TUGAS HYGIENE PERUSAHAAN
STUDI DESKRIPTIF
KARAKTERISTIK HIGIENE
DAN SANITASI PADA ALAT
PENGOLAH MAKANAN
GADO-GADO DI LINGKUNGAN
PASAR JOHAR
KOTA SEMARANG TAHUN 2012
Di susun oleh :
ASPARINA GHUFRANI YASMIN
31113004
FAKULTAS KESEHATAN
MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA TENGGARA
BARAT
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kepada Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah
ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Allah SWT mungkin saya tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah
ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang makalah yang saya
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Baik itu yang datang dari
diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun
juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing penyusun agar dapat
mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun kritik ilmiah.
Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pangan
merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air,
baik
yang diolah maupun tidak diolah diperuntukkan sebagai bahan makanan dan
minuman
bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku
pangan.
Upaya untuk mencegah pangan dari kemungkinan tercemar baik dari
cemaran
biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan,
membahayakan
kesehatan manusia (Badan POM RI, 2008:1).
Diketahui
pada tahun 2008 Badan POM telah mencatat 197 kasus keracunan
pangan
di seluruh Indonesia dengan 9022 penderita, yang meliputi 8943 orang
sakit
(dirawat dan yang meninggal dunia). Ditinjau dari kejadian KLB keracunan
pangan
disimpulkan bahwa 85 (43,15%) kasus belum diketahui penyebabnya, 54
(27,41%)
kasus karena mikrobiologi, 37 (18,78%) kasus karena bahan kimia dan
21
(10,66%) kasus tidak ada sampel. Profil proporsi angka kesakitan dan angka
kematian
pada kasus KLB keracunan pangan tahun 2008 dapat disimpulkan
bahwa
jumlah kasus tertinggi dilaporkan terjadi di Jawa Barat sebanyak 3166
(35,40%),
Jawa Tengah 1240 (13,87%) dan Kalimantan Tengah sebanyak 860
(9,62%).
Dilihat dari jumlah kematian Jambi merupakan daerah dengan jumlah
kematian
tertinggi yaitu sebanyak 26 orang (32,91%) disusul berturut-turut Papua
sebanyak
18 orang (22,78%), Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan dengan jumlah
kematian
sebanyak 7 orang (8,86%) ( Badan POM, 2003: 34).
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
latar belakang tersebut, dapat dirinci permasalahnnya yaitu:
1.
Penelitian yang dilakukan Ermayani (2004) mengenai pedagang nasi pecel
di
Kelurahan Sumurboto dan Tembalang Semarang diperoleh hasil bahwa
sampel
yang mengandung kuman Escherichia coli 25 (83,3%).
2.
Penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh Payastiti Yunita dan Ni Made Utami
Dwipayanti
di Bali (2010) mengenai kualitas mikrobiologis pada nasi jinggo
diketahui
bahwa 47,8% sampel makanan dengan kandungan positif
Escherichia
coli. Tingginya kontaminasi Escherichia coli ini dapat
disebabkan
karena sanitasi rumah makan atau lingkungan yang masih sangat
rendah,
kontak langsung bahan makanan dengan tangan penjamah makanan
sehingga
memberi kesempatan bakteri Escherichia coli yang ada pada
tangan
penjamah yang tidak dicuci bersih untuk mencemari makanan.
3.
WHO (2005:2) juga melaporkan bahwa sekitar 70% kasus diare yang terjadi
di
negara berkembang disebabkan oleh makanan yang telah terkontaminasi
oleh
patogen asal pangan dan asal air (waterborne) dengan penyebab yang
dipindahkan
melalui perantara pangan.
4.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah diuji identifikasi E.coli pada alat
pengolah
gado-gado (cobek) pada tanggal 10 September 2012 di Balai
Laboratorium
Kesehatan pada 5 sampel alat pengolah makanan gado-gado
(cobek),
diketahui bahwa 40% positif E.coli tidak memenuhi syarat pada
alat
pengolah makanan gado-gado.
Rumusan Masalah Umum
Bagaimana
gambaran studi deskriptif karakteristik higiene dan sanitasi pada
alat
pengolah makanan gado-gado di lingkungan Pasar Johar kota Semarang
tahun
2012?
Rumusan Masalah Khusus
1. Bagaimana
gambaran higiene penjamah makanan pada alat pengolah
makanan
gado-gado di lingkungan Pasar Johar kota Semarang tahun 2012?
2. Bagaimana
gambaran praktek pencucian pada alat pengolah makanan gadogado di lingkungan
Pasar Johar kota Semarang tahun 2012?
