KRITIK ILMIAH
JURNAL
HIGIENE
PERUSAHAAN
Oleh
Yeni Rinaning
NIM : 31113
033
Dosen
Pembina : Alpacino Junido. L, SKM
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
NUSA TENGGARA BARAT
2015/2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan kririk ilmiah ini dengan judul
“Pengaruh sift kerja terhadap kelelahan pekerja pada pabrik kelapa sawit PT.x
Labuan Batu” dapat diselesaikan guna memenuhi salah satu nilai tugas mata
kuliah Higiene Perusahaan pada jurusan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Nusa Tenggara Barat.
Atas Rahmat,karunia dan petunjuk-Nya pulalah berbagai
pihak berkenan memberikan bantuan, bimbingan, dan dorongan dalam penyelesaian
penulisan kritik ilmiah ini.Oleh karena itu saya menghaturkan terima kasih pada
smua pihak yang secara langsung atau tidak langsung telah memberikan bantuan
dalam penyelesaian kritik ilmiah.
Semoga kritik ilmiah ini bermnfaat bagi penulis dan
setiap orang yang membacanya.
Mataram,April 2015
Penulis
LATAR
BELAKANG
Suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya baik
perusahaan di bidang industry,perdagangan atau jasa akan berusaha untuk
mencapai tujuan yg ditetapkan dari sebelumnya.Suatu hal yg penting untuk
keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan bukan hanya tergantung dari
tekhnologi,dana operasional,sarana dan prasarana yang dimiliki melainkan juga
system kerja pada perusahaan tsb.Sistem kerja perusahaan akan mempengaruhi
kinerja karyawan yg akan berdampak pada hasil produksi perusahaan. Hal ini
memaksa perusahaan untuk bekerja lebih efisien,efektif dan produktif. Tingkat
kompetisi yang tinggi akan memacu tiap perusahaan untuk dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya dengan memperhatikan system kerja yang diterapkan
sehingga kesejahteraan karyawan akan terwujud. Jadi manusia dipandang sebagai
factor penentu karena ditangan manusialah segala inovasi akan direalisir dalam
upaya mewujudkan tujuan perusahaan.
MASALAH
DAN TUJUAN
Para buruh yang bekerja pada shift malam memiliki
kecenderungan untuk mendapatkan stres dan berikutnya akan menderita kelelahan
sebagai gejala klinik. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi yang
efektif dari kebijakan untuk menemukan penurunan pengaruh penerapan shift kerja
menjadi risiko kelelahan. Karena itu ,sebagai usul penelitian ini dan untuk
mengantisipasi penurunan kelelahan penting untuk melakukan perbaikan dan
evaluasi tentang aturan sift kerja dalam suatu perusahaan sehingga tenaga kerja
sift malam dapat bekerja dalam kondisi aman dan beristirahat dengan baik setelah
bekerja.
PT.X Labuhan Batu memberlakukan pola kerja 2 shift(12
jam per shift) dengan tujuan untuk efisiensi tenaga kerja dan upah serta upah
lembur yang tinggi.Selain masalah pemberlakuan dua shiftkerja dengan waktu
kerja berlebihan, juga ditemui fasilitas kerja yang tidak ergonomis pada bagian
pengelasan seperti sikap kerja duduk membungkuk dan jongkok, menggunakan lantai
sebagai meja kerja. Lingkungan kerja
bagian pengolahan relatif
tinggi tingkat kebisingannya, rendah
tingkat pematuhan terhadap pemakaian alat pelindung diri. Kondisi yang tidak ergonomis
tersebut dalam melakukan pekerjaan berpotensi terjadi kelelahan yang dapat
berakibat kecelakaan.Beberapa
kecelakaan yang pernah terjadi: terkena semburan steammesin
rebusan, terpeleset, jatuh dari atap pabrik dan tangga.Untuk menghilangkan
berbagai potensi yang dapat
menimbulkan kelelahan pekerja
yang merupakan reaksi psikologis akibat pola shiftkerja dibutuhkan
pengkajian yang lebih seksama sehingga berbagai dampak negatif yang akan timbul
sedini mungkin dapat dicegah. Dari hasil kajian diharapkan suatu rekomendasi
bagi pekerja, pemerintah, dan perusahaan
khususnya dalam perbaikan shift kerja.
METODE
Penelitian
ini menggunakan survei
analitik dengan pendekatan disain rancangan penelitian cross sectional.
