Saturday, May 20, 2017

ANALISIS KELELAHAN MATA PEKERJA SEBELUM DAN SESUDAH BEKERJA PADA INTENSITAS PENERANGAN DIBAWAH STANDAR DI RUANGAN OFFICE PT. BUMA JOBSITE ADARO

Tugas HIGENE PERUSAHAAN
ANALISIS KELELAHAN MATA PEKERJA SEBELUM DAN
SESUDAH BEKERJA PADA INTENSITAS PENERANGAN
DIBAWAH STANDAR DI RUANGAN OFFICE
PT. BUMA JOBSITE ADARO

Semester iV






Oleh
ANDINI RAMADHANI

Fakultas kesehatan masyarakat
Universitas nusa tenggara barat
2014/2015






KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya, sehingga tugas kritikan Ilmiah ini dapat saya selesaikan Sebagai Tugas Mata Kuliah Hygene Perusahaan, Dengan Judul Analisis Kelelahan Mata Pekerja Sebelum Dan Sesudah Bekerja Pada Intensitas Penerangan Dibawah Standar Di Ruangan Office PT. Buma Jobsite Adaro”
Sebagai bahan pembelajaran saya dengan harapan dapat di terima dan di pahami bersama. Alhamdulillah tugas ini dapat saya selesaikan, meskipun dalam proses penyusunan ada beberapa masalah, namun dengan izin Allah SWT, hambatan itu dapat saya atasi. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun selalu saya harapkan dan saya terima dengan senang hati.












A.    Latar Belakang
Tenaga kerja dalam melakukan segala macam aktivitas kerjanya selalu memerlukan penerangan. Penerangan adalah suatu cahaya yang mengenai suatu permukaan benda atau obyek yang menyebabkan terang permukaan benda tersebut dan obyek benda-benda yang berada di sekitarnya dan berpengaruh terhadap kesehatan (Gempur Santoso, 2004).
Penerangan yang buruk dapat mengakibatkan dampak yang negative terhadap tenaga kerja, yang mengakibatkan terjadinya kelelahan mata, kelelahan mental, keluhan pegal disekitar mata, kerusakan alat penglihatan dan memungkinkan kecelakaan (Tarwaka dkk, 2004).
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di PT. Bukit Makmur Mandiri Utama Jobsite Adaro, penulis melakukan pengukuran terhadap penerangan di kantor PT. Bukit Makmur Mandiri Utama dengan hasil pengukuran rata-rata adalah 85,56 Luks. Dan berdasarkan hasil interview dengan pekerja PT Buma Jobsite Adaro, mereka merasakan keluhan penerangan yang buruk yang menyebabkan mata mereka merasa lelah.
Dengan mengacu pada peraturan yang ada, maka penulis ingin mengadakan penelitian mengenai perbedaan kelelahan mata pekerja sebelum dan sesudah bekerja pada intensitas penerangan dibawah standar di ruangan Office PT. Buma Jobsite Adaro. Karena menurut penulis, pencahayaan atau penerangan umum di kantor PT. Bukit Makmur Mandiri Utama tersebut dibawah standar yang diperkenankan.

B.     Rumusan Masalah
Adakah perbedaan kelelahan mata pekerja sebelum dan sesudah bekerja pada intensitas penerangan dibawah standar di ruangan Office PT.Buma Jobsite Adaro?

C.    Tujuan
1.      Tujuan Umum Penelitian :
Untuk mengetahui analisa hasil kelelahan mata sebelum dan sesudah bekerja pada intensitas penerangan dibawah standar di ruangan Office PT.Buma Jobsite Adaro.
2.      Tujuan Khusus Penelitian :
a.       Untuk mengetahui tingkat penerangan umum diruang office PT. Bukit Makmur Mandiri Utama Jobsite Adaro.
b.      Untuk mengetahui tingkat kelelahan mata sebelum dan sesudah bekerja pada intensitas penerangan dibawah Standar di ruangan office PT. Buma Jobsite Adaro.

D.    Variable Penelitian
1.      Variabel Bebas, dalam penelitian ini adalah Intensitas Penerangan.
2.      Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah kelelahan mata.
3.      Variabel Pengganggu dalam penelitian, yaitu : lama kerja, usia, konsumsi obatobatan, penyakit Diabetes Militus dan hipertensi.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (Azwar, 2005).

