A.
Keselamatan
Kerja
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang
berhubungan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengerjaannya,
landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara melakukan pekerjaannya.
Keselamatan kerja bertujuan :
1.
Melindungi tenaga kerja
dan hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktifitas Nasional.
2.
Menjamin keselamatan
setiap orang yang berada di tempat kerja.
3.
Sumber produksi
dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
(Tjandra Yoga Aditama,
2002).
B.
Alat
Pelindung Diri (APD)
Menurut Departemen Tenaga Kerja alat
pelindung diri adalah suatu alat yang mempuyai kemampuan untuk melindungi
seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari
bahaya tempat kerja. (Depnaker, 1995).
Siswanto, (1989) menyatakan alat pelindung
diri adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang atau
tenaga kerja dalam menjalankan pekerjaannya dari bahaya di tempat kerja. Alat
pelindung diri berfungsi mengisolasi tubuh atau bagian tubuh tenaga kerja guna
menghindari kontak langsung dengan bahaya ditempat kerja.
Pada hakekatnya alat pelindung diri itu
diterapkan bagi tenaga kerja dalam menjalankan tugas atau pekerjaan untuk
menjamin keselamatan dan kesehatannya serta mengurangi resiko penyakit atau
kecelakaan akibat kerja. Cara pemilihan alat pelindung diri harus dilakukan
dengan hati-hati dan memenuhi beberapa kriteria yang diperlukan antara lain :
1.
Alat pelindung diri harus
memberikan perlindungan yang baik terhadap bahaya-bahaya yang dihadapi tenaga
kerja.
2.
Alat pelindung diri harus
memenuhi standar yang ditetapkan.
3.
Alat pelindung diri tidak
menimbulkan bahaya tambahan yang lain bagi pemakainya yang dikarenakan bentuk
dan bahannya yang tidak tepat atau salah penggunaan.
4.
Alat pelindung diri tahan
untuk jangka pemakaian yang cukup lama dan fleksibel. (Siswanto, 1989).
Kelemahan
penggunaan alat pelindung diri adalah :
1.
Kemampuan perlindungan
yang tidak sempurna karena memakai alat pelindung diri yang tidak tepat, cara
pemakaian yang salah, tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan.
2.
Sering alat pelindung
diri tidak dipakai karena tidak enak/ kurang nyaman. Karena penting
pemeliharaan terhadap alat pelindung diri sehingga fungsi alat pelindung diri
tetap baik, misalnya :
a)
Sangat sensitif terhadap
perubahan tertentu.
b)
Mempunyai masa kerja
tertentu seperti canister dan respirator.
c)
Dapat menularkan penyakit
bila dipakai berganti-ganti. (Siwanto, 1989).
Beberapa ketentuan yang diperlukan
dalam pemilihan alat pelindung diri adalah :
1.
Harus dapat memberikan
perlindungan yang adekuat terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya-bahaya yang
dihadapi pekerja.
2.
Beratnya harus seringan
mungkin dan tidak menyebabkan rasa tidak nyaman yang berlebihan.
3.
Harus dapat dipakai
secara fleksibel.
4.
Bentuk harus cukup
menarik.
5.
Tidak mudah rusak.
6.
Tidak menimbulkan
bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya (Siswanto, 1989).
Dalam kaitannya dengan penggunaan alat
pelindung diri, terdapat tiga hal penting yang perlu diketahui dan perlu
dipertimbangkan sebelumnya yaitu :
1.
Apakah ditempat kerja
ditemukan bahaya yang mengharuskan pekerja memakai alat pelindung diri ? Bila
ya, sejauh manakah tingkat dari bahaya tersebut ? Untuk itu diperlukan
identifikasi hanya melalui pengukuran ditempat kerja dan analisis laboratorium.
2.
Sejauh manakah
perlindungan dibutuhkan oleh pekerja atau alat pelindung apakah yang harus dipakai
oleh pekerja.
3.
Bagaimanakah seseorang
dapat menjamin bahwa alat pelindung diri tidak hanya dipakai, tetapi digunakan
secara tepat oleh pekerja ? Dalam hal ini, masalah kenyamanan dan kepercayaan
pekerja terhadap alat pelindung diri yang disediakan oleh perusahaan akan menentukan
dipakai tidaknya alat pelindung diri tersebut. (Siswanto, 1989).
C.
Jenis-Jenis
Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri beraneka ragam
jenisnya, secara garis besar ada 7
(Tujuh) macam menurut bagian-bagian tubuh yang dilindungi (Universitas
Airlangga, 2001), yaitu :
1.
Alat pelindung kepala (Safety helmet hard bend)
Berdasarkan
fungsinya dapat dibagi menjadi 3 bagian :
a.
Topi pengaman (Safety helmet) untuk melindungi kepala
dari benturan, kejatuhan, pukulan benda-benda keras atau tajam.
b.
Hood,
untuk melindungi kepala dari bahaya-bahaya bahan kimia, api dan panas radiasi yang
tinggi.
c.
Hair
cap/tutup kepala untuk melindungi kepala dari
kotoran/debu dan melindungi rambut dari bahaya terjerat oleh mesin-mesin yang
berputar.
Safety
helmet harus memenuhi ketentuan-ketentuan dibawah
ini :
a.
