Saturday, May 20, 2017

Stres kerja

A.           Stres kerja 
1.             Pengertian Stres kerja
Sarafino (1990,dalam Smett, 1993) mendefinisikan stres sebagai berikut yaitu suatu kondisi disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber – sumber  daya sistem biologis, psikologis dan sosial seseorang. Hurrelman & Losel (1990,dalam smett,1993) menjelaskan stres sebagai suatu keadaan tegang biopsikososial karena banyaknya tugas – tugas  perkembangan yang dihadapi orang sehari-hari, baik dalam kelompok sebayanya, keluarga, sekolah maupun pekerjaan .
Stres kerja dikategorikan apabila seseorang mengalami stres melibatkan juga pihak organisasi tempat orang yang bersangkutan bekerja , setiap aspek dari lingkungan kerja dapat dirasakan sebagai stres oleh tenaga kerja, tergantung dari persepsi tenaga kerja terhadap lingkungannya, apabila ia merasakan adanya stress ataukah tidak (Rice, 1992 ).
2.             Penyebab Stres kerja
Menurut (Stranks, 2005) Penyebab stres kerja dapat diklasifikasikan  sebagai berikut:
1).          Lingkungan Fisik
2).          Ruang yang tidak nyaman dan tidak efisien untuk bekerja.
3).          Kurangnya privacy yang dapat  membingungkan orang
4).          Tata ruang kerja yang tidak layak(memerlukan membungkuk, merentang yang berlebihan) dalam bekerja.
5).          Suhu udara dan kelembaban yang tidak baik untuk bekerja.
6).          Penerangan yang kurang, sehingga sulit mengerjakan pekerjaan dengan baik.
7).          Kebisingan yang berlebihan, sehingga orang harus berteriak kalau berbicara .
8).          Ventilasi yang tidak baik, sehingga tidak nyaman dalam bekerja, khususnya musim panas.
3.             Proses stres 
Dalam peristiwa stres ,ada tiga hal yang saling terkait satu dengan yang lain  (Harjana, 1999) .
a.            Hal, peristiwa, keadaan, orang yang menjadi sumber stres (stressor) jika dipandang secara umum, hal – hal yang menjadi sumber stres dipahami sebagai rangsangan (stimulus).
b.            Orang yang mengalami stres (streser), kita dapat memusatkan perhatian pada tanggapan (respon) orang tersebut terhadap hal – hal  yang dinilai mendatangkan stres. Tanggapan orang tersebut terhadap sumber stres dapat mempengaruhi pada fisiologis. Tanggapan ini disebut strain,yaitu tekanan atau tegangan yang dapat membuat pola pikir, emosi dan prilaku kacau, dapat membuat gugup dan gelisah. Secara fisiologis kegugupan dan kegelisahan itu dapat berpengaruh pada denyut jantung yang cepat, perut mual, mulut kering, banyak keringat dan lain- lain.
c.             Hubungan antara orang stres dengan keadaan yang penuh stres merupakan proses. Proses ini berpengaruh timbal balik dengan usaha penyesuaian dengan lingkungan stres. Proses ini disebut transaction.
4.             Gejala Stres
Gejala stres  menurut (Gregson T, 2007) membagi gejala stres menjadi tiga aspek yaitu gejala  fisik , mental, prilaku .
a.            Fisik.
                                                            1.      Mengetahui detak jantung, jantung berdebar – debar .
                                                            2.      Menahan/ sesak napas, bengkak di kerongkongan, napas tersengal – sengal .
                                                            3.      Muntah kering, mules, gangguan pencernaan, nek/ mau muntah
                                                            4.      Diare, konstipasi, gas dalam perut/ kembung.
                                                            5.      Kekakuan otot umum terbesar rahang gigi geraham.
                                                            6.      Mengepalkan tangan, bahu kaku, sakit dan linu otot secara umum, kram.
                                                            7.      Gelisah, hiperaktif, menggigit kuku,  gemetar.
                                                            8.      Lelah, capek, lesu, kelelahan, sulit tidur, merasa jemu, sakit kepala, sering   sakit misalnya demam.
                                                            9.      Berkeringat, khususnya telapak tangan dan bibir atau merasa gerah.
                                                        10.      Tangan dan kaki dingin.
                                                        11.      Sering ingin buang air seni.
                                                        12.      Makan terlalu banyak, kehilangan nafsu makan, senang/ kecanduan merokok.
                                                        13.      Konsumsi alkohol meningkat, kehilangan gairah seks.
                                                        14.      Terangsang, gemetar, senang.
                                                        15.      Tertolong, memahami, bersosialisasi, berteman, mencintai, bahagia.
b.           Mental
1.         Cemas, jengkel, sedih, hampa, merasa tidak ada penolong atau harapan, histeria, tidak percaya diri, merasa tidak mampu menangani, khawatir, depresi.
2.         Tidak sabar, gampang  tersinggung dan jengkel, marah, bermusuhan, agresif.
3.         Frustasi, jenuh, tidak cukup, merasa bersalah, tertolak, terabaikan, tidak aman, peka.
4.         Hilang ketertarikan pada penampilan diri, kesehatan, diet, rendah diri, dan  kehilangan ketertarikan pada orang lain.
5.         Polypasik (melakukan terlalu banyak hal sekaligus), terpaksa melakukan sesuatu.
6.         Gagal menyelesaikan tugas pertama sebelum melakukan tugas berikutnya.
7.         Sulit berpikir jelas, konsentrasi dan membuat keputusan, pelupa, kurang kreatifitas, irrasional, menunda-nunda, sulit memulai melakukan sesuatu.
8.         Mudah membuat kesalahan yang memalukan dan sering mengalami   kecelakaan.
9.         Mempunyai banyak hal yang harus dilakukan dan tidak mengetahui dari  mana harus memulai atau berhenti melakukan hal yang sia-sia atau melanjutkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan berikutnya dan tidak menyelesaikan satu pun.
10.     Kaku, tidak rasional, reaksi berlebihan, tidak produktif, boros/ tidak     efisien.
c.            Prilaku
1.             Sering tergesa – gesa  
2.             Mudah marah
3.             Tidak sabaran
4.             Cemas
5.             Sulit tidur
6.             Over ambisius
7.             Merokok terlalu banyak
8.             Minum terlalu banyak kafein
9.             Hiperaktif

