A. Jam Kerja
Setiap perusahaan memberlakukan jam kerja yang
berbeda-beda, hal ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan perusahaan secara
optimal dan menjaga kesejahteraan karyawan. Menurut Undang-undang Setiap pengusaha
wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja bagi pekerja yang dipekerjakan. Waktu
kerja yang dimaksud meliputi waktu kerja sing hari yaitu 7-8 jam dalam sehari
(UU No. 25 Tahun 1997 Tentang ketenagakerjaan, pasal 100 : 38).
B. Berat Beban
Bermacam-macam
cara dalam mengangkat beban yakni dengan kepala, bahu, tangan, punggung dan
lain sebagainya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cidera tulang
punggung, jaringan otot, dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
1. Mengangkat
Beban
Beban yang diangkat tidak melebihi
aturan yang di tetapkan oleh ILO (Organisasi Perburuhan Internasional), adalah
:
a. Laki-laki
dewasa 40 kg
b. Wanita
dewasa 15-20 kg
c. Laki-laki
(16-18) 15-20 kg
d. Wanita
(16-18) 12-15 kg
2. Organisasi
Kerja
Pekerjaan harus diatur dengan
berbagai cara :
a. Alat
bantu mekanik
b. Frekuensi
pergerakan diminimalisasi
c. Jarak
mengangkat beban dikurangi
d. Dalam
membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan mengangkat tidak terlau
tinggi.
e. Prinsip
ergonomi yang relevan bisa diterapkan.
3. Metode
mangangkat beban
Semua pekerjaan harus diajarkan
mengangkat beban. Metode kinetic dari pedoman penanganan harus dipakai yang
didasarkan pada dua prinsip :
a. Otot
lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung.
b. Untuk
memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan.
Metode ini termasuk lima faktor dasar
:
1) Posisi
kaki yang benar
2) Punggung
kuat dan kekar
3) Posisi
lengan dekat dengan tubuh
4) Mengangkat
dengan benar
5) Menggunakan
berat badan
C. Faktor-faktor yang menyebabkan
timbulnya Kecelakaan Kerja pada Buruh
1.
Sikap
Kerja dan Posisi Kerja (Sikap tubuh dalam bekerja)
Posisi atau sikap
tubuh dan cara kerja yang sesuai dengan aturan kerja adalah sikap dan cara
kerja ergonomi. Pelaksanaan kerja biasanya menggunakan alat dan sarana kerja
yang sesuai dan serasi dengan karakteristik tenaga kerja baik laki-laki dan
perempuan yang menggunakan. Dengan demikian diusahakan agar semua pekerjaan
harus selalu dilaksanakan dalam sikap kerja yang ergonomis (Soedirman, 1989 :
34).
Lebih lanjut (Soedirman, 1989), bahwa
sikap tubuh dalam kerja harus memperhatikan ;
a. Senantisa
diusahakan agar semua pekerjaan dilaksanakan dengan sikap duduk atau sikap
berdiri dan sikap duduk secara bergantian.
b. Segala
posisi dan sikap tubuh yang tidak alamiah dihindari atau diusahakan agar beban
kerja statis sekecil-kecilnya.
c. Segala
posisi dan sikap tubuh diusahakan untuk menghindari upaya yang tidak perlu.
2.
Lama
Istirahat
Setiap pekerja
berhak untuk mendapatkan waktu istirahat kerja. Waktu istirahat kerja
sebagaimana dimaksudkan meliputi : Istirahat antara jam kerja,
sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 jam terus-menerus, dan
waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja (UU No. 25 Tahun 1997, Pasal
102 : 39).
3.
Pendidikan
(Pengetahuan)
Pengetahuan adalah
hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
suatu obyek tertentu. Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif (Soekidja
Notoatmojo, 2001).
Pengetahuan
identik dengan pendidikan, pengetahuan yang rendah sering kali dikarenakan oleh
rendahnya pendidikan. Pengetahuan yang kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentukya tindakan seseorang (over behavior), karena
pengetahuan akan lebih langgeng dan bermanfaat dari pada prilaku yang tidak
disadari akan menentang pengetahuan itu sendiri (Soekidjo, 2003).
4.
