PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS
KERJA KARYAWAN PADA PT. TELKOM INDONESIA, Tbk CABANG MAKASSAR
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Suatu
perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, baik perusahaan yang bergerak
dibidang industry, perdagangan maupun jasa akan berusaha untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang penting yaitu bahwa
keberhasilan berbagai aktivitas didalam perusahaan dalam mencapai tujuan bukan
hanya tergantung pada pada keunggulan teknologi, dana operasi yang tersedia,
sarana ataupun prasarana yang dimiliki, melainkan juga tergantung pada aspek
sumber daya manusia. Faktor sumber daya manusia ini merupakan elemen yang harus
diperhatikan oleh perusahaan, terutama bila mengingat bahwa era perdagangan
bebas akan segera dimulai, dimana iklim kompetisi yang dihadapi akan sangat
berbeda. Hal ini memaksa setiap perusahaan harus dapat bekerja dengan lebih efisien,
efektif dan produktif. Tingkat kompetisi yang tinggi akan memacu tiap
perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan memberikan
perhatian pada aspek sumber daya manusia. Jadi manusia dapat dipandang sebagai
faktor penentu karena ditangan manusialah segala inovasi akan direalisir dalam
upaya mewujudkan tujuan perusahaan.
Seperti
mitra kerja yang diadakan PT.Telkom dengan membuat perjanjian kerja sama dengan
PT. Ovis Internasional dalam menerbitkan community “Priority Care” yang ditunjukkan
kepada para pelanggan Telkom, jaminan 2
layanan khusus
yang meliputi layanan pasang baru telepon, gangguan, pengaduan buku isolir dan
pengaduan tagihan. Dari kerja sama diatas dapat kita liat karyawan akan bekerja
lebih maksimal untuk bisa menjalankan kerja sama ini serta bisa melayani
pelanggan dengan baik. Maka dari itu motivasi dalam kegiatan ini sangat
berpengaruh untuk memaksimalkan kinerja karyawan PT.Telkom.
Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang diharapkan oleh
organisasi agar memberikan andil positif terhadap semua kegiatan perusahaan
dalam mencapai tujuannya, setiap karyawan diharapkan memiliki motivasi kerja
yang tinggi sehingga nantinya akan meningkatkan produktivitas kerja yang
tinggi. Motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh
pihak manajemen bila mereka menginginkan setiap karyawan dapat memberikan
kontribusi positif terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Karena dengan
motivasi, seorang karyawan akan memiliki semangat yang tinggi dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Tanpa motivasi, seorang karyawan
tidak dapat memenuhi tugasnya sesuai standar atau bahkan melampaui standar
karena apa yang menjadi motif dan motivasinya dalam bekerja tidak terpenuhi.
Sekalipun seorang karyawan memiliki kemampuan operasional yang baik bila tidak
memiliki motivasi dalam bekerja, hasil akhir dari pekerjaannya tidak akan
memuaskan.
Terkait beberapa penjelasan mengenai motivasi di atas, baik
jika mengetahui secara rinci apa defenisi dari motivasi itu sendiri. Beberapa
pengertian yang dikaitkan dengan motivasi (Reskar R. 2001: 7) :
a. Motivasi adalah keinginan (desires, wants),tujuan (aims,
goals), kebutuhan (needs), dorongan (drives), motif, sikap,
insentif
b. Motivasi adalah dorongan dalam diri yang berhubungan dengan
tingkat, arah dan persistensi –konsistensi usaha yang dilakukan seseorang dalam
bekerja.
c. Motivasi internal adalah dorongan (drives) dan
perilaku (attitude). Kita semua termotivasi, baik positif maupun
negative
Teori motivasi klasik
yang diungkapkan Frederick Taylor, menyatakan bahwa pekerja hanya
termotivasi semata-mata karena uang. Konsep ini menyatakan bahwa seseorang akan
menurun semangat kerjanya bila upah yang diterima dirasa selalu sedikit atau
tidak sebanding dengan pekerjaan yang harus dilakukan. (Griffin, 1998:259)
Pemberian
motivasi ini banyak macamnya seperti pemberian kompensasi yang layak dan adil,
pemberian penghargaan dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar apapun yang
menjadi kebutuhan karyawan dapat terpenuhi lalu diharapkan para karyawan dapat
berkerja dengan baik dan merasa senang dengan semua tugas yang diembannya.