E.     Landasan Teori
1.      Penerangan
a.       Definisi penerangan
Penerangan umum adalah penerangan diseluruh area tempat kerja (SNI 16-7062-2004).           
Penerangan setempat adalah penerangan di tempat obyek kerja, baik berupa meja kerja maupun peralatan (SNI 16-7062-2004).
Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek yang dikerjakannya secara jelas, cepat, dan tepat. Lingkungan kerja memiliki penerangan yang buruk dapat mengakibatkan : kelelahan mata, kelelahan mental, keluhan pegal-pegal di daerah mata, dan sakit kepala di sekitar mata, kerusakan alat penglihatan dan meningkatnya kecelakaan (Suma’mur PK, 1993).
b.      Sumber Penerangan
·         Penerangan Alami
·         Penerangan Buatan
c.       Jenis lampu sumber penerangan buatan
Menurut Siswanto (1993) ada 3 jenis lampu sebagai sumber penerangan buatan yaitu:
·         Lampu Pijar (Incandescent Lamp)
·         Lampu Pelepasan Listrik Bertekanan Rendah (Electric Dicharge Lamp atau Flourescen Lamp)
·         Lampu Pelepasan Listrik Bertekanan Tinggi (Mercury Vapor Lamp)
d.      Kualitas Cahaya atau Penerangan
Menurut Suma’mur (1993), kualitas penerangan terutama ditentukan oleh kesilauan langsung (direct glare) atau kesilauan karena pantulan cahaya dari permukaan yang mengkilap (reflected glare) dan bayangan (shawdows). Kesilauan adalah cahaya yang tidak diinginkan (Unwanted light) yang dapat menyebabkan rasa ketidaknyamanan, gangguan (annouyance), kelelahan mata atau gangguan penglihatan.
e.       Sistem Pendekatan Aplikasi Penerangan di Tempat Kerja
Secara umum dapat dilakukan melaluai pendekatan yaitu :
1)      Desain tempat kerja untuk menghindari problem penerangan
2)      Identifikasi dan penilaian problem dan kesulitan penerangan agar masalah penerangan dapat ditangani dengan baik (Tarwaka dkk, 2004).
2.      Intensitas Penerangan
Intensitas penerangan adalah banyaknya cahaya yang tiba pada satu luas permukaan (Ruslan, Riwidikdo, 2009).
Intensitas penerangan merupakan suatu aspek lingkungan fisik yang penting untuk keselamatan kerja. Intensitas penerangan yang baik ditentukan oleh sifat dan jenis pekerjaan dimana pekerjaan yang teliti memerlukan intensitas penerangan yang lebih besar (Suma’mur PK, 1993).
3.      Kelelahan
Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat (Tarwaka dkk, 2004). Istilah kelelahan biasanya menunjukan kondisi berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya merujuk pada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh.
4.      Kelelahan Mata
Kelelahan mata adalah gangguan yang dialami mata karena otot-ototnya yang dipaksa bekerja keras terutama saat harus melihat objek dekat dalam jangka waktu lama (Padmanaba, 2006).
 Terjadinya kelelahan otot mata dan kelelahan saraf mata sebagai akibat tegangan yang terus menerus pada mata, walaupun tidak menyebabkan kerusakan mata secara permanen, tetapi menambah beban kerja, mempercepat lelah, sering istirahat, kehilangan jam kerja dan mengurangi kepuasan kerja, penurunan mutu produksi, meningkatkan frekuensi kesalahan, mengganggu konsentrasi dan menurunkan produktivitas kerja. (Manuaba, 1992).
5.      Hubungan Penerangan Dengan Pekerjaan
Menurut Soewarno (1992), penerangan sangat diperlukan untuk kesejahteraan dan keselamatan ditempat kerja, sehingga tenaga kerja akan melakukan pekerjaan dengan tingkat yang opimal dan efisien. Untuk pekerjaan yang memerlukan ketelitian, maka dibutuhkan intensitas penerangan yang lebih tinggi dari pada pekerjaan yang kurang teliti.
6.      Pengaruh Penerangan Terhadap Kelelahan Mata
Pencahayaan ruangan, khususnya di tempat kerja yang kurang memenuhi persyaratan tertentu dapat memperburuk penglihatan, karena pupil mata harus berusaha menyesuaikan cahaya yang diterima oleh mata. Pupil akan mengecil jika menerima cahaya yang besar. Hal ini merupakan salah satu penyebab mata cepat lelah (Depkes, 2008).
Kelelahan mata dapat ditandai dengan adanya :
a.              Iritasi pada mata (mata pedih, merah, dan mengeluarkan airmata)
b.              Penglihatan ganda (Double Vision)
c.              Sakit sekitar mata
d.              Daya akomodasi menurun
e.              Menurunnya ketajaman penglihatan, kepekaan terhadap kontras dan kecepatan persepsi

