Saturday, May 20, 2017

jam kerja, berat beban dan keluhan nyeri

A.    Jam Kerja
Setiap perusahaan memberlakukan jam kerja yang berbeda-beda, hal ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan perusahaan secara optimal dan menjaga kesejahteraan karyawan. Menurut Undang-undang Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja bagi pekerja yang dipekerjakan. Waktu kerja yang dimaksud meliputi waktu kerja sing hari yaitu 7-8 jam dalam sehari (UU No. 25 Tahun 1997 Tentang ketenagakerjaan, pasal 100 : 38).

B.     Berat Beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni dengan kepala, bahu, tangan, punggung dan lain sebagainya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cidera tulang punggung, jaringan otot, dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
1.      Mengangkat Beban
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang di tetapkan oleh ILO (Organisasi Perburuhan Internasional), adalah :
a.       Laki-laki dewasa 40 kg
b.      Wanita dewasa 15-20 kg
c.       Laki-laki (16-18) 15-20 kg
d.      Wanita (16-18) 12-15 kg
2.      Organisasi Kerja
Pekerjaan harus diatur dengan berbagai cara :
a.       Alat bantu mekanik
b.      Frekuensi pergerakan diminimalisasi
c.       Jarak mengangkat beban dikurangi
d.      Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan mengangkat tidak terlau tinggi.
e.       Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.
3.      Metode mangangkat beban
Semua pekerjaan harus diajarkan mengangkat beban. Metode kinetic dari pedoman penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua prinsip :
a.       Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung.
b.      Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan.


Metode ini termasuk lima faktor dasar :
1)      Posisi kaki yang benar
2)      Punggung kuat dan kekar
3)      Posisi lengan dekat dengan tubuh
4)      Mengangkat dengan benar
5)      Menggunakan berat badan

C.    Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya Kecelakaan Kerja pada Buruh
1.      Sikap Kerja dan Posisi Kerja (Sikap tubuh dalam bekerja)
Posisi atau sikap tubuh dan cara kerja yang sesuai dengan aturan kerja adalah sikap dan cara kerja ergonomi. Pelaksanaan kerja biasanya menggunakan alat dan sarana kerja yang sesuai dan serasi dengan karakteristik tenaga kerja baik laki-laki dan perempuan yang menggunakan. Dengan demikian diusahakan agar semua pekerjaan harus selalu dilaksanakan dalam sikap kerja yang ergonomis (Soedirman, 1989 : 34).
Lebih lanjut (Soedirman, 1989), bahwa sikap tubuh dalam kerja harus memperhatikan ;
a.       Senantisa diusahakan agar semua pekerjaan dilaksanakan dengan sikap duduk atau sikap berdiri dan sikap duduk secara bergantian.
b.      Segala posisi dan sikap tubuh yang tidak alamiah dihindari atau diusahakan agar beban kerja statis sekecil-kecilnya.
c.       Segala posisi dan sikap tubuh diusahakan untuk menghindari upaya yang tidak perlu.
2.      Lama Istirahat
Setiap pekerja berhak untuk mendapatkan waktu istirahat kerja. Waktu istirahat kerja sebagaimana dimaksudkan meliputi : Istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 jam terus-menerus, dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja (UU No. 25 Tahun 1997, Pasal 102 : 39).
3.      Pendidikan (Pengetahuan)
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif (Soekidja Notoatmojo, 2001).
Pengetahuan identik dengan pendidikan, pengetahuan yang rendah sering kali dikarenakan oleh rendahnya pendidikan. Pengetahuan yang kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentukya tindakan seseorang (over behavior),  karena pengetahuan akan lebih langgeng dan bermanfaat dari pada prilaku yang tidak disadari akan menentang pengetahuan itu sendiri (Soekidjo, 2003).
4.      Umur
Umur seseorang berbanding langsung dengan kapasitas fisik samapi batas tertentu dan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun. Pada umur 50-60 tahun kekuatan otot menurun sebesar 25%, kemampuan sensoris motoris menurun sebanyak 60%. Selanjutnya kemampuan kerja fisik seseorang yang berumur >60 tahun tinggal mencapai 50% dari umur orang yang berumur 25 tahun. Bertambahnya umur akan diikuti penurunan VO2 max, tajam penglihatan, pendengaran, kecepatan membedakan sesuatu, membuat keputusan dan kemampuan mengingat jangka pendek. Oleh karena itu, pengaruh umur harus selalu dijadikan pertimbangan dalam memberikan proses kerja seseorang.
5.      Jenis Kelamin
Secara fisiologis, kemampuan otot wanita lebih rendah dibandingkan dengan pria. Astrand dan Rodahl (1977) dalam Tarwaka (2004) menjelaskan bahwa kekuatan otot wanita hanya sekitar dua pertiga dari kekuatan otot pria sehingga daya tahan otot pria lebih tinggi dibandingkan otot wanita. Tarwaka (2004) juga mencatat hasil penelitian lainnya oleh Chiang et al. (1993), Hales et al. (1994) dan Johansen (1994) yang menunjukkan bahwa perbandingan keluhan otot antara pria dan wanita adalah 1:3.
6.      Kebiasaan Merokok
Berdasarkan beberapa penelitian telah membuktikan bahwa kebiasaan merokok dapat meningkatkan keluhan otot rangka, semakain lama dan semakin sering frekwensi rokok maka keluhan otot rangka yang didasarkan  semakin tinggi.



