unwanted light) yang dapat menyebabkan rasa ketidaknyamanan,
gangguan (annouyance), kelelahan mata atau gangguan penglihatan.
e. Sistem
Pendekatan Aplikasi Penerangan di Tempat Kerja
Secara
umum dapat dilakukan melaluai pendekatan yaitu :
1) Desain
tempat kerja untuk menghindari problem penerangan
2) Identifikasi
dan penilaian problem dan kesulitan penerangan agar masalah penerangan dapat
ditangani dengan baik (Tarwaka dkk, 2004).
2. Intensitas
Penerangan
Intensitas penerangan adalah banyaknya
cahaya yang tiba pada satu luas permukaan (Ruslan, Riwidikdo, 2009).
Intensitas penerangan merupakan suatu
aspek lingkungan fisik yang penting untuk keselamatan kerja. Intensitas
penerangan yang baik ditentukan oleh sifat dan jenis pekerjaan dimana pekerjaan
yang teliti memerlukan intensitas penerangan yang lebih besar (Suma’mur PK,
1993).
3.
Kelelahan
Kelelahan adalah suatu mekanisme
perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga
terjadi pemulihan setelah istirahat (Tarwaka dkk, 2004). Istilah kelelahan
biasanya menunjukan kondisi berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya
merujuk pada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan
tubuh.
4. Kelelahan
Mata
Kelelahan mata adalah gangguan yang
dialami mata karena otot-ototnya yang dipaksa bekerja keras terutama saat harus
melihat objek dekat dalam jangka waktu lama (Padmanaba, 2006).
Terjadinya kelelahan otot mata dan kelelahan
saraf mata sebagai akibat tegangan yang terus menerus pada mata, walaupun tidak
menyebabkan kerusakan mata secara permanen, tetapi menambah beban kerja,
mempercepat lelah, sering istirahat, kehilangan jam kerja dan mengurangi
kepuasan kerja, penurunan mutu produksi, meningkatkan frekuensi kesalahan, mengganggu
konsentrasi dan menurunkan produktivitas kerja. (Manuaba, 1992).
5. Hubungan
Penerangan Dengan Pekerjaan
Menurut Soewarno (1992), penerangan sangat
diperlukan untuk kesejahteraan dan keselamatan ditempat kerja, sehingga tenaga
kerja akan melakukan pekerjaan dengan tingkat yang opimal dan efisien. Untuk
pekerjaan yang memerlukan ketelitian, maka dibutuhkan intensitas penerangan
yang lebih tinggi dari pada pekerjaan yang kurang teliti.
6. Pengaruh
Penerangan Terhadap Kelelahan Mata
Pencahayaan ruangan, khususnya di tempat
kerja yang kurang memenuhi persyaratan tertentu dapat memperburuk penglihatan,
karena pupil mata harus berusaha menyesuaikan cahaya yang diterima oleh mata.
Pupil akan mengecil jika menerima cahaya yang besar. Hal ini merupakan salah
satu penyebab mata cepat lelah (Depkes, 2008).
Kelelahan mata dapat ditandai dengan
adanya :
a.
Iritasi pada mata (mata pedih, merah, dan
mengeluarkan airmata)
b.
Penglihatan ganda (Double Vision)
c.
Sakit sekitar mata
d.
Daya akomodasi menurun
e.
Menurunnya ketajaman penglihatan, kepekaan
terhadap kontras dan kecepatan persepsi
F.
Prosedur
Analisis
1. Metode
Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian observasional analitik yaitu penelitian yang menjelaskan adanya
pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis yang telah
dirumuskan sebelumnya (Azwar, 2005).
Berdasarkan pendekatannya, maka penelitian
ini menggunakan pendekatan Cross Sectional karena variabel sebab akibat
yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang
bersamaan dan dilakukan pada situasi saat yang sama (Soekidjo Notoatmojo,
1993).
2. Lokasi
dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan ditempat kerja
ruangan office PT. Bukit Makmur Mandiri Utama Jobsite Adaro, pada
bulan Maret-Juni 2010.