Tahan terhadap pukulan
atau benturan.
b.
Tidak mudah terbakar.
c.
Tahan terhadap perubahan
cuaca.
d.
Tidak dapat menghantarkan
listrik
e.
Ringan dan mudah
dibersihkan.
2.
Alat pelindung mata
Fungsi
alat pelindung matan :
a.
Melindungi mata dari
percikan bahan-bahan kimia korosif.
b.
Mencegah masuknya
debu-debu atau partikel-partikel kecil yang melayang di udara.
c.
Pemaparan gas-gas atau
uap-uap yang menyebabkan iritasi pada mata.
d.
Melindungi mata dari
radiasi gelombang elektronik.
e.
Melindungi mata dari
benturan atau pukulan benda-benda keras
atau tajam
Alat
pelindung mata menurut bentuknya dapat dibedakan
menjadi :
a.
Kacamata (Spectacles) dengan atau tanpa pelindung
samping (Side shild)
b.
Goggles
(Cup type/Box type)
c.
Tameng muka (Face
screen/Face shild)
3.
Alat pelindung telinga
Alat
pelindung telinga secara umum ada 2 yaitu :
a.
Sumbat telinga (Ear plug)
Sumbat
telinga adalah menahan frekuensi tertentu saja, sedangkan frekuensi untuk
bicara (komunikasi) biasanya tidak terganggu. Kemampuan ingat (daya lindung) :
25-20 dB. Bila ada kebocoran sedikit saja, dapaty ingat + 15 dB
b.
Tutup telinga (Ear muff)
Alat
pelindung telinga ini terdiri dari dua buah tutup telinga (cup) dan sebuah headband. Isi
dari tutup telinga dapat berupa cairan atau busa yang berfungsi untuk menyerap
suara yang frekuensinya tinggi. Apabila dipakai dalam jangka waktu yang lama,
efektifitas dari telinga dapat menurun karena bantalan dari tutup telinga (ear muff) menjadi keras dan mengkerut
sebagai akibat reaksi bantalan dari minyak dan keringat yang terdapat pada
permukaan kulit.
4.
Alat pelindung pernafasan
(Respirator)
Menurut
fungsinya respirator dibedakan
menjadi
a.
Respirator
pemurni udara dan menurut cara kerjanya dibedakan menjadi 2 :
1)
Chemical
respirator
Respirator
ini akan membersihkan udara dengan adsorpsi
dan absorpsi. Adsorpsi adalah suatu proses dimana kontaminan melekat
pada zat padat (adsorben), sedangkan
absorpsi adalah suatu proses dimana gas-gas atau uap mengadakan penetrasi ke
struktur bagian dalam dari suatu zat (absorben).
Respirator ini tidak boleh digunakan di tempat-tempat kerja dimana terdapat
gas-gas atau uap-uap yang sangat toksik (NAB 100 ppm) atau bila kadar gas/uap
dalam udara tempat kerja cukup tinggi (1000 ppm) atau bila udara tempat kerja
mengalami kekurangan oksigen.
2)
Mechanical
filter respirator
a)
Filter
respirator diguanakan untuk melindungi pemakainya
dari pemaparan aerasol zat padat (debu, asap, pume) dan aerasol cair (kabut dan
fog) melalui proses filtrasi. Efisiensi dari filter respirator ditentukan oleh ukuran aerasol dan jenis filter.
Semakin kecil diameter dari pori-pori filter semakin besar tahanan terhadap
udara.
b)
Kombinasi
chemical dan filter respirator, ini digunakan misalnya pada
penyemprotan cat dan pestisida. Respirator
ini dilengkapi filter dan adsorben sehingga relatif lebih berat
dari filter atau cartridge respirator.
b.
Respirator
supply udara
Berbeda
dengan respirator pemurni udara, respirator ini tidak dilengkapi dengan filter atau adsorben. Cara respirator
ini melindungi pemakainya dari pemaparan zat-zat kimia yang sangat tosik atau kekurangan oksigen pada
pemakainya. Suplay udara atau oksigen kepada pemakainya dapat melalui silinder,
tangki atau kompresor yang dilengkapi dengan
alat pengukur tekanan.
5.
Alat pelindung tangan
Hal
yang perlu dipertimbangakan dalam pemilihan alat pelindung tangan adalah :
a.
Bahaya yang terpapar,
apakah berbentuk bahan-bahan kimia korosif, benda-benda panas, dingin, tajam
atau kasar
b.
Daya tahannya terhadap
bahan-bahan kimia misalnya sarung tangan dari karet alami adalah tidak tepat
apabila digunakan pada pemaparan pelarut-pelarut organik (Solvens) karena karet alami larut dalam solvens.
c.
Kepekaan yang diperlukan
dalam melakukan pekerjaan, misalnya untuk pekerjaan yang halus dimana harus
membeda-bedakan benda-benda yang halus, pemakaian sarung tangan yang tipis akan
memberikan kepekaan yang lebih besar daripada yang tebal.
d.
Bagian tangan yang harus
dilindungi.
Menurut bentuknya sarung
tangan dibedakan menjadi :
a.
Sarung tangan biasa (gloves).
b.
Gauntlet
atau sarung tangan yang dilapi logam.
c.