Umur
Umur seseorang
berbanding langsung dengan kapasitas fisik samapi batas tertentu dan mencapai
puncaknya pada umur 25 tahun. Pada umur 50-60 tahun kekuatan otot menurun
sebesar 25%, kemampuan sensoris motoris menurun sebanyak 60%. Selanjutnya
kemampuan kerja fisik seseorang yang berumur >60 tahun tinggal mencapai 50%
dari umur orang yang berumur 25 tahun. Bertambahnya umur akan diikuti penurunan
VO2 max, tajam penglihatan, pendengaran, kecepatan membedakan
sesuatu, membuat keputusan dan kemampuan mengingat jangka pendek. Oleh karena
itu, pengaruh umur harus selalu dijadikan pertimbangan dalam memberikan proses
kerja seseorang.
5.
Jenis
Kelamin
Secara fisiologis,
kemampuan otot wanita lebih rendah dibandingkan dengan pria. Astrand dan Rodahl
(1977) dalam Tarwaka (2004) menjelaskan bahwa kekuatan otot wanita hanya
sekitar dua pertiga dari kekuatan otot pria sehingga daya tahan otot pria lebih
tinggi dibandingkan otot wanita. Tarwaka (2004) juga mencatat hasil penelitian
lainnya oleh Chiang et al. (1993), Hales et al. (1994) dan Johansen (1994) yang
menunjukkan bahwa perbandingan keluhan otot antara pria dan wanita adalah 1:3.
6.
Kebiasaan
Merokok
Berdasarkan
beberapa penelitian telah membuktikan bahwa kebiasaan merokok dapat
meningkatkan keluhan otot rangka, semakain lama dan semakin sering frekwensi
rokok maka keluhan otot rangka yang didasarkan
semakin tinggi.
7.
Kesegaran
Jasmani
Pada umumnya keluhan
otot lebih jarang ditemukan pada seseorang yang dalam aktivitas kesehariannya
mempunyai cukup waktu untuk istirahat. Sebaliknya, bagi yang dalam
kesehariannya melakukan pekerjaan yang memerlukan pengerahan tenaga yang besar,
disisi lain tidak mempunyai waktu yang cukup untuk istirahat, hampir dapat
dipastikan akan terjadi keluhan otot. Tingkat keluhan otot juga sangat
dipengaruhi oleh tingkat kesegaran tubuh.
E. Nyeri
1.
Pengertian
Nyeri
Menurut Dafid G.
Broenstain, MD (1989), seperti yang di ungkap oleh (Mekka, 2003 : 11) nyeri
didefinisikan oleh seorang spesialis nyeri sebagai rasa yang tidak menyenangkan
dan merupakan pengalaman emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan
actual maupun potensial atau sering dideskripsikan sebagai istilah adanya
kerusakan jaringan.
2.
Faktor
Penyebab dan Mekanisme Timbulnya Nyeri
Pada hakekatnya
segala macam nyeri merupakan hasil iritasi terhadap ujung-ujung serabut syaraf
penghantar influs nyeri, yang dikenal sebagai serabut nyeri atau pain fibre. Iritasi dapat dari adanya
proses patologik, traksi (tarikan), kompresi (penekanan), infeksi pendarahan
intoksikasi, metasitasi dan
lail-lain.
Jenis nyeri
menurut jaringan yang teriritasi, (Prasetya, 1992 : 123), antara lain neri
otot, nyeri fascia, nyeri tulang,
nyeri sendi dan nyeri syaraf.
Timbulna nyeri
pada daerah punggung bawah dalam kasus nyeri punggung merupakan gejala
klinikyang timbul karena aktivitas dari receptor
nyeri pada sendi, otot dan tulang belakang juga neuropathy karena hernia bantalan sendi serta reaksi sakit akibat refleks hipotalamus dari otot-otot
tulang belakang dan dapat pula sebagai psykomatik
(Mekka, 2003 : 12). Menurut (Heru Purbo Kuntoro, 2000), seperti ang dikutip
(Mekka, 2003 : 12), ada lima faktor sebagai penyebab rasa nyeri pada otot, yaitu
mekanisme reseptor nyeri, penekanan syrasaf, trauma, gangguan fungsi control,
kontraksi otot dan mekanisme psykomatik.
F. Nyeri Punggung
1.
Pengertian
Nyeri Punggung
Menurut (Hartono
Sumiko, 1990), seperti yang di kutif oleh (Mekka, 2003 : 13), Nyeri punggung
adalah manifestasi adanya gangguan dibagian punggung atau dari organ visceral (organ dalam). Manifestasi
nyeri yang timbul tergantung pada struktur mana yang mengalami gangguan.