7.      Kesegaran Jasmani
Pada umumnya keluhan otot lebih jarang ditemukan pada seseorang yang dalam aktivitas kesehariannya mempunyai cukup waktu untuk istirahat. Sebaliknya, bagi yang dalam kesehariannya melakukan pekerjaan yang memerlukan pengerahan tenaga yang besar, disisi lain tidak mempunyai waktu yang cukup untuk istirahat, hampir dapat dipastikan akan terjadi keluhan otot. Tingkat keluhan otot juga sangat dipengaruhi oleh tingkat kesegaran tubuh.

E.     Nyeri
1.      Pengertian Nyeri
Menurut Dafid G. Broenstain, MD (1989), seperti yang di ungkap oleh (Mekka, 2003 : 11) nyeri didefinisikan oleh seorang spesialis nyeri sebagai rasa yang tidak menyenangkan dan merupakan pengalaman emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan actual maupun potensial atau sering dideskripsikan sebagai istilah adanya kerusakan jaringan.
2.      Faktor Penyebab dan Mekanisme Timbulnya Nyeri
Pada hakekatnya segala macam nyeri merupakan hasil iritasi terhadap ujung-ujung serabut syaraf penghantar influs nyeri, yang dikenal sebagai serabut nyeri atau pain fibre. Iritasi dapat dari adanya proses patologik, traksi (tarikan), kompresi (penekanan), infeksi pendarahan intoksikasi, metasitasi dan lail-lain.
Jenis nyeri menurut jaringan yang teriritasi, (Prasetya, 1992 : 123), antara lain neri otot, nyeri fascia, nyeri tulang, nyeri sendi dan nyeri syaraf.
Timbulna nyeri pada daerah punggung bawah dalam kasus nyeri punggung merupakan gejala klinikyang timbul karena aktivitas dari receptor nyeri pada sendi, otot dan tulang belakang juga neuropathy karena hernia bantalan sendi serta reaksi sakit akibat refleks hipotalamus dari otot-otot tulang belakang dan dapat pula sebagai psykomatik (Mekka, 2003 : 12). Menurut (Heru Purbo Kuntoro, 2000), seperti ang dikutip (Mekka, 2003 : 12), ada lima faktor sebagai penyebab rasa nyeri pada otot, yaitu mekanisme reseptor nyeri, penekanan syrasaf, trauma, gangguan fungsi control, kontraksi otot dan mekanisme psykomatik.

