Saturday, May 20, 2017

HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN TANJUNG REDEP KABUPATEN BERAU KALIMANTAN TIMUR

HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG
DI KECAMATAN TANJUNG REDEP KABUPATEN BERAU
KALIMANTAN TIMUR

JURNAL

Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Tugas Kuliah Higyene Perusahaan
Pada Program Studi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Nusa Tenggara Barat


Disusun Oleh:

IDA AYU MADE RENI
NIM : 311.13.005




FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA TENGGARA BARAT
2015/2016
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia, rahmat dan hidayah-Nya, Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Higyene Perusahaan  dengan judul “HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN TANJUNG REDEP KABUPATEN BERAU KALIMANTAN TIMUR” dibuat sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas matakuliah Higyene Perusahaaan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Tenggara Barat.
Semoga doa, dukungan dan perhatian dari semua pihak yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari ALLAH SWT, Amien. Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas mata kuliah  ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik serta saran yang membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya tugas makalah ini.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan semoga tugas ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan bagi semua pihak yang membutuhkan pada umumnya.






                                                                                                                      




DAFTAR ISI
COVER                                                                                                            
KATA PENGANTAR..................................................................................................       
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang....................................................................................................       
B.     Rumusan Masalah...............................................................................................       
C.     Tujuan.................................................................................................................
BAB II METODE PENELITIAN
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A.    Kesimpulan.........................................................................................................       
B.     Saran...................................................................................................................       
DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat saat ini sangat bervariasi. Ada masyarakat yang mengambil air minum dari sumber air, air sungai, air tanah baik dengan menggunakan sumur dangkal ataupun dalam dan juga dari air perpipaan yang diproduksi oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat, yang dimasakdahulu sebelum dikonsumsi. Di kota besar, dalam hal pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat juga mengkonsumsi air minum dalam kemasan (AMDK), karena praktis dan dianggap lebih higienis.
DAMIU adalah badan usaha yang mengelola air minum untuk keperluan masyarakat dalam bentuk curah dan tidak dikemas. Ditinjau dari harganya air minum isi ulang (AMIU) lebih murah dari AMDK, bahkan ada yang mematok harga hingga 1/4 dari harga AMDK. Namun dari segi kualitasnya, masyarakat masih meragukan karena belum ada informasi yang jelas dari segi proses maupun peraturan tentang peredaran dan pengawasannya.
Kualitas air produksi DAMIU akhir-akhir ini ditengarai semakin
menurun, dengan permasalahan secara umum antara lain pada peralatan DAM yang tidak dilengkapi alat sterilisasi, atau mempunyai daya bunuh rendah terhadap bakteri, atau pengusaha belum mengetahui peralatan DAM yang baik dan cara pemeliharaannnya.
Sebagaimana di kota besar lainnya di Indonesia, AMIU juga telah menjadi alternatif bagi penduduk di Kecamatan Tanjung Redep dalam pemenuhan kebutuhan air minum. Di kecamatan ini terdapat 6 (enam) DAMIU yang rata-rata memiliki produksi sebesar 720 galon Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan kualitas Air, yaitu kandungan E. coli dan total koliform sebesar 0 JPT/100 ml sampel.


B.    Perumusan Masalah
Apa yang di maksud dengan higiene sanitasi DAMIU di Kecamatan Tanjung Redep, Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur ?

C.   Tujuan
Untuk mengetahui higiene sanitasi DAMIU di Kecamatan Tanjung Redep, Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur.

BAB II
METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan rancang bangun penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Juli 2007. Sampel responden diambil dengan menggunakan metode purposive sampling, dengan besar sampel 6 karyawan yang bertugas sebagai pengisi dan/atau pencuci galon. Variabel penelitian meliputi higiene karyawan, sanitasi bangunan DAMIU, sanitasi alat pengolahan serta fasilitas sanitasi yang terdapat di DAMIU. Pemeriksaan bakteriologis koliform dan E. Coli dilakukan terhadap sampel air produksi. Data yang diperoleh dari penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.      Higiene karyawan DAMIU di kecamatan Tanjung Redep, kabupaten Berau , provinsi Kalimantan timur.
Ø  Peneliti tidak mencantumkan berapa jumlah responden yang di teliti.
Ø  Peneliti tidak mencantumkan semua alasan mengapa responden tidak mencuci tangan pada saat akan melakukan pekerjaan, di sini apakah di sebabkan karena ngmkelalaian responden atau kurangnya aturan yang tegas dari perusahaan DAMIU.
Ø  Pada penelitian masalah kondisi fisik, peneliti tidak mencantumkan alasan mengapa pegawai tidak menyebabkan alasan responden tidak mengecek fisik setiap 6 bulan sekali, dan mengapa responden tidak menggunakan pakaian khusus pada saat melakukan tugasnya.
2.      Sanitasi bangunan DAMIU di kecamatan Tanjung Redep, kabupaten Berau, provinsi Kalimantan timur.
Pada sanitasi bangunan DAMIU sendiri peneliti tidak mengungkapkan mengapa 33,3 % bangunan DAMIU masih dalam keadaan kotor ( dinding dan lantainya ).
3.      Fasilitas sanitasi DAMIU di kecamatan Tanjung Redep, kabupaten Berau, provinsi Kalimantan timur.
Ø  Penulis tidak mencantumkan alasan mengapa DAMIU tidak memiliki fasilitas yang lengkap.
Ø  Penulis tidak member jalan keluar atau masukan sendiri untuk mengatasi kekurangan fasilitas yang ada pada DAMIU.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Dari semua hasil dan pembahasan yang penulis bahas, penulis tidak memberikan alasan pada setiap poin yang di bahas serta tidak memberikan jalan keluar atau masukan untuk responden yang di teliti.

B.     Saran
Sebaiknya penulis memberikan alasan pada setiap poin yang di bahas agar lebih terlihat jelas, mengapa responden memiliki kebiasaan seperti itu.

DAFTAR PUSTAKA

v  Athena, Sukar, Hendro M., D Anwar M., Haryono. 2004. Kandungan bakteri total coli dan eschericia coli/ Fecal coli air minum dari depot air minum isi ulang di Jakarta, Tangerang dan Bekasi.Buletin Penelitian Kesehatan Vol. 32 No. 4.
v  BBPOM. 2004. Materi Pelatihan Penyuluhan Keamanan Pangan. Buku II. Surabaya: BBPOM.
v  Depkes RI dan WHO. 2003. Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Higiene Sanitasi Depot Air Minum. Jakarta: Ditjen PPM dan PLP Depkes.
v  Depkes RI. 1998. Pedoman Pelatihan Water Technique System Membrane Filter. Jakarta: Ditjen PPM dan PLP Depkes.
v  Purnawijayanti, HA. 2001. Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengelolaan Makanan. Yogyakarta: Kanisius.
v  Sembiring, FY. 2008. Manajemen Pengawasan Sanitasi Lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Kota Batam. USU Digital library.















No comments:

Post a Comment

Tampilan arsip Teratas

PSEA (Protection from Sexual Exploitation and Abuse)

PERKENALAN PSEA (Protection from Sexual Exploitation and Abuse) Dalam semua konteks di mana lembaga atau organisasi pembangunan dan/atau ban...