Rancangan cross sectionaladalah penelitian yang memberikan uraian atas suatu
keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan (intervensi) terhadap objek yang
diteliti. Dalam penelitian cross sectional dilakukan observasi atau pengukuran
variabel pada satu saat tertentu dan mempelajari hubungan antara faktor resiko
dengan efek, observasi atau pengukuran terhadap variabel bebas (faktor risiko)
dan variabel tergantung (efek) dilakukan sekali dalam waktu yang bersamaan. Dari
hasil pengukuran dapat diketahui Dari hasil pengukuran dapat diketahui jumlah subjek
yang mengalami efek,
baik pada kelompok subjek yang
mempunyai faktor resiko, maupun pada kelompok tanpa faktor resiko.Pemilihan lokasi
penelitian dilakukan secara purposive sampling(bertujuan). PT.X Labuhan Batumerupakan
salah satu badan usaha bergerak dibidang perkebunan dan industri pengolahan
minyak kelapa sawit mentah terletak di Kabupaten Labuhan Batu Provinsi Sumatera
Utara.
Tempat pengambilan sampel terdiri dari tiga stasiun
kerja:
1) keteluap
pada pekerjaan pengisian bahan bakar,
2) threser pada
pekerjaan dorong lori,
3) tempat penerimaan buah untuk memasukkan tan dan
buah segar ke loading ramp. Sampel penelitian 30 orang dari jumlah populasi 42
orang.Untuk mengukur kelelahan digunakan alat whole body reaction tester
dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistik angka rataan kuantitatif
(nilai mean) dan estimasi interval rataan untuk mengetahui tingkat kelelahan
dengan tingkat kepercayaan 95% atau α= 0,05. Data hasil uji tersebut dianalisis
Data hasil uji tersebut dianalisis dengan
menggunakan uji t
berpasangan. Untuk
mengetahui tingkat stresfisik dan stres mental fisik dan
stres mental dilakukan dengan
menggunakan kuesioner dan diuji dengan uji chi square, dan untuk melihat
perbedaan dan pengaruh tekanan darah dan denyut nadi akibat
shift kerja terhadap kelelahan dianalisis dengan uji t
berpasangan.
LANDASAN TEORI
Tarwaka (1999)
mengatakan bahwa 63% pekerja menderita kelelahan akibat pengaruh shiftkerja
yang dapat berakibat terjadi kecelakaan kerja. Menurut Manuaba (1999),
kelelahan bersifat subjektif akibat shiftkerja, yaitu tidak dapat tidur siang,
selera makan menurun, gangguan pencernaan, nyeri lambung. Menurut Grandjean
(1993) sekitar 60–70% pekerja shift malam menderita gangguan tidur.Menurut
Schultz (1982) shiftkerja malam lebih berpengaruh negatif
terhadap kondisi pekerja dibanding shift
pagi, karena pola
siklus hidupmanusia pada malam
hari umumnya digunakan untuk istirahat. Namun karena bekerja pada shiftmalam
maka tubuh dipaksa untuk mengikutinya.Hal ini relatif cenderung mengakibatkan
terjadinya kesalahan kerja, kecelakaan dan absentism. Pulat (1992) mengatakan
bahwa dampak shift kerja malam terutama
gangguan irama tubuh
yang menyebabkan penurunan kewaspadaan, gangguan fisiologis dan
psikologis berupa kurang konsentrasi, nafsu makan menurun, penyakit jantung,
tekanan darah, stress dan gangguan gastrointestinal yang dapat meningkatkan
resiko terjadi kecelakaan kerja.Suma’mur (1993) menyatakan bahwa shiftkerja
malam perlu mendapat perhatian karena irama faal manusia (circadian ritme)
terganggu, metabolisme tubuh tidak dapat beradaptasi, kelelahan, kurang tidur,
alat pencernaan kurang berfungsi normal, timbul
reaksi psikologis dan
pengaruh yang kumulatif.PT. X
Labuhan Batu memberlakuan pola kerja dua shift(12 jam pershift) dengan tujuan
untuk efisiensi tenaga kerja dan upah serta memberikan upah lembur
yang tinggi. Bagi
seorang pekerja bekerja di
atas delapan jam
per hari selama seminggu terus
menerus jika ditinjau
dari segi keselamatan dan
kesehatan kerja akan memberikan masalah terutama bagi pekerja yang tidak dapat
menyesuaikan diri dengan lama jam kerja yang dijalaninya (Grandjean, 1991).
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Pengaruh KelelahanDari hasil penelitian diperoleh
bahwa rataan waktu reaksi shift pagi 0,97 detik dengan standar deviasi 0,159
detik. Pada shiftmalam didapat rataan waktu reaksi 1,18 detik dengan standar
deviasi 0,176 detik. Nilai rataan perbedaan antara waktu reaksi shiftpagi dan
shiftmalam 1,004 detik.Interval selang Interval selang waktu reaksi shift pagi
0, 921 < µ < 1.02 dan shiftmalam 1.126 < µ < 1.234.Kelelahan yang
dimaksud dalam penelitian ini dilihat dari waktu reaksi
responden (operator) terhadap suara yang diberikan untuk meresponinya.