F.     Nyeri Punggung
1.      Pengertian Nyeri Punggung
Menurut (Hartono Sumiko, 1990), seperti yang di kutif oleh (Mekka, 2003 : 13), Nyeri punggung adalah manifestasi adanya gangguan dibagian punggung atau dari organ visceral (organ dalam). Manifestasi nyeri yang timbul tergantung pada struktur mana yang mengalami gangguan. Menurut Ronald Mc. Rae, seperti yang di kutip (Jahya, 1992 :16), nyeri punggung dibagi menjadi tiga kelompok :
a.       Nyeri punggung yang timbul sikap dan cara kerja yang tidak ergonomis.
b.      Nyeri punggung karena gangguan pada system persyarafan.
c.       Nyeri punggung kerena faktor-faktor mekanik.
Menurut Santoso Bayu, Seperti yang dikutip (Jahya, 1992 : 167), menuliskan beberapa faktor mekanik yang sering menjadi penyebab back paint (nyeri punggung).
a.       Sikap tubuh yang jelek dan kurang olahraga. Sikap tubuh yang dimaksud adalah sikp berdiri yang membungkuk ke depan, tidak tegap, kepala menunduk, dada kempes, dindig perut menonjol dan punggung bawah sangat lorditik.. Keadaan ini akan membuat titik berat benda akan jauh ke depan. Sebagai kompensasi punggung harus ditarik ke belakang dan akan menimbulkan hyporlordosis lumbal. Hal ini bila berlangsung lama akan menimbulkan kelelahan otot dan rangsangan pada ligament-ligamen yang akan dapat menimbulkan sumber rasa nyeri.
b.      Panjang tungkai yang tidak sama.
c.       Kelemaahan otot-otot dinding perut, gluterus maximus dan illiopses serta pemendekan otot-otot ekstensor punggung.
2.      Penyebab dan Proses Terjadinya Nyeri Punggung
Menurut (Julian B, 1979), seperti di kitip (Mekka, 2003 : 15), Nyeri punggung dapat timbul karena sikap dan cara kerja yang salah. Hal tersebut dapat dipahami dengan sikap dan cara kerja yang salah akan mengakibatkan gangguan pada tulang belakang. Bagian tubuh yang menopang pada saat posisi menjinjing dan memikul adalah tulang punggung, tulang belakang, serta tulang bawah iga. Pada posisi bagian tulang belakang yang paling banyak menangguang beban adalah tulang punggung. Setiap perubahan bentuk tulang belakang menyebabkan tekanan pada otot tulang belakang, sehingga aktifitas otot tersebut meningkat.
Oleh karena itu keterbatasan gerakan akan membiasakan bekerja dengan sikap tubuh yang benar. Sikap posisi mengerjakan pekerjaan secara menahun akan menyebabkan keluhan yang dikenal sebagai low back pain, yaitu otot-otot punggung menjadi lelah (fatigue) yang bisa menimbulkan ketidak stabilan dari tulang belakang sehingga sakit atau pegal di daerah punggung.
3.      Keluhan Nyeri Punggung Akibat Kerja
Keluhan nyeri punggung merupakan kasus musculasceletal yang banyak dikeluhkan dan ditangani fisioterapi dalam praktek dengan berbagai metode dan teknik serta modalitas yang beragam (Soegijanto, 2001 : 12), keluhan nyeri bersifat subyektif, orang lain tidak mungkin dapat menghayatinya, walaupun demikian nyeri yang dirasakan oleh penderita adalah kenyataan bagi diri penderita tersebut. Intensitas nyeri yang dirasakan oleh penderita dapat berbeda-beda sekalipun diberikan stimulus nyeri, dengan intensitasnya yang sama beberapa orang akan merasakan nyeri sekali, sedangkan beberapa orang lain tidak begitu merasakan nyeri, hal ini karena nyeri sebagian lebih bersifat presepsi dari pada sensasi, selain itu kondisi fisik seseorang, pengalaman dan antisipasi penderita ikut berpengaruh terhadap keluhan nyeri. 
4.      Pencegahan
Untuk mencegah timbulnya nyeri punggung kerja atau nyeri punggung bawah, sebaiknya dilakukan dengan berolahraga secara teratur terutama ditujukan untuk memperkuat atau memperbaiki tonus serta kekuatan disekitar punggung. Pengaturan waktu kerja, istirahat kerja, serta gizi kerja sangat membantu dalam mencegah terjadinya kasus nyeri punggung kerja pada buruh pengangkut beras. Untuk mencegah atau mengurangi penyebab terjadinya nyeri punggung pada buruh pengangkut beras dapat dilakukan hal sebagai berikut :
a.       Mengurangi beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan.
b.      Membatasi tingkat keseringan mengangkut.
Sikap dan cara kerja yang tidak ergonomis seperti menggunakan salah satu sikap kerja secara menggotong misalnya menjinjing saja atau memikul saja.

No comments:

Post a Comment

Tampilan arsip Teratas

PSEA (Protection from Sexual Exploitation and Abuse)

PERKENALAN PSEA (Protection from Sexual Exploitation and Abuse) Dalam semua konteks di mana lembaga atau organisasi pembangunan dan/atau ban...

Tampilan Arsip Populer