Mitts
atau sarung tangan yang keempat jari pemakainya
dibungkus jadi satu kecuali ibu jari.
Diantara pekerjaan yang
biasanya berbahaya dimana diperlukan perlindungan tanagan adalah :
a.
Bekerja kontak dengan
benda keras, tajam, atau permukaan bergerigi.
b.
Kontak dengan pancaran
keras, luka korosif atau bahan beracun seperti aspal dan damar.
c.
Bekerja dengan mesin
getaran seperti bor pneumuatik dimana bantalan turut berputar.
d.
Pekerjaan listrik pada
keadaan lembab dan kering.
6.
Alat pelindung kaki
Sepatu
keselamatan kerja (safety shoes)
digunakan untuk melindungi kaki dari bahaya kejatuhan benda-benda barat,
percikan bahan-bahan kimia korosif, dan termasuk benda-benda tajam.
Menurut
jenis pekerjaan yang dilakukan sepatu pengaman yang sering digunakan adalah :
a.
Ringan, sepatu pengamanan
dengan sol/atas yang lebih rendah/tipis untuk memanjat.
b.
Sepatu pengaman biasa
untuk pekerjaan berat.
c.
Sepatu pengaman
karet/plastik yang digunakan untuk melindungi terhadap cairan kimia,
bahan-bahan kimia dan air.
7.
Alat pelindung
badan/pakaian pelindung
Pakaian
kerja dianggap sebagai alat pelindung diri. Pakaian tenaga kerja pria yang
bekerja melayani mesin seharusnya berlengan pendek, pas atau tidak longgar pada
dada atau punggung, tidak ada lipatan-lipatan. Pakaian kerja wanita sebaiknya
memakai celana panjang, baju yang pas, tutup rambut dan tidak memakai
perhiasan.
Pakaian
pelindung dapat berbentuk :
a.
Apron
yang menutupi sebagian tubuh pemakainnya yaitu mulai dari dada sampai lutut,
dapat dibuat dari kain drill,
plastik, kulit, karet dan lain-lain.
b.
Overalls yang menutupi
seluruh bagian tubuh (Depnaker, 1995).
D.
Beberapa
Ketentuan Dalam Memilih Alat Pelindung Diri (APD)
1.
Dapat memberikan
perlindungan yang adekuat kepada tenaga kerja yang bersangkutan.
2.
Beratnya harus seringan
mungkin, sehingga pemakai tidak merasa terganggu.
3.
Harus dipakai secara
fleksibel/praktis.
4.
Bentuk harus menarik sehingga
pemakai tidak merasa terganggu.
5.
Tahan lama, tidak cepat
rusak dalam pemakainnya.
6.
Tidak menimbulkan bahaya
tambahan bagi pemakainya.
7.
Harus memenuhi standar
yang ada.
8.
Tidak membatasi gerak
pemakainya.
9.
Suku cadang mudah didapat
(Siswanto, 1989)
E.
Standar
Persyaratan Peralatan dan Alat Pelindung
Diri (APD)
1.
Peralatan yang digunakan
harus dipilih yang telah memenuhi standar sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan yang sesuai dengan tujuan penggunaan.
2.
Apabila meragukan standar
yang dipakai dalam pembuatan peralatan dan penggunaannya, maka sangat
disarankan untuk menghubungi pabrikan pembuat.
3.
Pemilihan peralatan harus
mempertimbangkan kecocokan dengan peralatan lain dan fungsi keamanan peralatan
tidak terganggu atau mengganggu sistem lain.
4.
Pabrik peralatan harus
menyediakan informasi mengenai produk. Informasi ini harus dibaca dan
dimengerti oleh pekerja sebelum menggunakan peralatan.
5.
Peralatan harus diperiksa
secara visual sebelum penggunaan untuk memastikan bahwa peralatan tersebut ada
pada kondisi aman dan dapat bekerja dengan benar.
6.
Prosedur harus diterapkan
pada pemeriksaan dan pemeliharaan peralatan. Daftar pencatatan pemeliharaan
keseluruhan harus disimpan dengan baik.
7.
Dilarang melakukan
modifikasi atau perubahan atas spesifikasi peralatan tanpa mendapat ijin dari
pengawas atau pabrikan pembuat karena dapat mengakibatkan perubahan kinerja
peralatan. Setiap perubahan atau modifikasi harus dicatat dan peralatan harus diberi
label khusus.
8.
Perlengkapan dan alat
pelindung diri yang harus dipakai dalam bekerja yang sesuai dengan lingkungan
kerja adalah :
a.
Pakaian pekerja yang
menyatu dari bagian tangan, pundak, bahu, badan sampai kebagian pinggul, dan
kaki. Pakaian jenis ini biasanya disebut wearpack
atau overall.
b.
Sepatu (safety shoes/protective footwear) dengan
konstruksi yang kuat dan terdapat pelindung jari kaki dari logam, nyaman
dipakai, dan mampu melindungi dari air/basah.
c.
Sarung tangan (gloves), untuk melindungi jari tangan
dan kulit dari cuaca ekstrim, bahan berbahaya, dan alat bantu yang digunakan.
d.