5.             Dampak stress
Stres dapat berdampak terhadap individu, pelaksana kerja maupun organisasi (Strank j, 2005)
a.            Efek stres terhadap individu
1.             Emosional ditandai oleh keletihan, kecemasan dan kurangnya motivasi.
2.             Kognitif yang  menyebabkan sering berbuat kesalahan, dan sering terjadi  kecelakaan.
3.             Perilaku  yaitu hubungan yang kurang baik antara rekan kerja, ketidak    hadiran  (absen), merokok, makan yang berlebihan.
4.             Psikologi yaitu  keluhan ? keluhan individu mengenai gangguan kesehatan misalnya sakit kepala, sakit dan rasa nyeri umum, dan pusing. Ini memberikan kontibusi terhadap peningkatan tekanan darah penyakit jantung, penurunan resisten terhadap penyakit.
b.            Efek stres terhadap pelaksanaan kerja
                                                        1.              Produktivitas dalam pekerjaan menurun
                                                        2.              Kurang tegas dalam pengambilan keputusan dalam tingkat  Manager
                                                        3.              Sering tidak hadir dalam bekerja.
c.             Efek stres terhadap organisasi
                                                        1.              Meningkatnya keluhan para klien
                                                        2.              Meningkatnya kecelakaan
                                                        3.              Para karyawan kehilangan komitmen terhadap keberhasilan  Organisasi.
                                                        4.              Meningkatnya kecelakaan
                                                        5.              Banyaknya pegawai yang absen
                                                        6.              Menurunnya prestasi tenaga kerja
                                                        7.              Meningkatnya premi asuransi tanggung jawab majikan.