Setelah karyawan merasa senang dengan pekerjaannya, para karyawan akan saling
menghargai hak dan kewajiban sesama karyawan sehingga terciptalah suasana kerja
yang kondusif, pada akhirnya karyawan dengan bersungguh-sungguh memberikan
kemampuan terbaiknya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, dan ini
berarti disiplin kerjalah yang akan ditunjukan oleh para karyawan, karena
termotivasi dalam melaksanakan tugasnya dalam perusahaan.
Dalam
hal ini PT. Telkom Tbk., sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang
Telekomunikasi dengan misinya yaitu menjadi penyedia jaringan komunkasi yang
utama, sudah seharusnya memiliki karyawan yang penuh semangat dan bermotivasi
tinggi dalam bekerja dan melakukan pekerjaannya secara efektif dan efisien,
untuk kemudian pada akhirnya menunjukkan produktivitas yang tinggi dalam usaha
mewujudkan misi dan tujuan yang telah ditetapkan.
Sehubungan
dengan hal diatas, maka motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam
suatu perusahaan, karena dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
Sehingga kemampuan manajemen dalam memberikan motivasi akan sangat menentukan
keberhasilan atau kegagalan dalam pencapian tujuan perusahaan.
Menyadari
betapa pentingnya motivasi dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja
karyawan ini. Maka PT. Telkom Tbk, dengan segala ketrbatasan yang dimiliki
mencoba untuk melaksanakan program tersebut.
BAB
II
TINJUAN
PUSTAKA
2.1
Tinjauan Konseptual
2.1.1
Pengertian dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Motivasi
dan kinerja karyawan (kinerja kerja) adalah salah satu bagian dari sumber daya
manusia atau yang sering juga disebut dengan manajemen personalia. Namun
sebelum memasuki pembahasan lebih lanjut, penulis akan membahas dahulu mengenai
pengertian manajemen, kemudian membahas pengertian manajemen sumber daya
manusia sendiri itu.
Berdasarkan
asal katanya, manajemen berasal dari kata management yang merupakan
bentuk nouns dari kata kerja to manage yang bermakna mengurus, mengatur,
melaksanakan, dan mengelola, sehingga manajemen adalah pengurusan, pengaturan,
pelaksanaan, pengelolaan. Kata sumber daya manusia merujuk pada pengertian
manusia sebagai sumber daya manusia dapat dijabarkan sebagai pengelolaan
manusia sebagai sumber daya.
Ahli
manajemen pada awal abad ke dua puluh, Mary Parker Follet, (2003:6)
mendefinisikan “manajemen sebagai seni untuk menyelesaikan segala
sesuatu melalui orang.” Baru baru ini, ahli teori manajemen terkemuka, Peter
Drucker (2003:6), menyatakan bahwa
orang dan sumber
daya lain, memberikan kepemimpinan, dan pengarahan merupakan hal yang dilakukan
oleh manajer”
Sedangkan arti Manajemen dari buku manajemen management, Richard
L daft “(management) adalah pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang
efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian sumber daya organisasi “ management manajemen, Richard L daft
(2003 : 6)
Terdapat 2 definisi penting diatas yaitu : (1) keempat
fungsi, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengerahan, dan pengendalian,
serta (2) pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien.
Manajer menggunakan berbagai keterampilan untuk melakukan fungsi ini.
Konseptual manajemen, keterampilan manusia, dan teknologi akan dibahas kemudian
menunjukkan proses bagaimana manajer menggunakan sumber daya untuk mencapai
tujuan organisasi.
Setelah memahami fungsi manajemen secara umum, maka
selanjutnya akan dijelaskan pengertian Sumber Daya Manusia.
Menurut Nitisemito (1992:9), pengertian “manajemen adalah
suatu ilmu dan seni untuk mencapai tujuan melalui kegiatan orang lain”.