Kacamata (eye protection), untuk melindungi mata
dari debu, partikel berbahaya, sinar matahari/ultraviolet, bahan kimia,
material hasil peledakan dan potensi bahaya lain yang dapat mengakibatkan
iritasi dan kerusakan pada mata.
e.
Alat pelindung pernafasan
(respiratory protective equipment), peralatan
ini harus dikenakan pada lingkungan kerja yang mempunyai resiko kesulitan
bernafas disebabkan oleh bahan kimia, debu, atau partikel bahaya.
f.
Alat pelindung
pendengaran (hearing protection),
alat ini digunakan ketika tingkat bunyi (sound
level) sudah diatas nilai ambang batas.
9.
Perlengkapan dan alat
pelindung diri harus dipastikan telah sesuai dengan standar di bawah ini :
a.
Standar Nasional
Indonesia
b.
Standar uji labolatorium
c.
Standar uji Internasional
yang independen, seperti British
Standard, American National Standard Institute, atau badan standar uji
Internasional lainnya.
10. Usia
masa pakai peralatan dan alat pelindung
diri yang terbuat dari kain/textile sintetik sebagai berikut :
a.
Tidak pernah digunakan : 10 tahun
b.
Digunakan 2 kali setahun : 7 tahun
c.
Digunakan sekali dalam
satu bulan : 5 tahun
d.
Digunakan setiap minggu
sekali : 1 tahun lebih
e.
Digunakan hampir setiap
hari : kurang dari satu tahun.
(Depnakertrans RI, 2008).
F.
Upaya
Kesehatan Kerja Dengan Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri merupakan alternatif
yang terakhir dalam pengendalian dan penanggulang bahaya lingkungan kerja,
dalam pemakaian APD sering menimbulkan berbagai masalah dari hasil penerapan dan
pengendalian diperusahaan sering kali masih belum dan bahkan tidak memuaskan.
Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain rasa tidak kemampuan,
membatasi gerak dan persepsi sensoris oleh pemakainya. Oleh karena itu sebelum
menggunakan APD perlu dipilih secara cermat dan hati-hati serta diuji coba
kelayakannya. (Siswanto, 1989).
Alat pelindung diri harus memenuhi
persyaratan :
1.
Enak dipakai.
2.
Tidak mengganggu kerja.
3.
Memberikan perlindungan
efektif terhadap bahaya.
G.
Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Gangguan Kulit
Ada beberapa faktor yang berhubungan
dengan timbulnya gangguan kulit antara lain :
1.
Personal
hygiene
Personal hygiene
adalah pengetahuan yang sifatnya individualistis artinya sangat tergantung pada
dirinya sendiri. Personal hygiene sangat
penting diketahui dan diperaktekkan setiap orang untuk kesehatan dirinya dan
lingkungan sekitarnya (Suma’mur, 1984).
Kebersihan
diri adalah suatu tindakan atau upaya untuk meningkatkan kebersihan dan
kesehatan melalui pemeliharaan diri setiap individu dan faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhinya agar individu terhindar dari ancaman kuman
penyebar penyakit. (Depkes RI, 2000).
Usaha
kesehatan pribadi adalah daya upaya dari seseorang untuk memelihara dan
mempertinggi derajat kesehatannya. (Soekidjo Notoatmodjo, 1993).
Dari
ketiga devinisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa personal hygiene adalah suatu usaha yang dilakukan oleh manusia
dalam upaya untuk menjaga dan memelihara kebersihan serta mempertinggi derajat kesehatan
dengan menitik beratkan pada kebersihan diri dan lingkungan dimana orang
tersebut berada.
Usaha-usaha
yang dapat dilakukan dalam personal
hygiene anatara lain :
a.
Memelihara kebersihan
1)
Badan : mandi, gosok
gigi, cuci tangan dan sebagainya.
2)
Pakaian : dicuci dan
disetrika.
3)
Rumah dan lingkungan :
disapu, buang sampah, buang kotoran dan limbah pada tempatnya.
b.
Memakan makanan yang
sehat, bersih dan bebas dari bibit penyakit.
c.
Menghindari terjadinya
penyakit.
1)
Menghindari kontak
langsung dan sumber penularan penyakit baik yang berasal dari penderita maupun
sumber-sumber yang lainnya.
2)
Membiasakan diri untuk
mematuhi aturan-aturan kesehatan.
d.
Melengkapi rumah tangga
dengan fasilitas-fasilitas yang menjamin hidup sehat.
1)
Adanya sumber air yang
baik.
2)
Adanya jamban atau kakus.
3)
Adanya tempat pembuangan
sampah.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam memelihara kebersihan perorangan (personal hygiene) yaitu :
a.
Kebersihan tangan dan
kuku.
Tangan
merupakan salah satu anggota tubuh yang vital untuk mengerjakan sesuatu dan
melalui tangan pula makanan dan minuman banyak terkontaminasi.
Kebersihan
tangan dan kuku merupakan suatu bagian yang penting dalam suatu upaya
kebersihan diri (personal hygiene).