B.            Tekanan Darah
1.             Definisi Tekanan Darah
a.             Tekanan darah adalah tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung memompakan darah keseluruh tubuh.(Beevers, D.G:2002)
b.             Tekanan darah adalah kekuatan darah mengalir di dinding pembuluh darah yang keluar dari jantung (pembuluh arteri) dan kembali ke jantung (pembuluh balik).(Vitahealth:2000)

2.             Sistem Sirkulasi Tekanan darah
Darah mengambil oksigen dari dalam paru-paru. Darah yang mengandung oksigen ini memasuki jantung dan kemudian dipompakan ke seluruh bagian tubuh melalui pembuluh darah yang disebut arteri. Pembuluh darah yang lebih besar bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembuluh darah lebih kecil hingga berukuran mikroskopik, yang akhirnya membentuk jaringan yang terdiri dari pembuluh-pembuluh darah sangat kecil yang disebut kapiler. Jaringan ini mengalirkan darah ke sel-sel tubuh dan menghantarkan oksigen untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan demi kelangsungan hidup. Kemudian darah, yang sudah tidak beroksigen kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena, dan di pompa kembali ke paru-paru untuk mengambil oksigen lagi. Saat jantung berdetak, otot jantung berkontraksi untuk memompakan darah ke seluruh tubuh. Tekanan tertinggi berkontraksi dikenal sebagai tekanan sistolik. Kemudian otot jantung rileks sebelum kontraksi berikutnya, dan tekanan ini paling rendah, yang dikenal sebagai tekanan diastolik. Tekanan sistolik dan diastolik ini diukur ketika Anda memeriksakan tekanan darah.(Beevers, D.G:2002).

3.             Jenis Tekanan Darah
Tekanan darah dapat dibedahkan atas 2 yaitu :
a.            Tekanan Sistolik Adalah tekanan pada pembuluh darah yang lebih besar ketika jantung berkontraksi.( Beevers, D.G:2002). Tekanan sistolik menyatakan puncak tekanan yang dicapai selama jantung menguncup. Tekanan yang terjadi bila otot jantung berdenyut memompa untuk mendorong darah keluar melalui arteri. Dimana tekanan ini berkisar antara 95 - 140 mmHg.( Vitahealth:2000)
b.            Tekanan Diastolik Adalah tekanan yang terjadi ketika jantung rileks di antara tiap denyutan.(Beevers, D.G:2002) Tekanan diastolik menyatakan tekanan terendah selama jantung mengembang. Dimana tekanan ini berkisar antara 60 - 95 mmHg.(Vitahealth:2000).

4.             Jenis Tekanan Darah
Tekanan darah manusia dapat digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu:(Vitahealth:2000)
a.             Tekanan darah rendah (hipotensi)
b.             Tekanan darah normal (normotensi)
c.             Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Tekanan darah dapat lebih tinggi (hipertensi) atau lebih rendah (hipotensi) dari normal. Hipotensi berat berkepanjangan yang menyebabkan penyaluran darah ke seluruh jaringan tidak adekuat dikenal sebagai syok sirkulasi.

5.             Mengukur Tekanan Darah
Naik dan turunnya gelembung tekanan darah seirama dengan pemompaan jantung untuk mengalirkan darah di pembuluh arteri. Tekanan darah memuncak pada saat jantung memompa, ini dinamakan "Systole", dan menurun sampai pada tekanan terendah yaitu saat jantung tidak memompa (relaxes) ini disebut "Diastole".(Beevers, D.G:2002)
Sphygmomanometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah pada manusia. Alat tekanan darah ini memiliki manset yang bisa digembungkan yang dapat dihubungkan dengan suatu tabung berisi air raksa.22) Jika bola pemompa dipakai memompa udara memasuki kantong udara, maka kantong udara akan menekan pembuluh darah arteri sehingga menghentikan aliran darah pada arteri. Pada saat udara pada kantong udara dilepas, mercury (air raksa) pada alat pengukur akan turun, dengan menggunakan stetoscope yang diletakkan pada nadi arteri kita dapat memantau adanya suara "Duk" pada saat turunnya tekanan kantong udara menyamai tekanan pada pembuluh darah arteri, berarti mengalirnya kembali darah pada arteri, tekanan darah terbaca pada alat ukur mercury bersamaan dengan suara "Duk" menunjukkan tekanan darah Systolik. Suara "Duk" pada stetoscope akan terdengar terus sampai pada saat tekanan kantong udara sama dengan tekanan terendah dari arteri (pada saat jantung tidak memompa - relaxes) maka suara "Duk" akan hilang. Pada saat itu tekanan pada alat ukur mercury disebut tekanan darah Diastolik.(Beevers, D.G:2002)