F.     Prosedur Analisis
1.      Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (Azwar, 2005).
Berdasarkan pendekatannya, maka penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional karena variabel sebab akibat yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan dan dilakukan pada situasi saat yang sama (Soekidjo Notoatmojo, 1993).
2.      Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan ditempat kerja ruangan office PT. Bukit Makmur Mandiri Utama Jobsite Adaro, pada bulan Maret-Juni 2010.
3.      Subjek Penelitian
a.       Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di ruang office PT. Buma Jobsite Adaro. Dengan jumlah karyawan yaitu sebanyak 28 karyawan. Dengan rincian, karyawan wanita adalah sebanyak 15 orang dan karyawan pria sebanyak 13 orang. Karyawan pria adalah karyawan yang pekerjaannya kadang keluar kantor, untuk kegiatan administrasi, survey tambang dan pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan namun berada diluar ruangan office PT. Buma Jobsite Adaro tidak sepenuhnya 10 jam terpapar penerangan ruangan. Karyawan wanita adalah karyawan yang pekerjaannya mengolah dan mengumpulkan data yang pekerjaannya selalu berada didalam ruangan office PT. Buma Jobsite Adaro dengan bekerja selama 10 jam.
b.      Teknik Sampling
Purposive Sampling, dengan pengambilan sampel berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut :
·         Karyawan yang bekerja hanya di ruangan office PT. Buma Jobsite Adaro
·         Hanya terpapar penerangan di ruangan office PT. Buma Jobsite Adaro selama 10 jam.
·         Tidak mengalami penyakit hipertensi.
·         Tidak mengalami penyakit deabetes militus.
·         Tidak mengkonsumsi obat-obatan.
c.       Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan wanita yang bekerja di ruangan office PT. Buma Jobsite Adaro, sebanyak 15 karyawan.
4.      Instrument Penelitian
Instrumen penelitian merupakan peralatan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang digunakan untuk pengambilan data beserta pendukungnya adalah :
§  Lux meter, yaitu alat untuk mengukur intensitas penerangan.
§  Quesioner, yaitu alat untuk mengukur kelelahan mata pekerja
§  Alat tulis, yaitu untuk mencatat hasil dari pengukuran.
5.      Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
a.       Tahap persiapan
Ø  Mempersiapkan lembar isian data subjek penelitian dan hasil pengukuran.  
Ø  Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk pengukuran.
Ø  Survei pendahuluan ke tempat penelitian untuk melihat kondisi tempat kerja, proses kerja, kondisi tenaga kerja serta melakukan pengukuran tekanan panas dan tekanan darah.
b.      Tahap pelaksanaan
Ø  Mengukur intensitas penerangan dengan menggunakan lux meter.
Ø  Membagikan kuesioner kelelahan mata kepada tenaga kerja.
c.        Tahap Penyelesaian
Ø  Mengumpulkan semua data, mengolah, menganalisa dan menyimpulkan.
6.      Prosedur kerja penelitian
Cara kerja penelitian meliputi :
a.       Pengambilan data kelelahan mata Pengambilan data kelelahan mata menggunakan kuesioner kelelahan mata, yang didalamnya terdapat 20 pertanyaan. Kriteria jawaban “ya”, “kadang-kadang” dan “tidak” dengan pemberian nilai jika jawaban “ya” maka nilainya untuk 1 pertanyaan adalah 2, untuk jawaban “kadangkadang” maka nilainya untuk 1 pertanyaan adalah 1 dan jika jawaban “tidak” maka nilainya untuk 1 pertanyaan adalah 0.
b.      Pengambilan data intensitas penerangan
Pengambilan data intensitas penerangan dilakukan dengan mengambil data penerangan ruangan dan penerangan setempat.
7.      Teknik analisa data
a.       Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel (Soekidjo Notoatmodjo, 2002).
b.      Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap 2 variabel yang diduga berkorelasi (Soekidjo Notoatmodjo, 2002).
Teknik analisis data dilakukan dengan uji statistik paired t-test dengan menggunakan program komputer SPSS versi 10.0 dengan syarat data berdistribusi normal. Normalitas data menggunakan uji one sample kolmogorov-smirnov. Nilai signifikasi (Asym.sig.) apabila nilai signifikasi > 0,05 maka data dalam distribusi normal (Handoko Riwidikdo, 2008). Interpretasi hasil dengan uji statistik Paired t-test adalah sebagai berikut :
Ø  Jika p value ≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan.
Ø  Jika p value > 0,01 tetapi < 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan.
Ø  Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan (Hastono, 2001).