Hal ini berarti manajemen hanya dapat dilaksanakan bila dalam
pencapaian tujuan tersebut tidak dilakukan oleh satu orang saja, melainkan
melalui pengaturan kegiatan orang lain untuk melaksanakan pekerjaan yang
dibutuhkan. Untuk lebih menjelaskan pengertian tentang manajemen sumberdaya
manusia, penulis akan menguraikannya dari pendapat beberapa ahli, antara lain :
Menurut Newman dan
Hodgetts (1998:4), “Human Resources Management (HRM) is the process by which
organizations ensure the effective use of their associates in the pursuit of
both organizational and individual goals”. “Manajemen sumber daya manusia
adalah suatu proses yang dilakukan suatu organisasi atau perusahaan untuk
memastikan bahwa sumber daya manusia yang ada digunakan secara efektif dalam
usaha mencapai tujuan organisasi atau perusahaan serta tujuan individu”
Jadi, manajemen sumber
daya manusia merupakan manajemen yang menitik beratkan perhatiannya kepada
faktor produksi manusia dengan segala kegiatannya untuk mencapai tujuan
perusahaan. Sumber daya manusia merupakan investasi yang memegang peranan
penting bagi perusahaan. Tanpa adanya sumber daya manusia, faktor produksi lain
tidak dapat dijalankan dengan maksimal untuk mencapai tujuan perusahaan
2.2.3 Perbandingan
Motivasi Eksternal & Internal
Motivasi Eksternal
Motivasi eksternal menjelaskan kekuatan yang ada di dalam
individu yang dipengaruhi oleh faktor internal yang dikendalikan oleh manajer,
yaitu meliputi penghargaan, kenaikan pangkat dan tanggung jawab. Motivasi
eksternal meliputi faktor pengendalian oleh manajer yang meliputi hal-hal yang
berkaitan dengan pekerjaan seperti halnya gaji atau upah, keadaan kerja dan
kebijaksanaan perusahaan dan pekerjaan yang mengandung hal-hal seperti
penghargaan, pengembangan dan tanggung jawab. Manajer perlu mengenal motivasi
eksternal untuk mendapatkan tanggapan yang positif dari karyawannya. Tanggapan
yang positif ini menunjukkan bahwa bawahan sedang bekerja demi kemajuan
perusahaan. Manajer dapat menggunakan motivasi eksternal yang positif maupun
negatif. Motivasi positif merupakan penghargaan atas prestasi yang sesuai,
sedangkan motivasi negatif mengenakan sanksi jika prestasi tidak dapat dicapai.
Motivasi Internal
Motivasi internal merupakan motivasi yang berasal dari dalam
diri seseorang. Efek motivasi terhadap kinerja karyawan akan tercipta jika
motivasi internal ini sudah ada. Motivasi internal berperan penting dalam
menciptakan prestasi kerja yang tinggi dan terus menerus.
Banyak perlakuan yang
dapat dilakukan dalam meningkatkan motivasi internal, antara lain memberikan
penghargaan kepada karyawan yang berprestasi. Memberikan kesempatan melanjutkan
pendidikan serta membuka peluang bagi promosi karir, dan sebagainya.
Tabel
1
Perbedaan
Motivasi Eksternal & Internal dalam lingkungan kerja
|
Motivasi
Eksternal
|
Lingkungan
Kerja
1.
Upah gaji yang baik dan layak
2.
Kondisi kerja yang baik
3.
Supervisi yang baik
|
Motivasi
Internal
|
Lingkungan
Kerja
1.
Upah gaji yang baik dan layak
2.
Kondisi kerja yang baik
3.
Supervisi yang baik
|
Pada
tabel diatas adalah pandangan dari William dan Devis (2000 : 253) yang
membedakan lingkungan kerja motivasi eksternal dan internal, Berikut
aspek-aspek dari lingkungan kerja diatas terdiri dari :
Motivasi
Eksternal
Pemberian upah/gaji untuk memenuhi
kebutuhan fisik minimal maupun untuk kebutuhan hidup minimal. Tanpa upah/gaji
yang layak sulit untuk mengharapkan atau bahkan memaksa SDM agar memberikan
kontribusi maksimal dalam melaksanakan tugas pokoknya.
Kondisi
kerja yang baik, perasaan puas dan senang dalam bekerja dilingkungan
organisasi, sangat dipengaruhi oleh kondisi kerja, baik yang bersifat
fisik/material maupun psikis/non material. Kondisi kerja yang bersifat fisik
menyangkut factor sarana dan prasarana, seperti luas ruangan termaksut penataan
dalam ruangan, ketersedian perlengkapan dan peralatan kerja yang mutahir dan
lain-lain.