3. Bagaimana
gambaran persediaan air bersih pada alat pengolah makanan
gado-gado
di lingkungan Pasar Johar kota Semarang tahun 2012?
4. Bagaimana
gambaran kondisi warung pada alat pengolah makanan gadogado di lingkungan Pasar
Johar kota Semarang tahun 2012?
5. Bagaimana
gambaran keberadaan Escherichia coli pada alat pengolah
makanan
gado-gado di lingkungan Pasar Johar kota Semarang tahu 2012?
C.
TUJUAN
PENELITIAN
1
Tujuan Umum
Untuk
mengetahui gambaran studi deskriptif karakteristik higiene dan
sanitasi
alat pengolah makanan gado-gado di lingkungan Pasar Johar kota
Semarang
tahun 2012?
2
Tujuan Khusus
1.
Mengetahui gambaran higiene penjamah makanan pada alat pengolah
makanan
gado-gado di lingkungan Pasar Johar kota Semarang tahun 2012?
2.
Mengetahui gambaran praktek pencucian pada alat pengolah makanan gadogado di
lingkungan Pasar Johar kota Semarang tahun 2012?
3.
Mengetahui gambaran persediaan air bersih pada alat pengolah makanan
gado-gado
di lingkungan Pasar Johar kota Semarang tahun 2012?
4.
Mengetahui gambaran kondisi warung pada alat pengolah makanan gadogado di
lingkungan Pasar Johar kota Semarang tahun 2012?
5.
Mengetahui gambaran keberadaan Escherichia coli pada alat pengolah
makanan
gado-gado di lingkungan Pasar Johar kota Semarang tahun 2012?
D.
LANDASAN
TEORI
1. Escherichia
coli
Escherichia
coli merupakan kuman oportunitis yang banyak ditemukan di
dalam
usus besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat
menyebabkan
infeksi primer pada usus misalnya diare pada anak dan travelers
diarrhea,
seperti juga kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh
diluar
usus (Agus Syahrurachman, 1994:163).
2. Klasifikasi
Escherichia coli
Menurut
Bergey’s Manual of Systemic Biology dalam Jawetz el al
(2005:58).
Kingdom
: Procaryotae
Divisi
: Gracilicutes14
Kelas
: Scotobacteria
Bangsa
(Ordo) : Eubacteriales
Sukun
(familia) : Euterobactericea
Marga
(Genus) : Escherichia
Jenis
(Spesies) : Escherichia coli
3. Morfologi
Escherichia coli
Kuman
berbentuk batang pendek (cocobacil), gram negatif ukuran 0,4 s/d
0,7
μm sebagian besar gerak positif dan beberapa strain memiliki kapsul dan tidak
berspora.
Pada biakan Escherichia coli membentuk koloni bulat, konveks halus
dengan
pingir-pinggir yang rata. Hemolisis pada agar darah dihasilkan oleh
beberapa
strain E.coli. dihasilkan oleh beberapa strain Escherichia coli dan
mempunyai
morfologi warna yang khas pada media pembeda seperti agar EMB
(Jawaetz,
2005:352).
4. Fisiologi
Escherichia coli
Escherichia
coli tumbuh baik pada hampir semua media yang biasa
dipakai
di laboratorium mikrobiologi. Pada media yang digunakan untuk isolasi
kuman
enterik sebagian besar strain E.coli bersifat mikroaerofilik. Beberapa strain
bila
ditanam pada agar darah menunjukkan hemolisis tipe beta (Agus
Syahrurachman,
1994:163). Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif
yang
tidak membentuk spora, berbentuk batang anaerob facultatif dan tergolong
ke
dalam famili enterobacteriacea bakteri yang mesofilik ini akan tumbuh pada
suhu
7-10°C sampai 50°C dengan suhu optimal bagi pertumbuhannya adalah
37°C.
kuman E.coli akan tumbuh pada kisaran pH 4,4-8,5. Nilai aw minimal 0,95,15
lebih
resistensi terhadap asam. Bakteri ini relatif sangat sensitif terhadap panas
dan
inaktifkan pada suhu pasteurisasi atau selama pemasakan makanan (Siti
Fathonah,
2005:1 21).
5. Epidemiologi
Escherichia coli
Kuman
Escherichia coli termasuk kuman penghuni saluran pencernaan
beberapa
hari setelah lahir dan sejak itu merupakan bagian utama flora jasad renik
aerobic
normal dari tubuh. Mikroorganisme yang paling umum digunakan sebagai
petunjuk
atau indikator adanya pencemaran faeces dalam air adalah E.coli (Badan
POM
RI, 2008:3)
Diare
adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh kuman E.coli, hal
ini
disebabkan oleh sanitasi lingkungan dan higiene perorangan yang kotor.