Kuku
sebagai sumber pencemar, karena letaknya yang demikian sehingga dapat menyimpan
kotoran disela-sela kuku. Kuku yang sehat bila kuat, bersih dan pendek,
sehingga tidak ada kesempatan kotoran masuk kesela kuku. Kuku berfungsi menahan
tekanan pada ujung jari yang lembut, maka dengan adanya kuku bagian tubuh dibelakang
kuku terlindungi dari benturan atau tekanan. Maka kalau kuku terlalu panjang
dan tidak kuat menahan tekanan atau benturan dia akan robek dan mengoyak bagian
tubuh dibawahnya dan terjadilah luka. (Suma’mur, 1984).
Beberapa
hal yang penting dalam kebersihan tangan dan kuku antara lain :
1)
Mencuci tangan pada saat
sebelum makan dan minum.
2)
Mencuci tangan dengan
sabun setelah buang air besar.
3)
Panjang kuku tidak boleh
melebihi ujung jari.
4)
Pada tangan hingga ujung
jari tidak terlihat kotor.
b.
Kebersihan dan penggunaan
alas kaki
Kaki
adalah bagian dari anggota gerak yang banyak sekali dipergunakan dalam kegiatan
sehari-hari, kaki mudah kotor kerena letaknya langsung dipermukaan tanah.
Cara
memelihara kebersihan kaki :
1)
Mencuci kaki setiap
selesai bermain dan pulang dari perjalanan.
2)
Pakailah alas kaki bila
keluar dari rumah karena diluar terdapat kotoran atau benda tajam dan kalau
terpijak akan menimbulkan penyakit atau cidera pada kaki.
3)
Pakailah sandal yang
sesuai ukuran kaki.
4)
Bukalah sandal atau
sepatu bila masuk rumah, didalam pakailah sandal atau sepatu yang khusus untuk
dirumah.
2. Pengguanaan alat pelindung diri (APD)
Alat pelindung diri (APD)
adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam
melaksanakan pekerjaannya. Sifat dari APD hanyalah mengisolasi tubuh tenaga
kerja dari bahaya tempat kerja. APD merupakan upaya terakhir untuk melindungi
tenaga kerja setelah upaya menghilangkan sumber bahaya tidak dapat dilakukan.
(Siswanto, 1989).
H.
Penyakit
Akibat Kerja (PAK)
Penyakit akibat kerja
adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.
(Suma’mur, 1985).
Faktor-faktor yang
menjadi sebab penyakit akibat kerja adalah sebagi berikut :
1.
Golongan fisik, seperti
kebisingan, suhu tinggi, suhu rendah, tekanan yang terlalu tinggi dan
lain-lain.
2.
Golongan kimia
a.
Debu menyebabkan Pneumoconiosis.
b.
Gas menyebabkan keracunan
oleh CO, NO dan lain-lain.
c.
Larutan menyebabkan
dermatitis.
3.
Golongan biologis
a.
Riketsia menyebabkan psitacossis.
b.
Parasis cacing
menyebabkan infeksi cacing.
c.
Jamur menyebabkan
dermatitis.
4.
Golongan psikologis
a.
Rasa suka dan benci.
b.
Rasa gembira dan sedih.
c.
Rasa berani dan takut.
5.
Faal kerja/ergonomis
a.
Kerja fisik yang berat
dan lama.
b.
Jam kerja yang terus
menerus tanpa istirahat.
c.
Cara kerja yang kurang
aman. (Suma’mur, 1985).
I.
Sepatu
Pengaman
Sepatu pengaman harus
melindungi pekerja terhadap kecelakaan yang disebabkan oleh barang berat yang
jatuh ke atas kaki, paku menonjol, logam cair, asam dan sebagainya. Sepatu
kulit bisa dalam keadaan baik memberi sedikit perlindungan terhadap kejatuhan
atau tertusuk, tetapi untuk benar-benar aman, sepatu harus dilengkapi dengan
ujung yang berlapis baja dan harus memakai alas baja di dalam lapisan kulitnya.
Langkah pencegahan kedua ini terutama untuk pekerja diproyek bangunan, dimana
paku yang berserakan terdapat dimana-mana.
Kadang-kadang diperlukan
jenis alas kaki khusus. Misalnya, tukang listrik harus memakai sepatu yang
tidak menghantarkan listrik (yaitu sepatu tanpa logam), para pekerja di pabrik
bahan peledak harus memakai sepatu yang tidak mencetus bunga api (juga tanpa
alas logam), para pekerja yang terlalu banyak kontak dengan air harus memakai
sepatu anti air (berbahan karet dan plastik). (International Labour Office, 1989).
J.
Sarung
Tangan
Sarung tangan tidak hanya
melindungi pekerja dari bahaya tetapi juga harus memungkinkan jari dan tangan
bergerak secara bebas. Jenis sarung tangan yang dibutuhkan akan berbeda
tergantung luka yang akan dicegah (tusuk, potong, bakar panas, bakar kimia,
kejutan listrik, radiasi dan sebagainya). Harus diingat bahwa ada bahaya
memakai sarung tangan bila seseorang bekerja dimesin bor, mesin tempa (mesin
pemadat tanah) dan mesin-mesin lain, yaitu sarung tangan dapat tertangkap oleh
putaran mesin. (International Labour
Office, 1989).
K.
