Saturday, May 20, 2017

Faktor Risiko Kejadian Low Back Pain Pada Operator Tambang Sebuah Perusahaan Tambang Nickel Di Sulawesi Selatan

TUGAS
HIGIENI PERUSAHAAN
Faktor Risiko Kejadian Low Back Pain Pada Operator Tambang Sebuah Perusahaan Tambang  Nickel Di  Sulawesi Selatan

Di susun oleh
                                                              Nama  : Nuurul isnaeni
                                                              Nim     : 311.13.021
                                                              Dosen  : alpacino junido. L SKM

UNIVERSITAS NUSA TENGGARA BARAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN AJARAN 2014/2015

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wa baraakatu
Puji sukur saya panjatkan atas kehadirat allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya,  sehingga saya dapat menyelesaikan tugas kritik ilmiah pada judul skripsi  “higiene perusahaan” tepat pada waktunya,
Akhirnya saya menyadari bahwa dalam mengerjakan tugas ini banyak sekali kekurangan serta kesalahannya, oleh karna itu saya mengharapkan sekali kritik dan saran kepada dosen yang besangkutan,
Demikian harapan saya, somoga tugas ini bemanfaat bagi siapa saja yang membacanya trutama sekali buat saya pribadi


                                                                                                Penulis
                                                                                                Mataram          april 2015










1.      LATAR BELAKANG
Penyakit  akibat  kerja  adalah  penyakit  artefisial  oleh  karena  timbulnya  disebabkan  oleh pekerjaan  manusia  (manmade diseases) (Anies,2005). Kemajuan  di  bidang  industri  telah membawa  kemudahan  bagi  hidup  manusia,  namun  demikian,  masih  terdapat  persoalan-persoalan  dalam  dunia  kerja  yang  tidak  dapat  diatasi  dengan  teknologi  yang ada,  sehingga interaksi  antara  pekerja  dengan  lingkungan  dan  alat  kerja  dapat  menimbulkan  dampak negative  bagi  manusai  pekerja  (Budioro, 2005).  Salah  satu  bentuk gangguan  yang dapat timbul  akibat kerja  khususnya  di industry  pertambangan  adalah  low back pain (LBP) atau nyeri  punggung  bawah.  Low back pain adalah  sindroma  klinik yang ditandai  dengan  gejala utama  nyeri  atau  perasaan  lain yang  tidak  enak  di daerah  tulang punggung  bagian  bawah.   Dalam  kejadian  yang sesungguhnya  di masyarakat,  LBP  tidak mengenal  perbedaan  umur, jenis  kelamin, pekerjaan,  status sosial,  tingkat pendidikan,  semuanya biasa terkena LBP.  Lebih  dari 70%  umat  manusia  dalam  hidupnya  pernah  mengalami LBP, dengan rata-rata puncak  kejadian  berusia 35-55 tahun (Anderson, 1997; Jellmemaetal, 2001). Sudah  banyak diketahui  bahwa berbagai factor  psikologis  dan faktor  sosial dapat meningkatkan  risiko  low back pain. Riset  menunjukkan bahwa  ketertarikan, tekanan, stress terhadap  tanggung jawab, ketidakpuasan dalam  bekerja, tekanan mental di tempat kerja, dan penyalahgunaan obat dapat menempatkan seseorang pada risiko yang lebih tinggi untuk mengalami  low back pain yang kronis. 
PT. INXX sebagai salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia, memiliki jumlah karyawan yang tergolong besar yaitu 3600 orang dan tersebar di beberapa departemen serta melakukan aktifitas pekerjaan yang beragam. Berdasarkan  pengamatan data medical record (data manual dan digital) yang telah dilakukan, jenis aktivitas kerja secara garis besar di PT. INXX yaitu:  operator/pengemudi kendaraan atau alat berat, mekanik, supervisor, dan pegawai kantoran. Semua jenis pekerjaan ini memiliki risiko yang dapat menyebabkan  low back pain dengan derajat risiko yang tentunya berbeda
2.      METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian retrospektif dengan mencari hubungan antara beberapa factor risiko di masa lalu dengan kasus  low back pain yang sudah diketahui berdasarkan data kunjungan Rumah Sakit PT.INXX pada bulan Maret 2007 sampai dengan Maret 2008. Secara skematis konsep penelitian dapat digambarkan sebagai berikut : kunjungan Rumah Sakit PT.INXX pada bulan Maret 2007 sampai dengan Maret 2008. Secara skematis konsep penelitian dapat digambarkan sebagai berikut : Besar sampel pada penelitian ini menggunakan tabel besar sampel untuk penelitian kasus kontrol dengan menduga Odds Ratio (OR) dalam jarak 50 % dari OR yang sesungguhnya dengan tingkat kepercayaan 95 % dimana OR = 2,00 dan P2 = 0,50. OR pada kelompok ini berdasarkan rata-rata OR pada penelitian sebelumnya (Myersetal, 1999; Sastroasmoro, 1995). Besar sampel untuk kasus 65 responden dan kontrol 65 responden.
3.      HASIL PENELITIAN
1)      Analisis univariat faktor resiko terjadinya low back pain
Semua kelompok penelitian berjenis kelamin laki-laki dan bermasa kerja lebih atau sama dengan 5 tahun. Perbandingan jumlah kelompok  kasus dan kontrol adalah 1:1. Jenis kelamin dan masa  kerja  merupakan  faktor  resiko yang dikendalikan  dalam penelitian ini. Kelompok  control  berasal  dari operator alat berat tambang dan  memiliki karakteristik pekerjaan yang sama.