G.    Pembahasan
1.      Analisa univariat karakteristik subjek penelitian
Dari hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa analisis univariat tenaga kerja yang meliputi :
a.       Umur
Rata-rata umur subjek penelitian adalah 26,67 tahun. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS versi 13.0 menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test, dapat diketahui bahwa karakteristik responden yang meliputi umur didapatkan nilai p sebesar 0.617 sehingga p > 0,05 maka Ho diterima yang berarti data berdistribusi normal.
Umur seseorang mempengaruhi daya akomodasi mata, Guyton (1991) menyebutkan bahwa daya akomodasi menurun pada usia 45 – 50 tahun. Berdasarkan referensi yang ada dapat diketahui bahwa umur subjek penelitian masih dalam keadaan normal, sehingga umur tenaga kerja tidak mempengaruhi kelelahan mata tenaga kerja.
b.      Konsumsi Obat-obatan
Jenis obat midiatrik seperti atropine, homotropin, dan schopolamin dapat melumpuhkan otot siliar, jenis obat penenang sedetif jika dimakan teratur mempunyai efek dapat mengurangi produksi air mata yang dihasilkan oleh kelenjar laktimal, akibatnya mata menjadi kering dan mengalami iritasi (Sidarta Ilyas, 1991).
c.       Penyakit diabetesmilitus
Berdasarkan data yang ada, menunjukkan bahwa seluruh subjek penelitian tidak mengalami penyakit diabetesmilitus.
d.      Hipertensi
Resiko akibat hipertensi berupa terjadi kerusakan-kerusakan pada jantung karena harus bekerja keras dan pembuluh-pembuluh darah yang mengeras untuk menahan tekanan darah yang meningkat.
e.       Intensitas Penerangan
Berdasarkan P.M.P No.7 tahun 1964 tentang “Syarat-Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja”, menyatakan bahwa Pekerjaan kantor yang berganti-ganti menulis dan membaca, pekerjaan arsip dan seleksi surat, harus mempunyai kekuatan 300 luks. Berdasarkan referensi yang ada dapat diketahui bahwa intensitas tempat kerja ruangan office PT. Buma jobsite Adaro dibawah standar yang diperkenankan.
2.      Analisa Bivariat
a.       Hubungan Umur Subjek Penelitian dengan Kelelahan Mata sebelum dan Sesudah Terpapar Intensitas Penerangan dibawah standar.
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Pearson-Product Moment, dapat diketahui bahwa nilai p > 0,05 yaitu p = 0,824 dan p = 3,82, maka Ho diterima atau tidak ada hubungan antara umur subjek penelitian dengan Kelelahan Mata sebelum dan Sesudah Terpapar Intensitas Penerangan dibawah standar, sehingga umur subjek penelitian tidak mempengaruhi Kelelahan Mata sebelum dan Sesudah Terpapar Intensitas Penerangan dibawah standar.
b.      Perbedaan Kelelahan Mata Sebelum dan Sesudah terpapar Intensitas dibawah standar.
 Dari hasil pengukuran pengukuran intensitas penerangan tempat kerja diruangan office PT. Buma jobsite Adaro rata-rata didapat angka dibawah standar yang diperkenankan yaitu 96,16 luks dan intensitas penerangan rata-rata ruangan kerja adalah 77.80 luks.
Berdasarkan hasil uji paired t-test didapatkan data p sebesar 0,002 sehingga, dimana nilai tersebut p<0.01 maka Ho ditolak, bermakna sangat signifikan ada perbedaan kelelahan mata sebelum dan sesudah terpapar intensitas penerangan dibawah standar.