Sumber
kontaminasi potensial yaitu terdapat selama jam kerja dari para pekerja
yang
menangani makanan. Tangan pekerja mengadakan kontak dengan bagian
tubuh
yang mengandung stafilokoki, maka tangan tersebut akan mengkontaminasi
makanan
yang tersentuh. Perpindahan langsung mikroba dari alat pernafasan ke
makanan.
Organisme yang berasal dari alat pencernaan dapat melekat pada tangan
pekerja
yang mengunjungi kamar mandi atau kamar kecil dan tidak mencuci
tangannya
dengan sabun sebelum kembali bekerja (Badan POM RI, 2003:6).
6. Golongan
dan Patogenesis
Escherichia
coli yang berhubungan dengan penyakit dapat diklasifikasikan
berdasarkan
karakteristik virulensinya dimana tiga kelompok menyebabkan
penyakit
dengan mekanisme yang berbeda.
7. Faktor
Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Escherichia coli
a. Suhu
Suhu
merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan
mikroba. Setiap mikroba mempunyai kisaran suhu optimum tertentu
untuk
pertumbuhannya.
b. Aktivitas
air
Aktivitas
air menunjukkan jumlah air di dalam pangan yang digunakan oleh
mikroba
untuk pertumbuhannya. Mikroba mempunyai kebutuhan aktivitas air
minimal
yang berbeda-beda untuk pertumbuhannya. Dibawah aktivitas airminimal tersebut
mikroba tidak dapat tumbuh dan berkembang biak.. Air berperan dalam reaksi
metabolik
dalam sel dan keluar sel.
c. pH
Derajat
keasaman yaitu nilai yang menunjukkan keasaman atau kebasahan.
Dengan
menggunakan pH meter, nilai pH suatu bahan dapat diukur umumnya
berkisar
antara 0-14. Nilai pH 7 menunjukkan bahan bersifat netral, nilai pH
kurang
dari 7 menunjukkan bersifat lebih asam, sedangkan nilai pH lebih dari 7
menunjukkan
bahan bersifat basa. Kebanyakan mikroba tumbuh baik pada pH
sekitar
netral dan pH 4,6-7 merupakan kondisi optimum untuk pertumbuhan
bakteri.
d. Ketersediaan
oksigen
Pertumbuhan
bakteri juga dipengaruhi oleh gas-gas utama salah satunya
adalah
oksigen. Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen, bakteri dapat
dikelompokkan
menjadi 4 yaitu aerobik (bakteri memerlukan oksigen), anaerobik
(bakteri
tidak memerlukan oksigen), anaerob fakultatif (bakteri dapat tumbuh
pada
keadaan aerob dan anaerob), anaerob obligat (bakteri dapat tumbuh dengan
baik
pada keadaan sedikit oksigen).
e. Kelembaban
Pangan
yang disimpan di dalam ruangan yang lembab akan mudah menyerap
air
sehingga nilai aktivitas air meningkat. Kenaikan aktivitas air akan
mengakibatkan
mikroba mudah tumbuh dan menyebabkan kerusakan pangan.
8. Keberadaan
Escherichia coli
Bakteri
Escherichia coli adalah salah satu bakteri indikator untuk menilai
pelaksanaan
sanitasi makanan. Dalam Kepmenkes No. 715 tahun 2003 tentang
persyaratan
higiene dan sanitasi rumah makan dan restoran, angka bakteri E.coli
dalam
makanan jadi disyaratkan 0 per gram contoh makanan dan minuman
disyaratkan
angka bakteri E.coli harus 0 per 100 ml contoh minuman.
.
9. Bakteri Indikator Pencemaran Pangan
Bakteri
indikator adalah bakteri yang dapat digunakan sebagai petunjuk
adanya
polusi faeces atau kotoran manusia atau hewan, karena bakteri tersebut
merupakan
organisme komensial didalam saluran pencernaan manusia atau
hewan.
Bakteri tersebut berguna untuk menunjukkan tingkat kebersihan dan
menjadi
peringatan tentang kemungkinan adanya patogen.
Syarat
bakteri indikator adalah terdapat dalam jumlah besar di dalam
kotoran
(bakteri komensial), tumbuh dalam saluran pencernaan manusia atau
hewan
berdarah panas (tidak pada saluran organisme lain)
10. Higiene Penjamah Makanan
Berdasarkan
(Depkes, 2000:1), Higiene adalah upaya untuk mengendalikan
faktor
makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin
dapat
menimbulkan penyakit/gangguan kesehatan. Apabila ditinjau dari kesehatan
lingkungan
pengertian higiene adalah usaha kesehatan yang mempelajari
pengaruh
kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah
timbulnya
penyakit karena pengaruh faktor lingkungan (Siti Fathonah, 2005:1).