Sedangkan factor
psikis/non material mengenai antara hubungan atasan dengan bawahan yang lain.
Supervisi yang baik sebagai kegiatan mengamati, menilai dan
membantu SDM agar bekerja secara efektif dan efisien, merupakan salah satu
kegiatan prilaku organisasi, karena tujuan untuk terus menerus memperbaiki,
meningkatkan dan menyempurnakan keterampilan dalam bekerja. William B.
Werther Jr dan Keith Devis (2000 : 253)
Motivasi Internal
Pekerjaan yang
menyenangkan, pekerjaan yang bebas dari tekanan dan paksaan, disamping mudah
atau tidak rumit melaksanakannya. Namun pekerjaan yang berat dan komplek juga
akan menyenangkan, jika dikerjakan dalam suasana kerja yang saling bantu
membantu dan tolong menolong atau dalam suasana kerjasama yang efektif dan
efisien.
Pekerjaan yang
menarik, setiap SDM akan menyenangi bekerja dalam bidang yang sesuai dengan
potensi, latar belakang pengalaman, pendidikan, keterampilan dan keahlian atau
profesionalisme yang dikuasainya. Kesesuaiannya itu membuat pekerjaannya
dirasakan menarik karena mencakup sesuatu yang sudah dikenal dan dipahaminya.
Pekerjaan yang menantang, motivasi kerja tidak saja timbul
karena pekerjaan yang menyenangkan, tetapi juga yang menantang untuk mencapai
suatu prestasi, sebagai sukses yang diinginkan oleh setiap pekerja (SDM).
Dengan kata lain pekerjaan yang menantang cenderung akan menimbulkan motivasi
berprestasi melalui kemampuan berkompentisi secara sehat dalam arti jujur dan
sportif, sejalan dengan kemampuan bekerjasama yang efektif dan efisien. William
dan Devis (2000 : 253)
2.2.5.1
Faktor-Faktor Produktivitas
Banyaknya
faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, baik yang berhubungan tenaga
kerja maupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijaksanaan
pemerintah secara keseluruhan.
Menurut
balai pengembangan produktivitas daerah yang dikutip oleh Soedarmayanti bahwa
ada enam faktor utama yang menentukan produktivitas tenaga kerja, adalah :
1. Sikap kerja, seperti : kesediaan
untuk bekerja secara bergiliran (shift work) dapat menerima tambahan
tugas dan bekerja dalam suatu tim
2. Tingkat keterampilan yang
ditentukan oleh pendidikan latihan dalam manajemen supervise serta keterampilan
dalam tehnik industri
3.
Hubungan tenaga kerja dan pimpinan organisasi yang tercermin dalam usaha
bersama antara pimpinan organisasi dan tenaga kerja untuk
meningkatkan
produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu (Quality control circles)
4. Manajemen
produktivitas, yaitu : manajemen yang efesien mengenai sumber dan sistem kerja
untuk mencapai peningkatan produktivitas
5. Efesiensi
tenaga kerja, seperti : perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas.
6. Kewiraswastaan, yang tercermin dalam pengambilan resiko,
kreativitas dalam berusaha, dan berada dalam jalur yang benar dalam berusaha’
Disamping hal tersebut terdapat pula berbagai faktor yang
mempengaruhi produktivitas kerja, diantaranya adalah :
1. Sikap mental
2. Disiplin kerja
3. Etika kerja
1. Motivasi kerja
2. Pendidikan
3. Keterampilan
Pada umumnya orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan
mempunyai wawasan yang lebih luas terutama penghayatan akan arti pentingya
produktivitas dapat mendorong pegawai yang bersangkutan melakukan tindakan yang
produktif
Pada aspek tertentu
apabila pegawai semakin terampil, maka akan lebih mampu bekerja serta
menggunakan fasilitas kerja dengan baik.
2.2.5.4
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut
Timpe (1993) faktor - faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu :
1.
Kinerja baik dipengaruhi oleh dua faktor :
a.