Tabel II.1 Tabel Kategori Tekanan Darah
Tekanan Darah
Tekanan Darah Sistolik (angka bacaan diatas mmHg)
Tekanan Darah Diastolik (angka baca dibawah) mmHg
Normal
Dibawah 120
Dibawah 80
Pre – Hipertensi
120 – 139
80 – 89
Darah Tinggi atau Hipertensi (Stadium1)
140 – 159
90 – 99
Darah Tinggi atau Hipertensi (Stadium 2 atau berbahaya)
Diatas 160
Diatas 100
Sumber : Joint National Committee – VII:2004

6.             Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah
a.            Faktor psikososial
Terdapat bukti bahwa berbagai bentuk stress yang akut dapat meningkatkan tekanan darah. Akan tetapi, hanya terdapat sedikit bukti yang menunjukkkan bahwa stress jangka panjang mempunyai efek jangka panjang pula, tidak ditentukan oleh faktor yang mengacaukan seperti kebiasaan makan dan faktor ekonomi secara  keseluruhan, bukti yang tersedia tidak cukup untuk menyimpulkan sebab-akibat mengkuantifikasi risiko bebas relatif. Penelitian yang secara metodologi masuk akal diperlukan dalam bidang ini. (WHO:2001)
b.            Faktor lingkungan
Adanya polusi udara, polusi suara, dan air lunak semuanya telah diindikasi sebagai faktor penyebab tekanan darah tinggi. Melindungi masyarakat dari polusi udara, polusi suara dan air lunak dapat mempengaruhi kesehatan, khususnya pada hipertensi.(WHO:2001)
c.            Kurang Olahraga
Meskipun tekanan darah meningkat secara tajam, ketika  berolah raga secara teratur anda akan lebih sehat dan memiliki tekanan darah yang lebih rendah daripada mereka yang tidak melakukan olah raga. Hal ini sebagian disebabkan karena mereka yang berolah raga makan secara lebih sehat, tidak merokok, dan tidak minum banyak alkohol, meskipun olah raga juga tampaknya memiliki pengaruh langsung terhadap menurunnya tekanan darah . Sebaiknya melakukan olah raga  yang teratur dengan jumlah yang sedang daripada melakukan olah raga berat  tetapi hanya sesekali (Beevers, 2002). Dengan melakukan gerakan yang tepat selama 30 – 45  menit atau lebih dari 3 – 4  hari perminggu dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 10 mm Hg pada bacaan sistolik maupun diastolik. Selain dapat menurunkan tekanan darah,olah raga juga dapat menurunkan berat badan,membakar lebih banyak lemak dalam darah dan memperkuat otot (Vitahealth,2005)

C.           Hubungan Stres Kerja dengan Tekanan Darah
Menurut (Sarafino,1990) menyatakan bahwa rasa stres dapat menimbulkan perubahan- perubahan pada sistim fisik tubuh yang dapat mempengaruhi kesehatan. Hubungan antara stres dengan rasa sakit, ditandai dengan proses pelepasan hormon, khususnya hormon catecholamines dan corticosteroids, yang dilepas oleh rangsangan sistem kardio vaskoler. Contoh bila tingkat hormon ini sangat tinggi, maka dapat menyebabkan jantung berdebar-debar sangat kencang sehingga dapat menyebabkan kematian yang tiba-tiba. 
Menurut  Anis Prabowo (2005) yang mengatakan bahwa stress yang dialami seseorang akan membangkitkan saraf simpatis yang akan memicu kerja jantung dan menyebabkan peningkatan tekanan darah
Menurut Kandasamy Kavitha, 2010 dalan tulisannya berjudul Hubungan Stres Ujian Dengan Perubahan Tekanan Darah Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) Angkatan 2008 Pada Tahun 2010 yang menyatakan bahwa stress kerja memicu perubahan tekanan darah.

No comments:

Post a Comment

Tampilan arsip Teratas

PSEA (Protection from Sexual Exploitation and Abuse)

PERKENALAN PSEA (Protection from Sexual Exploitation and Abuse) Dalam semua konteks di mana lembaga atau organisasi pembangunan dan/atau ban...

Tampilan Arsip Populer