3. Subjek
Penelitian
a. Populasi
Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh karyawan yang bekerja di ruang office PT. Buma Jobsite Adaro.
Dengan jumlah karyawan yaitu sebanyak 28 karyawan. Dengan rincian, karyawan
wanita adalah sebanyak 15 orang dan karyawan pria sebanyak 13 orang. Karyawan
pria adalah karyawan yang pekerjaannya kadang keluar kantor, untuk kegiatan
administrasi, survey tambang dan pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan
namun berada diluar ruangan office PT. Buma Jobsite Adaro tidak
sepenuhnya 10 jam terpapar penerangan ruangan. Karyawan wanita adalah karyawan
yang pekerjaannya mengolah dan mengumpulkan data yang pekerjaannya selalu
berada didalam ruangan office PT. Buma Jobsite Adaro dengan
bekerja selama 10 jam.
b. Teknik
Sampling
Purposive Sampling,
dengan pengambilan sampel berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut :
·
Karyawan yang bekerja hanya di ruangan office
PT. Buma Jobsite Adaro
·
Hanya terpapar penerangan di ruangan office
PT. Buma Jobsite Adaro selama 10 jam.
·
Tidak mengalami penyakit hipertensi.
·
Tidak mengalami penyakit deabetes militus.
·
Tidak mengkonsumsi obat-obatan.
c. Sampel
Penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah seluruh karyawan wanita yang bekerja di ruangan office PT. Buma Jobsite
Adaro, sebanyak 15 karyawan.
4. Instrument
Penelitian
Instrumen
penelitian merupakan peralatan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan
penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang digunakan untuk pengambilan
data beserta pendukungnya adalah :
§ Lux
meter, yaitu alat untuk mengukur intensitas penerangan.
§ Quesioner,
yaitu alat untuk mengukur kelelahan mata pekerja
§ Alat
tulis, yaitu untuk mencatat hasil dari pengukuran.
5. Tahapan
Penelitian
Tahapan
penelitian meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
a. Tahap
persiapan
Ø Mempersiapkan
lembar isian data subjek penelitian dan hasil pengukuran.
Ø Mempersiapkan
peralatan yang akan digunakan untuk pengukuran.
Ø Survei
pendahuluan ke tempat penelitian untuk melihat kondisi tempat kerja, proses
kerja, kondisi tenaga kerja serta melakukan pengukuran tekanan panas dan
tekanan darah.
b. Tahap
pelaksanaan
Ø Mengukur
intensitas penerangan dengan menggunakan lux meter.
Ø Membagikan
kuesioner kelelahan mata kepada tenaga kerja.
c. Tahap Penyelesaian
Ø Mengumpulkan
semua data, mengolah, menganalisa dan menyimpulkan.
6. Prosedur
kerja penelitian
Cara
kerja penelitian meliputi :
a. Pengambilan
data kelelahan mata Pengambilan data kelelahan mata menggunakan kuesioner kelelahan
mata, yang didalamnya terdapat 20 pertanyaan. Kriteria jawaban “ya”,
“kadang-kadang” dan “tidak” dengan pemberian nilai jika jawaban “ya” maka
nilainya untuk 1 pertanyaan adalah 2, untuk jawaban “kadangkadang” maka
nilainya untuk 1 pertanyaan adalah 1 dan jika jawaban “tidak” maka nilainya
untuk 1 pertanyaan adalah 0.
b. Pengambilan
data intensitas penerangan
Pengambilan
data intensitas penerangan dilakukan dengan mengambil data penerangan ruangan
dan penerangan setempat.
7. Teknik
analisa data
a. Analisis
Univariat
Analisis
univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya
dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap
variabel (Soekidjo Notoatmodjo, 2002).
b. Analisis
Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap 2
variabel yang diduga berkorelasi (Soekidjo Notoatmodjo, 2002).
Teknik
analisis data dilakukan dengan uji statistik paired t-test dengan
menggunakan program komputer SPSS versi 10.0 dengan syarat data berdistribusi
normal. Normalitas data menggunakan uji one sample kolmogorov-smirnov.