Peralatan
Pelindung Lainnya
Peralatan pelindung ada
untuk setiap jenis bahaya dan keadaan. Peralatan tersebut bervariasi dalam
tingkat kerumitannya, dari sepasang sarung tangan sederhana sampai pakaian
seluruh badan bertekanan udara. Selama beberapa tahun ini banyak kemajuan dalam
rancangan peralatan pelindung perorangan yang cocok telah dihasilkan dibanyak
Negara. Jumlah kaca mata, sepatu, helm, dan barang-barang lain yang dipakai
dalam berbagai cabang industri telah meningkat dengan pesat. Tetapi masih ada
Negar-Negara dimana peralatan perlindungan perorangan masih langka, dan
akibatnya para pekerja secara tidak perlu harus menghadapi masalah.
Tetapi harus diingat
bahwa meminta seseorang pekerja mengenakan pakaian pelindiung adalah suatu
pengakuan bahwa ada bahaya yang tidak dapat dikendalikan dengan metode lebih
baik. Seperti telah dinyatakan sebelumnya, pemakaian alat pelindung perorangan
harus dianggap sebagai garis pertahanan terakhir. (International Labour Office, 1989).
L.
Faal
Kulit
1.
Fungsi Proteksi
Fungsi
peroteksi, kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau
mekanik, misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi, misalnya zat-zat
kimia terutama yang bersifat iritan contohnya lisol, karbol, asam dan alkali kuat
lainnya : gangguan yang bersifat panas misalnya radiasi, sengatan sinar ultra
violet, gangguan infeksi luar terutama kuman/bakteri maupun jamur.
Hal
diatas dimungkinkan karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan
serabut-serabut jaringan penunjang yang
berperan sebagai pelindung dalam gangguan fisis. Melanosit turut berperan dalam
melindungi kulit terhadap pajanan sinar matahari dengan mengadakan tanning.
2.
Fungsi Proteksi
Rangsangan Kimia
Proteksi
ransangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum yang impermeable terhadap
berbagai zat kimia padat dan cair, disamping itu terdapat lapisan keasaman
kulit ini mungkin terbentuk dari hasil ekskresi keringat, keasaman kulit
menyebabkan pH kulit berkisar pada pH 5 - 6,5 sehingga merupakan perlindungan
kimiawi terhadap infeksi bakteri atau jamur. Proses karatinisasi juga berperan
sebagai sawar (bakteri) mekanis karena sel-sel mati melepaskan diri secara
teratur.
3.
Fungsi Absorpsi
Fungsi
absorbsi, kelenjar-kelenjar kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan
dan benda padat, tetapi cairan yang menguap lebih mudah diserap, begitupun yang
larut lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan
kutikulum mengambil bagian pada fungsi
resfirasi. Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit,
hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat
berlangsung melalui selah antara sel, menembus sel-sel epidermis atau melalui
muara saluran kelenjar tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis dari
pada yang melalui muara kelenjar.
4.
Fungsi Eksresi
Fungsi
ekskresi, kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi
atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa
NaCL, urea, asam urat ammonia. Kelenjar lemak pada fetus atas pengaruh
hormon androgen dari ibunya memproduksi sebum untuk melindungi kulitnya
terhadap cairan amino, pada waktu lahir dijumpai sebagai fernik caseosa. Sebelum yang diperoduksi melindungi kulit karena
lapisan sebum ini selain meminyaki kulit dan menahan evaporasi air yang
berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan
keringat dikulit menyebabkan keasaman kulit pada pH 5 – 6,5.
5.
Fungsi Persepsi
Fungsi
persepsi, kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik didermis dan abkulis.
Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan, badan ruffini didermis dan sufkolis.
Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak didermis. Badan taktil meissner terletak dipapilla dermis berperan terhadap rabaan,
demikian pula badan merkel renvier
yang terletak diepidermis, sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan vatter paccini diepidermis. Saraf-saraf
sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
6.
Fungsi Pengaturan Suhu
Tubuh (Termoregulasi)
Fungsi
pengaturan suhu tubuh (Termolegurasi), kulit melakukan peranan ini dengan cara
mengeluarkan keringat dan pengerutan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit.
Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi
cukup baik. Toros vaskolar dipengaruhi
oleh syaraf simpatis (aseril kolin),
pada bayi biasanya dinding pembuluh darah belum terbentuk, sehingga terjadi
ekstra pasasi cairan, karena itu kulit bayi tampak lebih adematosa karena lebih banyak mengandung air dan Na.
7.
Fungsi Pembentukan Pigmen
Fungsi
pembentukan pigmen, sel pembentuk pigmen melanosit,
terletak dilapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Perbandingan
jumlah sel basah dengan sel melanosit adalah 10 : 1. Jumlah melanosit dan
jumlah basah dan besarnya butiran pigmen (melanosomesi)
menentukan warna kulit ras maupun kulit individu. Pada kulasan HE, sel ini
jernih berbentuk bulat dan merupakan sel dendrit, disebut pula sebagai clear sell. Melanosom dibentuk oleh alat golgi
dengan bantuan enzim pirosinase, ion Cu dan O2. Pajanan
terhadap sinar matahari mempengaruhi produksi melanosom. Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dan
denrit sedangkan lapisan kulit bawahnya dibawa oleh sel melanopang (melanopor). Warna kulit tidak sepenuhnya dipengaruhi
oleh pigmen kulit, melainkan juga oleh tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi
Hb dan karoten.
8.