Menurut Ronald Mc. Rae, seperti yang di kutip (Jahya, 1992 :16), nyeri punggung
dibagi menjadi tiga kelompok :
a. Nyeri
punggung yang timbul sikap dan cara kerja yang tidak ergonomis.
b. Nyeri
punggung karena gangguan pada system persyarafan.
c. Nyeri
punggung kerena faktor-faktor mekanik.
Menurut Santoso Bayu, Seperti yang dikutip (Jahya,
1992 : 167), menuliskan beberapa faktor mekanik yang sering menjadi penyebab back paint (nyeri punggung).
a. Sikap
tubuh yang jelek dan kurang olahraga. Sikap tubuh yang dimaksud adalah sikp
berdiri yang membungkuk ke depan, tidak tegap, kepala menunduk, dada kempes,
dindig perut menonjol dan punggung bawah sangat lorditik.. Keadaan ini akan membuat titik berat benda akan jauh ke
depan. Sebagai kompensasi punggung harus ditarik ke belakang dan akan
menimbulkan hyporlordosis lumbal. Hal
ini bila berlangsung lama akan menimbulkan kelelahan otot dan rangsangan pada
ligament-ligamen yang akan dapat menimbulkan sumber rasa nyeri.
b. Panjang
tungkai yang tidak sama.
c. Kelemaahan
otot-otot dinding perut, gluterus maximus
dan illiopses serta pemendekan
otot-otot ekstensor punggung.
2.
Penyebab
dan Proses Terjadinya Nyeri Punggung
Menurut (Julian B,
1979), seperti di kitip (Mekka, 2003 : 15), Nyeri punggung dapat timbul karena
sikap dan cara kerja yang salah. Hal tersebut dapat dipahami dengan sikap dan
cara kerja yang salah akan mengakibatkan gangguan pada tulang belakang. Bagian
tubuh yang menopang pada saat posisi menjinjing dan memikul adalah tulang punggung,
tulang belakang, serta tulang bawah iga. Pada posisi bagian tulang belakang yang
paling banyak menangguang beban adalah tulang punggung. Setiap perubahan bentuk
tulang belakang menyebabkan tekanan pada otot tulang belakang, sehingga
aktifitas otot tersebut meningkat.
Oleh karena itu keterbatasan gerakan akan membiasakan
bekerja dengan sikap tubuh yang benar. Sikap posisi mengerjakan pekerjaan
secara menahun akan menyebabkan keluhan yang dikenal sebagai low back pain, yaitu otot-otot punggung
menjadi lelah (fatigue) yang bisa
menimbulkan ketidak stabilan dari tulang belakang sehingga sakit atau pegal di
daerah punggung.
3.
Keluhan
Nyeri Punggung Akibat Kerja
Keluhan nyeri punggung merupakan kasus musculasceletal yang banyak dikeluhkan dan
ditangani fisioterapi dalam praktek
dengan berbagai metode dan teknik serta modalitas yang beragam (Soegijanto,
2001 : 12), keluhan nyeri bersifat subyektif, orang lain tidak mungkin dapat
menghayatinya, walaupun demikian nyeri yang dirasakan oleh penderita adalah
kenyataan bagi diri penderita tersebut. Intensitas nyeri yang dirasakan oleh
penderita dapat berbeda-beda sekalipun diberikan stimulus nyeri, dengan
intensitasnya yang sama beberapa orang akan merasakan nyeri sekali, sedangkan
beberapa orang lain tidak begitu merasakan nyeri, hal ini karena nyeri sebagian
lebih bersifat presepsi dari pada sensasi, selain itu kondisi fisik seseorang,
pengalaman dan antisipasi penderita ikut berpengaruh terhadap keluhan nyeri.
4.
Pencegahan
Untuk mencegah timbulnya nyeri punggung kerja atau
nyeri punggung bawah, sebaiknya dilakukan dengan berolahraga secara teratur
terutama ditujukan untuk memperkuat atau memperbaiki tonus serta kekuatan disekitar punggung. Pengaturan waktu kerja,
istirahat kerja, serta gizi kerja sangat membantu dalam mencegah terjadinya
kasus nyeri punggung kerja pada buruh pengangkut beras. Untuk mencegah atau
mengurangi penyebab terjadinya nyeri punggung pada buruh pengangkut beras dapat
dilakukan hal sebagai berikut :
a. Mengurangi
beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan.
b. Membatasi
tingkat keseringan mengangkut.
Sikap dan cara kerja
yang tidak ergonomis seperti menggunakan salah satu sikap kerja secara menggotong
misalnya menjinjing saja atau memikul saja.
No comments:
Post a Comment