Higiene
perorangan adalah sikap bersih perilaku penjamah/ penyelenggara
makanan
agar makanan tidak tercemar.
E.
PROSEDUR
PENELITIAN
Adapun
langkah-langkah dalam prosedur penelitian ini adalah:
1.
Pra penelitian
Pada
tahap ini melakukan survey langsung pada tempat yang akan diteliti
dengan
melakukan observasi pendahuluan awal dan mengumpulkan materi-materi
yang
mendukung tema peneliti.
2.
Penelitian
Pada
tahap ini melakukan penelitian langsung dengan cara observasi,
dokumentasi
dan melakukan uji pemeriksaan laboratorium secara langsung
terhadap
alat pengolah makanan gado-gado yaitu cobek.
3.
Pasca penelitian
Setelah
data semua terkumpul tahap ini melakukan pembenahan berkas-berkas
untuk
yang berkaitan dengan penelitian ini.
F.
TEKNIK
ANALISIS DATA
Untuk
memperoleh suatu kesimpulan masalah yang diteliti, maka analisis
data
merupakan suatu langkah penting dalam penelitian data yang telah terkumpul
akan
diolah dan dianalisis. Proses pengolahan data meliputi:
1).
Editing adalah kegiatan untuk memeriksa kelengkapan data yang diperoleh
melalui
observasi atau pengamatan.
2).
Coding adalah kegiatan untuk memberikan kode pada semua variabel untuk
mempermudah
pengolah data.
3).
Entry adalah kegiatan untuk memberikan kode pada semua variabel untuk
mempermudah
pengolahan data.
4).
Tabulating adalah kegiatan untuk mengelompokkan data sesuai dengan
variabel
yang akan diteliti guna memudahkan untuk disusun data ditata untuk
disajikan.
Setelah
semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis
data.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik sebagai berikut:
1)
Analisa Univariat
Analisa
univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian
dengan
menggunakan distribusi frekuensi untuk mengetahui gambaran
terhadap
variabel yang diteliti yaitu gambaran higiene penjamah makanan,
praktek
pencucian alat pengolah, persediaan air bersih, kondisi warung
gado-gado
dengan keberadaan Escherichia coli pada alat pengolah makanan
gado-gado.
Pada analisa ini menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap
variabel
(Soekidjo Notoatmodjo, 2005:188).
BAB II
PEMBAHASAN
1
Higiene Penjamah Makanan
Berdasarkan
gambaran mengenai frekuensi kondisi higiene penjamah
makanan
gado-gado di lingkungan Pasar Johar kota Semarang tahun 2012. Dari
10
responden yang memiliki higiene penjamah makanan buruk terdapat 4
responden
(40%), 6 responden (60%) yang memilki higiene penjamah makanan baik.
Hasil
penelitian dilapangan diketahui 5 responden yang tidak menggunakan
pakaian
kerja dalam keadaan bersih dan rapih.
Penelitian
di lapangan terdapat 5 responden yang memiliki keadaan kuku
pendek
dan tidak bersih pada saat menjamah makanan, hal ini yang menyebabkan
perpindahan
bakteri dari tangan ke makanan langsung.
2
Praktek Pencucian
Berdasarkan
gambaran mengenai distribusi frekuensi kondisi praktek
pencucian
pada pedagang gado-gado yang ada di lingkungan Pasar Johar kota
Semarang
tahun 2012. Dari 10 responden distribusi praktek pencucian yang buruk
terdapat
3 (30%), 7 (70%) responden yang memiliki praktek pencucian yang baik.
Hasil
penelitian dilapangan 7 responden yang tidak segera mencuci
peralatan
yang kotor.
mereka
tidak pernah melakukan pengeringan dengan cara dilap, 2 responden yang
tidak
menjaga kebersihan lap, 5 responden yng tidak memiliki rak khusus, 12
responden
tempat penyimpanan peralatan tidak tertutup, sehingga dapat
memberikan
kontribusi terhadap kontaminasi silang bakteri pada makanan.
Pencucian
peralatan yang tidak sesuai ketentuan juga mempunyai kerentanan
cukup
besar terhadap kontaminasi bakteri Escherichia coli pada alat pengolah
makanan.