Fungsi Karatinisasi
Fungsi
karatinisasi, lapisan epidermis dewasa mempunyai 3 jenis sel utama yaitu karatinosid, sel langerhends, melanosid. Karatinosid dimulai dari sel basal
mengadakan pembelahan, sel basal yang lain akan berpindah keatas dan berubah
bentuknya menjadi sel spinosim makin keatas sel akan semakin gepeng dan
bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti sel menghilang dan
karatinosid ini menjadi tanduk yang amoif proses ini berlangsung terusmenerus
seumur hidup, dan sampai sekarang belum sepenuhnya dimengerti. Matollsy
berpendapat mungkin karatinosid melalui proses sintosin dan gradasi menjadi
lapisan tanduk. Proses ini berlangsung normal selama kira-kira 14-21 hari dan
memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologi.
9.
Fungsi Pembentukan
Vitamin D
Fungsi
pembentukan vitami D, dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi kolesteol
dengan pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan tubuh akan vitamin D tidak
cukup hanya dalam hal tersebut, sehingga pemberian vitamin D sistemik tetap
diperlukan. Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya
pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot dibawah kulit. (Djuanda dkk,
1999).
M.
Modalitas
Rasa Kulit
1.
Rasa Mekanik
Rasa
mekanik mempunyai beberapa modalitas (kualitas) yaitu rasa tekan, rasa raba,
dan rasa geli yang berbeda disetiap bagian tubuh tertentu. Dengan menggunakan
aestesiometer dapat diketahui bagian kulit yang paling peka terhadap rangsangan.
Pada permukaan kulit yang peka, titik tekan lebih padat dibandingkan dengan
kulit lain. Titik rasa tekan tersebut merupakan manifestasi adanya reseptor
tekan pada bagian kulit di bawahnya.
2.
Rasa Suhu
Rasa
suhu mempunyai dua submodalitas yaitu rasa dingin dan rasa panas. Reseptor
dingin/panas berfungsi mengindrai rasa dingin/rasa panas dan refleks pengaturan
suhu tubuh. Reseptor ini dibantu oleh reseptor yang terdapat di dalam sistem
saraf pusat. Dengan pengukuran waktu reaksi, dapat dinyatakan bahwa kecepatan
hantaran rasa panas. Dengan anastesi blok rasa dingin/panas dapat diblok
sehingga objektif maupun subjektif rasa dingin dan panas dapat dipisahkan.
3.
Rasa Propriosepsi
Rasa
propriosepsi berasal dari dalam tubuh sendiri atau disebut juga rasa dalam. Reseptor
tidak terdapat pada kulit tetapi dibagian lebih dalam yaitu di dalam otot,
tendo dan sendi. Informasi propriosepsi dihantarkan ke medulla spinalis melalui kolom dorsal masuk ke serebelum. Sebagian berjalan ke
laminikus medial ke korteks.
Impuls berasal dari komparan otot, organ sensorik di dalam dan sekitar sendi. Neuron dalam korteks sensoris berespons terhadap gerakan-gerakan tertentu.
4.
Rasa Nyeri
Rasa
nyeri timbul oleh rangsangan yang merusak.
Rasa nyeri ini terutama berfungsi untuk pelindungi, mencegah kerusakan
lebih lanjut dari jaringan yang terkena.
Modalitas rasa nyeri dibagi atas submodalitas nyeri somatik dan nyeri visera.
Nyeri somatik dibagi menjadi submodalitas nyeri permukaan dan nyeri dalam.
Zat kimia pada kadar tertentu dapat menimbulkan nyeri (misalnya : asetilkoin,
serotonin, histamine yang juga menimbulkan rasa gatal). Rasa nyeri terdiri
dari nyeri proyeksi. nyeri alih, hiperalgesia, hipalgesia dan nyeri kronis.
5.
Rasa Gatal
Rasa
gatal merupakan bentuk khusus rasa nyeri yang timbul pada kondisi perangsangan tertentu. Perangsangan yang
berurutan dengan rangsangan makin kuat.
Suatu saat rasa gatal yang timbul diganti dengan rasa nyeri. Bila rangsangannya mencapai intensitas yang tinggi,
rasa gatal yang dialami dapat hilang.
Bila jaras spinotalamatik yang sedang dilewati rasa gatal. Rasa nyeri dengan cara tertentu jika titik gatal sama dengan
titik nyeri. Reseptor gatal terletak pada bagian kulit permukaan
sedangkan reseptor nyeri terdapat lebih dalam dari kulit.
N.
Gejala
dan Jenis Gangguan Kulit
Gangguan pada kulit
sering terjadi karena berbagai faktor penyebab, antara lain yaitu iklim,
lingkungan tempat tinggal, kebiasaan hidup yang kurang sehat, alergi, dan
lain-lain. Adapun gejala gangguan kulit antara lain :
1.
Gatal-gatal (saat pagi,
siang, malam, ataupun sepanjang hari)
2.
Muncul bintik-bintik
merah (kemerahan), kehitaman, bercak keputihan, bentol-bentol, berair dan
bengkak.
3.
Timbul ruam-ruam,
bersisik.
4.
kadang disertai demam
Beberapa
jenis gangguan kulit antara lain :
1.