Internal (pribadi)
1. Kemampuan tinggi
2.
Kerja keras
b.
Eksternal (lingkungan)
1. Pekerjaan mudah
2. Nasib baik
3. Bantuan dari rekan – rekan
4.
Pemimpin yang baik
2.
Kinerja jelek dipengaruhi dua faktor :
a.
Internal (pribadi)
1. Kemampuan rendah
2.
Upaya sedikit
b. Eksternal
(lingkungan)
1. Pekerjaan sulit
2. Nasib buruk
3. Rekan - rekan
kerja tidak produktif
4. Pemimpin yang tidak simpatik
4.3
Pembahasan
Dari
hasil penelitian diatas dapat dilihat pengaruh motivasi eksternal terhadap
produktivitas kerja sangat tinggi dibanding motivasi internal. Hubungan
motivasi eksternal terhadap produktivitas kerja sangat mempengaruhi peningkatan
kerja karyawan sebanyak 52.2%. Dalam penelitian ini motivasi eksternal yang paling
mempengaruhi produktivitas kerja karyawan adalah komunikasi yang baik antara
karyawan dan atasan, lingkungan kerja yang baik, dan atasan selalu memberikan
pujian. Tiga factor utama itu yang dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam
menyelesaikan tugas. Sedangkan dari
tanggapan
responden hubungan motivasi internal terhadap produktivitas kerja karyawan
rata-rata 32.2%. dalam penelitian ini tiga factor utama dari motivasi internal
yg memberikan pengaruh terhadap produktivitas kerja adalah prestasi kerja yang
dimiliki, kepuasan dalam menyelesaikan tugas, dan pekerjaan yang menarik.
Dalam penelitian ini didukung dengan teori dua factor
Herzberg yang menjelaskan dua faktor motivasi yaitu:
1. Hygiene Factors , yang meliputi gaji, kehidupan pribadi,
kualitas supervisi, kondisi kerja, jaminan kerja, hubungan antar pribadi,
kebijaksanaan dan administrasi perusahaan. (Eksternal)
2. Motivation Factors , yang dikaitkan dengan isi pekerjaan
mencakup keberhasilan, pengakuan, pekerjaan yang menantang, peningkatan dan
pertumbuhan dalam pekerjaan. (Internal). Koontz, (1990:123)
dan didukung dengan penelitian sebelumnya yang ditulis oleh
nizar natsir yang menyatakan pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja
karyawan sangat signifikan terhadap kepuasan kerja, sehingga dari pengujian
dengan menggunakan model regresi menunjukkan bahwa nilai Pvalue dari
masing-masing motivasi yang dimasukkan dalam model penelitian lebih kecil dari
0,5. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi dan lingkungan kerja
maka akan berdampak terhadap produktivitas kerja karyawan. Dalam teori dan penelitian
sebelumnya hasil yang penulis dapat sama bahwa seorang karyawan akan meningkat
produktivitas kerjanya apabila diberikan motivasi eksternal.
Hasil yang peneliti dapat didukung dengan teori dan hasil
penelitian sebelumnya. Dalam teori Herzberg yang mengatakan Hygiene Factors
(motivasi eksternal) yang meliputi gaji, tidak sesuai dengan hasil yang
peneliti peroleh
bahwa gaji
berpengaruh signifikan terhadap produktivitas. Dalam penelitian ini bisa
dilihat dari tanggapan responden mengenai gaji, 74% rata-rata karyawan setuju
dengan gaji yang diberikan. Bisa dilihat bahwa pegawai PT.Telkom sudah tidak
termotivasi dengan gaji yang diberikan, karena kebutuhan dan produktivitas
kerja yang mereka kerjakan sudah sesuai dengan gaji yang mereka harapkan. Hasil
ini didukung dengan Teori Ekspentansi, yang diungkapkan oleh Vroom. Vroom
mengemukakan “Bahwa orang-orang akan termotivasi untuk melakukan hal-hal
tertentu guna mencapai tujuan apabila mereka yakin bahwa tindakan mereka akan
mengarah pada pencapaian tujuan tersebut”. Dalam teori ini bisa dilihat seorang
karyawan bekerja bukan semata-mata hanya factor gaji tetapi ada tujuan lain
yang lebih mendukung dibandingkan factor gaji.