2)      Analisis bivariat faktor-faktor risiko terjadinya low back pain
Hasil analisis bivariat terhadap faktor risiko dengan uji Chi Square digunakan untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko dengan kejadian  low back pain   pada karyawan tambang operator alat berat PT.INXX

3)      Analisis multivariat faktor risiko yang paling mempengaruhi terjadinya  low back pain
            Dari analisis bivariat diketahui bahwa  hanya faktor risiko jenis kendaraan dan kebiasaan olahraga yang mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian low back pain pada operator alat berat. Sesuai rancangan penelitian, kedua faktor tersebut yaitu jenis kendaraan dan kebiasaan olahraga  yang kemudian dilakukan analisis multisvariat yaitu dengan logistik regresi dengan metode forward backwise regression (conditional) untuk mengetahui pengaruh yang  paling dominan, dimulai dengan variabel jenis kendaraan yang nilai paling kecil (paling bermakna) dan kemudian diikuti variabel olahraga. Karena nilai Odds Ratio faktor risiko umur di atas, maka dalam perhitungan ini faktor risiko umur juga dimasukkan dalam perhitungan.

4.      PEMBAHASAN
Dari paparan karakteristik responden penelitian ini dapat dikatakan bahwa permasalahan kesehatan yang timbul berupa low back pain, secara teoritis dapat disebabkan oleh perilaku tidak sehat dan lingkungan sekitar yang tidak mendukung, juga perilaku tidak ergonomis, merokok, tidak berolahraga, lingkungan sekitar yang penuh stres, dan umur tua.
1.      Hubungan faktor umur dengan kejadian low back pain
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan hasil bahwa kejadian  low back pain  tidak berhubungan dengan umur karyawan. Artinya ada faktor lain yangn lebih dominan yang menyebabkan terjadinya  low back pain pada pekerja tersebut. Dengan demikian dapat diketahui bahwa masa kerja untuk sebagia karyawan tersebut lebih lama dari 5 tahun, yang berarti juga merupakan faktor risiko tambahan untuk terjadinya LBP.
Tidak ditemukannya hubungan antara factor risiko umur dan kejadian LBP dapat  disebabkan juga karena perbedaan umur saat masuk kerja.

2.      Hubungan faktor jenis kendaraan operator dengan kejadian low back pain
Hasil penelitian hubungan jenis kendaraan yang dipakai operator dengan kejadian  low back pain menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara faktor risiko jenis  kendaraan statis dengan kejadian low back pain.
Odds Ratio untuk faktor risiko ini adalah 4.19 yang berarti kemungkinan terpapar risiko pada pengendara static vehicle sebesar 4.19 kali pengendara moving vehicle. Kursi statis yang tidak bisa disesuaikan dengan sikap tubuh operator akan lebih cepat menimbulkan rasa lelah bagi operator yang mengendarainya. Secara umum, kursi yang dipakai dalam kendaraan tambang berdasarkan ukuran antropometri orang Eropa atau Amerika, karena mayoritas kendaraan dibuat di Eropa dan Amerika, sehingga ukuran tinggi badan, lebar badan, panjang tungkai orang Indonesia kadang tidak mencapai panel- panel instrument  kendaraan  dengan  nyaman.