Gatal
Gatal adalah sejenis sensasi, yang sebenarnya merupakan
sejenis rasa nyeri yang sangat
ringan. Gatal dapat ditimbulkan oleh macam-macam sebab
dan tidak selalu menunjukkan kelainan kulit.
2.
Eksim
Merupakan
penyakit kulit yang ditandai dengan kulit kemerah-merahan, bersisik, pecah-pecah, terasa gatal terutama pada
malam hari (eksim kering), timbul gelembung-gelembung kecil yang mengandung air
atau nanah, bengkak, melepuh, tampak
merah, sangat gatal dan terasa panas dan dingin yang berlebihan pada kulit
(eksim basah). Bagian tubuh yang sering
diserang eksim yaitu tangan, kaki, lipatan paha, dan telinga. Eksim disebabkan karena alergi terhadap rangsangan zat
kimia tertentu seperti yang terdapat dalam detergen, sabun, obat-obatan dan
kosmetik, kepekaan terhadap jenis makanan tertentu seperti udang, ikan
laut, telur, daging ayam, alkohol, vetsin
(MSG), dan lain-lain. Eksim juga dapat disebabkan karena alergi serbuk sari tanaman, debu,
rangangan iklim, bahkan gangguan emosi. Eksim lebih sering menyerang pada
orang-orang yang berbakat alergi. Penyakit
ini sering terjadi berulang ulang-ulang atau kambuh. Oleh karena itu harus
diperhatikan untuk menghindari hal-hal atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan
alergi (alergen).
3.
Kudis
Merupakan
penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit/tungau yang gatal yaitu Sarcoptes scabiei var hominis. Kudis
lebih sering terjadi di daerah yang higienisnya buruk dan menyerang
orang yang kurang menjaga kebersihan tubuhnya. Gejala yang timbul antara lain :
timbul gatal yang hebat pada malam hari,
gatal yang terjadi terutama di bagian sela-sela jari tangan, di bawah
ketiak, pinggang, alat kelamin, sekeliling siku, aerola (area sekeliling puting
susu), dan permukaan depan pergelangan. Penyakit ini mudah sekali menular ke orang lain secara langsung misalnya bersentuhan dengan penderita, atau tidak langsung
misalnya melalui handuk atau pakaian.
4.
Kurap
Merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur.
Gejalanya antara lain yaitu : kulit
menjadi tebal dan timbul lingkaran-lingkaran, bersisik, lembab,
berair, dan terasa gatal, kemudian timbul bercak keputih-putihan. Kurap
biasanya timbul karena kurang menjaga kebersihan kulit. Bagian tubuh yang
biasanya terserang kurap yaitu tengkuk, leher, dan kulit kepala.
5.
Bisul
Bisul
merupakan infeksi kulit berupa benjolan, tampak memerah, yang akan membesar,
berisi nanah dan terasa panas, dapat tumbuh disemua bagian tubuh, namun
biasanya tumbuh pada bagian tubuh yang lembab, seperti : leher, lipatan lengan,
atau lipatan paha, kulit kepala. Bisul disebabkan karena adanya infeksi bakteri
stafilokokus aureus pada kulit
melalui folikel rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat yang kemudian
menimbulkan infeksi lokal. Faktor yang meningkatkan resiko terkena bisul antara
lain kebersihan yang buruk, luka yang terinfeksi, pelemahan diabetes, kosmetika
yang menyumbat pori, dan pemakaian bahan kimia.
6.
Dundruff (ketombe)
Yaitu sejenis eksim (Seborrheic Dermatitis) yang mengenai
kulit kepala dan ditandai dengan terbentuknya sisik
halus yang mudah lepas dari kulit.
7.
Urticaria atau kaligata
Yaitu sejenis kelainan pada kulit yang ditandai rasa
gatal hampir diseluruh tubuh yang
disertai munculnya penonjolan pada kulit tubuh, sebagai akibat sifat alergi terhadap sesuatu yang dimakan, atau
mengenai tubuh orang yang bersangkutan. Kadang–kadang
gejala ini muncul juga karena tekanan psikis.
8.
Panu (Pytiriasis
versicolor)
Penyakit
kulit akibat infeksi jamur. Infeksi jamur dapat bermacam-macam, pengobatannya
biasanya membutuhkan waktu lama, paling sedikit 30 hari dengan obat khusus
jamura. Obat eksim biasa, bila diberikan pada penderita infeksi jamur, dapat
memperhebat infeksi itu.
9.
Jerawat (Acne vulgaris)
Penyakit yang terjadi akibat terganggunya aliran sebum
oleh benda asing sehingga terbentuk pimple yang di ikuti
infeksi ringan. Benda asing itu juga dinamakan komedo. Dengan demikian, pangkal
penyakit ini adalah adanya sebum yang banyak diproduksi.
10.
Vitiligo
Kelainan pada kulit yang
ditandai dengan hilangnya pigmen melanin sehingga bagian kulit itu menjadi
putih. Kelainan ini yang bersifat bawaan dan sebagai akibat penyakit
auto-imunne, tetapi pada sebagian besar penderita penyebab tidak jelas.
Vitiligo harus dibedakan dengan perubahan kulit yang menjadi lebih putih
sebagai akibat infeksi jamur.
No comments:
Post a Comment