Nilai signifikasi (Asym.sig.) apabila nilai signifikasi > 0,05 maka
data dalam distribusi normal (Handoko Riwidikdo, 2008). Interpretasi hasil
dengan uji statistik Paired t-test adalah sebagai berikut :
Ø Jika
p value ≤
0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan.
Ø Jika
p value > 0,01 tetapi < 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan.
Ø Jika
p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan (Hastono,
2001).
G.
Pembahasan
1. Analisa
univariat karakteristik subjek penelitian
Dari
hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa analisis univariat tenaga kerja
yang meliputi :
a. Umur
Rata-rata umur subjek penelitian adalah
26,67 tahun. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS versi 13.0 menggunakan
uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test, dapat diketahui bahwa
karakteristik responden yang meliputi umur didapatkan nilai p sebesar 0.617
sehingga p > 0,05 maka Ho diterima yang berarti data berdistribusi normal.
Umur seseorang mempengaruhi daya akomodasi
mata, Guyton (1991) menyebutkan bahwa daya akomodasi menurun pada usia 45 – 50 tahun.
Berdasarkan referensi yang ada dapat diketahui bahwa umur subjek penelitian
masih dalam keadaan normal, sehingga umur tenaga kerja tidak mempengaruhi
kelelahan mata tenaga kerja.
b. Konsumsi
Obat-obatan
Jenis obat midiatrik seperti atropine,
homotropin, dan schopolamin dapat melumpuhkan otot siliar, jenis obat penenang
sedetif jika dimakan teratur mempunyai efek dapat mengurangi produksi air mata
yang dihasilkan oleh kelenjar laktimal, akibatnya mata menjadi kering dan mengalami
iritasi (Sidarta Ilyas, 1991).
c. Penyakit
diabetesmilitus
Berdasarkan data yang ada, menunjukkan
bahwa seluruh subjek penelitian tidak mengalami penyakit diabetesmilitus.
d. Hipertensi
Resiko akibat hipertensi berupa terjadi
kerusakan-kerusakan pada jantung karena harus bekerja keras dan pembuluh-pembuluh
darah yang mengeras untuk menahan tekanan darah yang meningkat.
e. Intensitas
Penerangan
Berdasarkan P.M.P No.7 tahun 1964 tentang
“Syarat-Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja”, menyatakan
bahwa Pekerjaan kantor yang berganti-ganti menulis dan membaca, pekerjaan arsip
dan seleksi surat, harus mempunyai kekuatan 300 luks. Berdasarkan referensi
yang ada dapat diketahui bahwa intensitas tempat kerja ruangan office PT. Buma jobsite
Adaro dibawah standar yang diperkenankan.
2. Analisa
Bivariat
a. Hubungan
Umur Subjek Penelitian dengan Kelelahan Mata sebelum dan Sesudah Terpapar
Intensitas Penerangan dibawah standar.
Dari hasil uji statistik dengan
menggunakan uji Pearson-Product Moment, dapat diketahui bahwa nilai p
> 0,05 yaitu p = 0,824 dan p = 3,82, maka Ho diterima atau tidak ada
hubungan antara umur subjek penelitian dengan Kelelahan Mata sebelum dan
Sesudah Terpapar Intensitas Penerangan dibawah standar, sehingga umur subjek
penelitian tidak mempengaruhi Kelelahan Mata sebelum dan Sesudah Terpapar Intensitas
Penerangan dibawah standar.
b. Perbedaan
Kelelahan Mata Sebelum dan Sesudah terpapar Intensitas dibawah standar.
Dari
hasil pengukuran pengukuran intensitas penerangan tempat kerja diruangan office
PT. Buma jobsite Adaro rata-rata didapat angka dibawah standar yang
diperkenankan yaitu 96,16 luks dan intensitas penerangan rata-rata ruangan
kerja adalah 77.80 luks.