H.    Hasil
a.       Gambaran umum perusahaan
PT. Buma memiliki 11 lokasi penambangan, salah satunya adalah di Adaro. Kegiatan pertambangan PT. Buma jobsite Adaro didukung dengan adanya kegiatan administratif yang dilaksanakan di office PT. Buma Jobsite Adaro. Office PT. Buma Jobsite Adaro terdapat banyak kegiatan pekerjaan, seperti menginput data, pengolahan data, membaca, menulis dan pekerjaan kantor lainnya.
Berdasarkan hasil observasi, ruang office PT. Buma jobsite adaro penerangan yang digunakan adalah penerangan buatan yaitu dengan menggunakan bantuan lampu neon. Luas ruangan PT. Buma Jobsite Adaro adalah 23x15x3 m3.
Digunakan 6 departemen untuk ruang kerja departemen Safety healt and envoirenment, Departemen Produksi, Departemen Engginering, Departemen Humas, Departemen TC (Training Center) dan Departemen PGA (Personal General Affair). Masing-masing departemen dipisahkan oleh sekat pembatas, sehingga sumber penerangan bersumber pada penerangan yang sama.
b.      Karakteristik subjek penelitian
·         Umur
Berdasarkan hasil kuesioner kelelahan mata yang dibagikan kepada karyawan yang dalam kuesioner terdapat pertanyaan mengenai data pribadi yang salah satunya adalah mengenai umur responden yaitu pekerja di kantor PT. Buma Jobsite Adaro. Berdasarkan uji normalitas umur responden didapatkan data Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.617, yang berarti data berdistribusi normal.

I.       Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :
1.      Intensitas penerangan tempat kerja ruangan office PT. Buma jobsite Adaro dibawah standar yang diperkenankan yaitu sebesar 96,16 luks.
2.      Kelelahan mata tenaga kerja meningkat antara sebelum dengan sesudah terpapar intensitas penerangan dibawah standar. Berdasarkan uji Paired TTest didapatkan data bahwa p = 0.002, P< 0.01 yang bermakna sangat signifikan Ada perbedaan yang bermakna antara kelelahan mata pekerja sebelum dan sesudah bekerja pada intensitas penerangan dibawah standar di ruangan Office PT. Buma Jobsite Adaro.
Keritik
Kekurangan dari hasil penelitian ini yaitu :
ü  Jawaban dari masing-masing pekerja itu berbeda-beda, karena metode yang digunakan yaitu observasional analitik berupa kuesioner.  Sehingga hasil yang diperoleh untuk mengetahui tingkat kelelahan pekerja sebelum dan sesudah pada intensitas penerangan dibawah standar belum efisien.
ü  Office PT. Buma Jobsite Adaro belum menerapkan tentang Syarat-Syarat Kesehatan, kebersihan serta penerangan dalam tempat kerja (P.M.P No.7 tahun 1964)
ü  Kurangnya kerjasama antara pihak Office PT. Buma Jobsite Adaro dengan para pekerja.
ü  Masih banyak kalimat yang membingungkan.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :
1.      Sebaiknya pihak perusahaan melekukan pembersihan lampu. Karena lapisan luar lampu yang kotor dapat mengurangi intensitas penerangan.
2.      Sebaiknya pihak perusahaan membuat SOP mengenai pemasangan lampu, penggantian lampu dan perawatan lampu agar keadaan lampu lebih terpantau.
3.      Seharusnya peneliti menggunakan alat untuk mengukur tingkat kelelahan pekerja sebelum dan sesudah bekerja pada intensitas penerangan dibawah standar karena tingkat kelehalan setiap orang berbeda-beda dan disesuaikan dengan penyakit yang diderita pekerja.


No comments:

Post a Comment

Tampilan arsip Teratas

PSEA (Protection from Sexual Exploitation and Abuse)

PERKENALAN PSEA (Protection from Sexual Exploitation and Abuse) Dalam semua konteks di mana lembaga atau organisasi pembangunan dan/atau ban...