3 responden yang menggunakan air pencucian dengan cara berulangulang, padahal
air tersebut sudah tampak kotor dan berminyak. Air memiliki
kaitan
erat dengan kualitas makanan karena air berperan dalam proses pengolahan.
peralatan
atau alat pengolah makanan yang dicuci dengan air tersebut tidak
menjadi
bersih tetapi tempat berkumpulnya kuman. Dari hasil penelitian diketahui
bahwa
terdapat responden cenderung menggunakan air bersih yang tersedia
digunakan
secara berulang-ulang sehingga menyebabkan air tersebut akan
terkontaminasi
kuman patogen diantaranya bakteri Escherichia coli. Air yang
digunakan
pada proses pengolahan hendaknya air bersih yang memenuhi
persyaratan
Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990. Penyakit-penyakit
bawaan
makanan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari penyakit-penyakit
bawaan
air. Makanan dan air merupakan suatu media yang dapat menyebabkan
penyakit
sampai dengan 70% semua penyakit diare (WHO:2005).
Berdasarkan
Kepmenkes No 1098 (2003:42) bak pencucian sedikitnya
terdiri
dari 3 bak pencuci yaitu mengguyur, menyabun, dan membilas. Seharusnya
air
yang digunakan untuk mencuci peralatan, apabila sudah terlihat kotor dan
berminyak
harus segera diganti dengan air yang baru, karena air yang tidak
diganti
dapat menyebabkan peralatan terkontaminasi bakteri Esecherichia coli.
Dari
air pencucian yang kotor dan pembersihan peralatan yang kurang baik, selain
air
itu digunakan untuk keperluan pencucian juga harus memenuhi semuanya.
Setelah
dilakukan pencucian peralatan disimpan dengan baik, yaitu letakkan di rak
khusus
dan penyimpanan harus terbalik. Hasil menunjukkan bahwa peralatan
makan
tidak disimpan dirak khusus dan hanya diatas meja sehingga mudah terkena debu.
Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Budi
Hartono
dan Dewi Susanna (2003) menyatakan bahwa penempatan piring pada
tempat
terbuka akan dapat memberi kontribusi terhadap kontaminasi silang
bakteri
pada makanan. Cara pencucian dan penyimpanan perlatan harus sesuai
dengan
ketentuan yang berlaku agar peralatan selalu dalam keadaan bersih
sebelum
digunakan karena cemaran yang tertinggal akibat pencucian peralatan
kurang
baik akan menjadi media pertumbuhan mikroorganisme akibatnya dapat
mengkontaminasi
makanan.
3
Persediaan Air Bersih
Berdasarkan
gambaran mengenai distribusi frekuensi kuantitas persediaan
air
bersih pada pedagang gado-gado yang ada di lingkungan Pasar Johar kota
Semarang
tahun 2012. Dari 10 responden terdapat 7 responden (70%) yang
memenuhi
air kuantitas bersih, 3 responden (30%) yang tidak memenuhi kuantitas
air
bersih.
Hasil
penelitian di lapangan dapat diketahui 10 (100%) responden
menggunakan
sumber air sumur, 10 (100%) responden sarana keadaan air yang
digunakan
untuk mencuci tidak mengalir, 3 (30%) responden kualitas
parameternya
air berwarna, berbau, berasa. 7 (70%) responden yang tidak
memiliki
kualitas fisik persediaan air bersih tidak berwarna, tidak berasa, tidak
berbau,
10 (100%) responden memenuhi persediaan air bersih.
4
Kondisi Warung Gado-gado
Berdasarkan
gambaran mengenai distribusi frekuensi kondisi warung gadogado yang
ada
di lingkungan Pasar Johar kota Semarang tahun 2012. Dari 10
responden
yang memiliki kondisi warung gado-gado yang memenuhi syarat 6
(60%),
4 (40%) yang kondisi warungnya tidak memenuhi syarat.
5
Keberadaan Eschericichia coli
Berdasarkan
gambaran mengenai distribusi frekuensi keberadaan
Escherichia
coli pada alat pengolah makanan gado-gado (cobek). Dari 10
responden
yang memiliki 3 (30%) kategori positif keberadaan bakteri Escherichia
coli
yang 7 (70%) kategori negatif keberadaan bakteri Escherichia coli pada alat
pengolah
makanan gado-gado.
III.
KRITIK
ILMIAH
Seharusnya
dalam penelitian ini dilihat juga bagaimana kualitas bahan-bahan pembuatan
gado-gado,dan proses pembuatan gado-gado tersebut.dan perlu juga di perhatikan
apakah si penjamu gado-gado mengalami masalah suatu penyakit kulit atau
tidak.jadi tidak hanya melihat dari segi tempat dan peralatanpedagang
gado-gado.
No comments:
Post a Comment