3.      Hubungan antara kebiasaan olah raga dengan kejadian low back pain
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna  antara kejadian  low back pain  dengan  kebiasaan  olahraga  dari  para  operator alat berat , yang berarti bahwa karyawan yang tidak memiliki kebiasaan olaraga  yang teratur akan mempunyai peluang risiko terjadi low back pain sebesar 2.94 kali lebih besar dari karyawan yang sering berolahraga secara teratur. Dalam penelitian ini tidak dijelaskan secara detail jenis olahraga yang dilakukan  oleh  para  karyawan.
4.      Hubungan antara faktor stres kerja dengan kejadian low back pain.
Pada  penelitian  ini ditemukan  hasil  bahwa  karyawan yang terdiagnosis low back pain lebih banyak mengalami stres kerja (43%) dibandingkan dengan kelompok yang tidak terdiagnosis low back pain (14%). Hasil uji statistik juga menunjukkan hubungan yang bermakna antara stres kerja dengan kejadian low back pain yang berarti bahwa risiko karyawan yang memiliki stres kerja untuk mengalami low back pain adalah 4.7 kali lebih besar daripada karyawan yang tidak memiliki stres kerja.
Hasil analisis dari wawancara dapat ditemukan bahwa secara umum manifestasi stres lebih banyak terjadi pada aspek perilaku, seperti mudah lupa, hilang konsentrasi, tidak fokus dan lain-lain. Keluhan perilaku ini dapat berdampak langsung pada operasional harian operator tersebut.

5.      Hubungan antara faktor obesitas dengan kejadian low back pain
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor kegemukan tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan kejadian low back pain pada operator tamban. Perbedaan karakteristik pekerjaan operator alat berat pada penelitian ini dengan karakteristik pekerja pada penelitian lain yang sejenis, dapat juga memberikan hasil yang berbeda dengan penelitian lain tersebut. Operator alat berat tambang selama 7-8 jam hanya melakukan pekerjaan sambil duduk di kabin kendaraan. Praktis tidak banyak melakukan aktivitas  fisik  lain yang berat. Kondisi obesitas akan memberikan dampak yang lebih besar, bila aktivitas kerja yang dilakukan tidak hanya satu jenis.


6.       Hubungan antara faktor kebiasaan merokok dengan kejadian low back pain
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kejadian low back pain dengan kebiasaan merokok sebelumnya, Dari hasil perhitungan jumlah rokok yang dikonsumsi oleh karyawan yang dicatat dalam hasil medical check up rutin tahun 2008, maka per tahun biaya yang dikeluarkan oleh seluruh para perokok di perusahaan mendekati angka 50,000 USD. Jumlah ini bila ditambahkan dengan dampak sosial lain akan bertambah besar. yang bila diartikan secara bebas adalah rokok yang dikonsumsi sebanyak 18 batang sehari selama 12 tahun, dengan catatan satu bungkus berisi 12 batang.
7.      Hubungan  multifaktorial  yang mempengaruhi terjadinya low back pain
       Dari hasil penelitian dan uji multivariat analisis regresi logistik didapatkan hasil bahwa faktor jenis kendaraan mempunyai pengaruh yang lebih dominan terhadap kejadian low back pain daripada faktor kebiasaan olah raga karyawan dan umur, Sedangkan faktor jenis kendaraan statis akan menimbulkan risiko 5.375 lebih besar daripada jenis kendaraan yang mempunyai kursi yang bisa diatur.

5.      KESIMPULAN
1.      Menurut saya sebaiknya dalam penelitian ini, lebih di perjelas lagi olahraga apa saja yang di maksud agar dapat mencegah terjadinya low beck pain, sehingga para karyawan di PT. incom  dapat mengetahui apa saja olahraga yang dimaksud
2.      Sebaiknya dalam penelian ini tidak hanya melakukan tes wawancara pada setiap karyawan, tetapi harus menggunakan alat untuk mengukur tinggkat kelelahan maupun tingkat stress seseorang dengan menggunakan alat. 




No comments:

Post a Comment

Tampilan arsip Teratas

PSEA (Protection from Sexual Exploitation and Abuse)

PERKENALAN PSEA (Protection from Sexual Exploitation and Abuse) Dalam semua konteks di mana lembaga atau organisasi pembangunan dan/atau ban...