Berdasarkan hasil uji paired t-test
didapatkan data p sebesar 0,002 sehingga, dimana nilai tersebut p<0.01 maka
Ho ditolak, bermakna sangat signifikan ada perbedaan kelelahan mata sebelum dan
sesudah terpapar intensitas penerangan dibawah standar.
H.
Hasil
a. Gambaran
umum perusahaan
PT. Buma memiliki 11 lokasi penambangan,
salah satunya adalah di Adaro. Kegiatan pertambangan PT. Buma jobsite Adaro
didukung dengan adanya kegiatan administratif yang dilaksanakan di office PT.
Buma Jobsite Adaro. Office PT. Buma Jobsite Adaro terdapat banyak
kegiatan pekerjaan, seperti menginput data, pengolahan data, membaca, menulis
dan pekerjaan kantor lainnya.
Berdasarkan hasil observasi, ruang office
PT. Buma jobsite adaro penerangan yang digunakan adalah penerangan
buatan yaitu dengan menggunakan bantuan lampu neon. Luas ruangan PT. Buma
Jobsite Adaro adalah 23x15x3 m3.
Digunakan 6 departemen untuk ruang kerja
departemen Safety healt and envoirenment, Departemen Produksi,
Departemen Engginering, Departemen Humas, Departemen TC (Training
Center) dan Departemen PGA (Personal General Affair). Masing-masing
departemen dipisahkan oleh sekat pembatas, sehingga sumber penerangan bersumber
pada penerangan yang sama.
b. Karakteristik
subjek penelitian
·
Umur
Berdasarkan
hasil kuesioner kelelahan mata yang dibagikan kepada karyawan yang dalam
kuesioner terdapat pertanyaan mengenai data pribadi yang salah satunya adalah
mengenai umur responden yaitu pekerja di kantor PT. Buma Jobsite Adaro. Berdasarkan
uji normalitas umur responden didapatkan data Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar
0.617, yang berarti data berdistribusi normal.
I.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Intensitas
penerangan tempat kerja ruangan office PT. Buma jobsite Adaro
dibawah standar yang diperkenankan yaitu sebesar 96,16 luks.
2. Kelelahan
mata tenaga kerja meningkat antara sebelum dengan sesudah terpapar intensitas
penerangan dibawah standar. Berdasarkan uji Paired TTest didapatkan data
bahwa p = 0.002, P< 0.01 yang bermakna sangat signifikan Ada perbedaan yang
bermakna antara kelelahan mata pekerja sebelum dan sesudah bekerja pada
intensitas penerangan dibawah standar di ruangan Office PT. Buma Jobsite
Adaro.
Keritik
Kekurangan dari hasil penelitian ini yaitu
:
ü
Jawaban dari masing-masing pekerja itu
berbeda-beda, karena metode yang digunakan yaitu observasional analitik berupa
kuesioner. Sehingga hasil yang diperoleh
untuk mengetahui tingkat kelelahan pekerja sebelum dan sesudah pada intensitas
penerangan dibawah standar belum efisien.
ü Office PT.
Buma Jobsite Adaro belum menerapkan tentang Syarat-Syarat Kesehatan,
kebersihan serta penerangan dalam tempat kerja (P.M.P No.7 tahun 1964)
ü Kurangnya kerjasama
antara pihak Office PT. Buma Jobsite
Adaro dengan para pekerja.
ü
Masih banyak kalimat yang membingungkan.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat
diajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Sebaiknya
pihak perusahaan melekukan pembersihan lampu. Karena lapisan luar lampu yang
kotor dapat mengurangi intensitas penerangan.
2. Sebaiknya
pihak perusahaan membuat SOP mengenai pemasangan lampu, penggantian lampu dan
perawatan lampu agar keadaan lampu lebih terpantau.
3. Seharusnya
peneliti menggunakan alat untuk mengukur tingkat kelelahan pekerja sebelum dan
sesudah bekerja pada intensitas penerangan dibawah standar karena tingkat
kelehalan setiap orang berbeda-beda dan disesuaikan dengan penyakit yang
diderita pekerja.
No comments:
Post a Comment