Semakin lambat seorang
responden (operator)
merespon suara yang
diberikan, maka dapat dikatakan bahwa
operator tersebut mengalami kelelahan. Semakin lelah seseorang,
maka angka kecepatan waktu reaksi (responnya) semakin besar Secara grafik
hubungan shiftkerja dengan kelelahan dapat dilihat Gambar 1..Penyebab kelelahan kerja antara lain: pengaturan
shiftyang terlalu panjang dan tidak tepat, intensitas dan durasi suatu
pekerjaan dilaksanakan yang terlalu tinggi, disain pekerjaan tidak tepat,
lingkungan kerja yang tidak nyaman, cara kerja yang tidak efektif (ergonomis),
dan adanya stres.
.Pengaruh Tekanan Darah dan Denyut NadiTekanan darah adalah
tenaga aliran darah dalam arteri yang diukur dalam dua
angka, yaitu sistol (tekanan saat
jantung berkontraksi) dan diastol (tekanan saat jantung relaksasi).
Tekanan Tekanan darah tinggi jika angka di atas 140/90, tinggi normal 130–138/85–89,
normal 120–129/80–84 dan optimal jika di bawah 120/80.Tekanan darah
sistol shift pagi
rataan 119,22 mm Hg (Sd =
6,67) dan shift malam 127,61 mm
Hg (Sd = 1,92). Interval selang tekanan darah sistol terhadap kelelahan untuk
shift pagi 117,15 mm Hg < µ < 121,29 mm Hg dan untuk shift malam 127,01
mm Hg < µ < 128,20 mm Hg. Tekanan
darah diastol shift
pagi rataan 77,44 mm Hg (Sd =
3,69) dan shift malam 82,16 mm Hg (Sd = 3,03). Interval selang tekanan darah
diastol terhadap kelelahan untuk shift pagi 76,3 mm Hg < µ < 78,58 mm Hg
dan untuk shift malam 81,22 < µ < 83,1 mm Hg. Bila dilihat secara
keseluruhan dari seluruh hasil pengukuran tekanan darah baik sistol maupun
diastol, ada gambaran bahwa pekerja yang bekerja pada shiftmalam memilki
pengaruh terhadap terjadinya peningkatan tekanan darah yang lebih besar
dibanding dengan shift pagi, yang merupakan indikasi terjadinya stres pada
pekerja.Secara grafis hubungan shift kerja dengan tekanan darah
sistol terdapat pada
Gambar. memperlihatkan Tekanan darah pada shiftmalam lebih tinggi dari
shiftpagi.. Kondisi melemahnya fungsi tubuh ini, ditambah dengan tuntutan
tanggung jawab pekerjaan yang menumpuk dapat mengakibatkan kelelahan dan stres.
Selain itu, kemungkinan adanya lingkungan fisik yang terlalu menekan, kurangnya
kontrol yang dirasakan akibat melemahnya fungsi tubuh dan kurangnya hubungan
inter personal skill pada shiftmalam dapat mengakibatkan stres.Gambar 2. Hubungan Tekanan Darah Sistol dengan
ShiftKerja
Denyut nadi untuk shiftpagi rataan 73,93 kali (Sd =
2,15) dan pada shiftmalam 76,18 kali (Sd = 2,56). Interval selang denyut nadi
terhadap kelelahan untuk shift pagi 73,26 kali < µ < 74,60 kali dan untuk
shift malam 75,38 kali < µ < 76,97 kali. Pada shiftmalam menunjukkan
terjadinya peningkatan denyut nadi 2,28 (2,98%) dari shiftpagi. Hasil uji t
Hasil uji t diperoleh ada perbedaan signifikan antara shift pagi dan malam
terhadap denyut nadi.Hubungan Hubungan shiftkerja dengan denyut nadi dapat
dilihat pada Gambar 4. Berdasarkan hasil pengukuran denyut nadi baik shift pagi
maupun shiftmalam cenderung stabil. Akan tetapi jika dilihat dari segi antar
shift, maka denyut nadi rataan pada shift malam menunjukkan angka yang
lebih tinggi dari shift pagi.Hal ini disebabkan oleh circadyan rhythmmanusia
pada malam hari berbeda dengan pagi hari. Pada malam hari tubuh manusia saatnya
untuk istirahat, namun dipakai untuk bekerja yang memaksa pengaturan sirkulasi
dalam tubuh manusia untuk bekerja lebih, menyebabkan denyut nadi responden pada
malam hari cendrung lebih tinggi. Kaitan denyut nadi lebih tinggi pada shift malam juga ada hubungannya terhadap kelelahan yang
mana juga pada shiftmalam tingkat kelelahan responden cendrung lebih tinggi.
Pengaruh
Stres Fisik
Pengukuran
stres fisik dilakukan
dengan menggunakan kuesioner terhadap 30 orang responden pada pabrik
kelapa sawit PT. X Labuhan
BatuTujuan pengukuran adalah untuk melihat tingkat stres fisik yang
dialami responden sesudah bekerja pada shiftpagi dan malam. Secara keseluruhan
tingkat stres fisik responden menunjukkan masih dalam tingkat ringan sampai
sedang.. Akan tetapi untuk shift malam skor stres fisik untuk shift malam
cenderung lebih tinggi dibanding dengan shift pagi..
Pengaruh Stres Mental
Pengukuran stres mental dilakukan dengan
menggunakan kuesioner terhadap
30 orang responden bagian proses
produksi pada pabrik kelapa sawit PT. X Labuhan Batu.. Secara keseluruhan
diperoleh bahwa tingkat stres mentalresponden menunjukkan masih dalam tingkat
ringan..
Pengaruh Produktivitas Kerja
Pada Tabel 4 dapat dilihat hasil perhitungan
produktivitas tenaga kerja PT. X Labuhan Batu, di mana baik shift pagi maupun
malam masingmasing terdiri dari 12 jam kerja per shift dengan jumlah tenaga
kerja 42 orang per shift.Kapasitas terpasang mesin produksi 60 ton/jam. Pada
Tabel 4 tersebut tampak produksi setiap bulannya cenderung fluktuatif karena
tergantung dari musim itu sendiri dan juga harga jual minyak
sawit.Produktivitas tenaga kerja yaitu ratio antara jumlah produk yang
dihasilkan oleh tenaga kerja dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu..
Pola aktivitas tubuh akan terganggu bila bekerja malam dan maksimum terjadi
selama shiftmalam. Kondisi pekerja dan circadian ritmebekerja pada shiftmalam
berbeda dengan shift pagi. Hal ini disebabkan karena pola siklus hidup manusia pada malam
hari umumnya digunakan
untuk istirahat. Akibat dari ini pekerja akan mengalami kelelahan pada
shiftmalam yangditimbulkan disamping dipengarugi oleh faktor-faktor lain yang
menimbulkan kelelahan seperti stress fisik akibat kekurangan tidur pada malam
hari.Kelelahan ini dapat menyebabkan kesulitan konsentrasi dalam bekerja,
meningkatkan resiko kesalahan
(human error), berdampak kepada
kualitas kerja dan kecepatan kerja, dan akhirnya kecelakaan kerja. Pengaturan
shift kerja ini merupakan salah satu isu utama dalam ergonomi.
SIMPULAN DAN
SARAN
SIMPULAN
Dari hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut. Pekerja pada shift malam lebih tinggi tingkat kelelahan, tekanan darah
sistol dan diastol, denyut nadi, stres fisik serta stres mental dibanding dengan
tingkat kelelahan, tekanan darah sistol dan diastol, denyut
nadi, stres fisik dan stres mental pekerja pada shiftpagi. Produktivitas
pekerja shiftpagi lebih menurun pada
malam hari. Untuk mengurangi tingkat kelelahan
pekerja pihak perusahaan dapat
melakukan beberapa hal seperti:
a).
memberikan perhatian dalam hal pemberiangizi yang seimbang terutama untuk shift malam,
b). melakukan sistem rotasi cepat terutama untuk
shiftmalam
c) mengatur jam shift kerja sesuai dengan jam kerja
normal per shift sesuai UU No.
13 tahun 2003
d)melakukan perbaikan lingkungan kerja agar
lebih kondusif dan
nyaman dalam meningkatkan prestasi
SARAN
·
Dari jurnal
tersebut hasil hubungan antara kelelahan dengan sifht malam tidak akurat karena
Alat pengukur kelelahan yg digunakan hanya alat untuk mengukur reaksi tubuh
terhadap rangsangan sedangkan alat sebenarnya adalah Lakasidaya L77.
·
Pada jurnal tsb
juga tidak dikaitkan dengan tekanan darah karena tingat kelelahan seseorang
tidak hanya dilihat dari tekanan darah saja,seharusnya lebih terperinci lagi.
·
Tingkat stress
pada penelitian tsb hanya menggunakan kuisioner tenaga kerja saja sehingga
hasilnya juga tidak akurat karena harus menggunakan alat pengukur yang
berstandar.
·
Dan pada PT.X
labuhan Batu terjadinya kecelakaan kerja diakibatkan karena APD yang digunakan
tenaga kerja belum berstandar dan fasilitas yang tidak memadai, dan seharusnya
tiap perusahaan wajib menyediakan APD yg berstandar agar karyawan dapat bekerja
dengan baik dan aman.
No comments:
Post a Comment