Hal ini didukung dengan Teori Maslow, “Hirarki Kebutuhan”
Maslow memandang kebutuhan manusia berdasarkan suatu hirarki kebutuhan dari
kebutuhan yang paling rendah hingga kebutuhan yang paling tinggi. Kebutuhan
pokok manusia yang diidentifikasi Maslow dalam urutan kadar pentingnya adalah
sebagai berikut:
a. Kebutuhan
Fisiologis (Basic Needs) Misalnya sandang, pangan, papan dan kesejahteraan
individu.
b. Kebutuhan akan
Rasa Aman (Securily Needs) Dikaitkan dengan kerja maka kebutuhan akan keamanan
sewaktu bekerja, perasaan aman yang menyangkut masa depan karyawan
c. Kebutuhan Afiliasi atau Akseptansi (Social Needs)
a) Kebutuhan akan
perasaan diterima di mana ia bekerja
b) Kebutuhan akan
perasaan dihormati
c) Kebutuhan untuk bisa berprestasi
d) Kebutuhan untuk bisa ikut serta
d. Kebutuhan
penghargaan (Esteem Needs) Jenis kebutuhan ini menghasilkan kepuasan seperti
kekuasaan, prestasi, status dan keyakinan akan diri sendiri.
e. Kebutuhan Perwujudan Diri (Self-Actualization) Kebutuhan
ini merupakan kebutuhan paling tinggi, yakni kebutuhan untuk menjadi orang yang
dicita-citakan dan dirasakan mampu mewujudkannya. Koontz, (1990:121)
Dalam Teorinya Maslow pegawai PT.Telkom sudah tidak
termotivasi dengan Gaji/Upah yang dikategorikan kebutuhan fisikologis,
dikarenakan upah yang diterima pegawai Telkom sudah mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan fisikologis mereka. Setelah kebutuhan fisikologis terpenuhi sekarang
kebutuhan akan rasa aman sangat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan saat
ini, dimana pada hasil yang diperoleh jumlah rata-rata total responden 64%
karyawan termotivasi dengan kebutuhan akan rasa aman bekerja/lingkungan kerja
yang baik. Dalam teori maslow kebutuhan akseptansi juga yang saat ini sangat
mempengaruhi produktivitas kerja karyawan yang mendapatkan hasil rata-rata 66%
dari total responden, dimana karyawan PT.Telkom termotivasi akan adanya
komunikasi yang baik antara karyawan dan atasan yang baik, yang artinya seorang
karyawan ingin diperhatikan oleh atasannya, ingin diberikan perhatian oleh
atasannya dan ingin dihormati dengan karyawan yang lain. Selanjutnya kebutuhan
penghargaan, dari hasil yang diperoleh karyawan PT.Telkom ternyata sangat
membutuhkan penghargaan dari atasan sebagai motivasi mereka dalam mencapai
produktivitas, hal ini bisa dilihat dari rata-rata tanggapan responden mengenai
atasan selalu memberikan pujian yakni sebanyak 68%, jadi tingkat kebutuhan
penghargaan pada PT.Telkom sangat tinggi dalam meningkatkan produktivitas. Selanjutnya
Kebutuhan Perwujudan
Diri, pada
penelitian ini rata-rata pegawai PT.Telkom belum sampai dalam Kebutuhan
Perwujudan Diri.
Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Hendrietta Putri, pada tahun 2010 peneliti mendapatkan hasil
“Motivasi kerja adalah factor tingkat suasana kerja, perhatian pimpinan dan
kesejahteraan social secara simultan berpengaruh signifikan terhadap motivasi
kerja karyawan bagian produksi di PT Pabrik Gula Candi Baru Sidoarjo”.
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi R square
didapatkan hasil 0,477 . artinya motivasi eksternal dan internal secara
bersama-sama mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 47,7%. Sisanya dipengaruhi
oleh factor lain diluar penelitian ini. Hal ini sekaligus menjawab permasalahan
yang ada mengenai hubungan motivasi eksternal dan internal terhadap kinerja
karyawan.
Berdasarkan hasil uji regresi linier didapatkan nilai unstandarized
coefficient B dari motivasi eksternal 0,522, lebih besar dibanding motivasi
eksternal sebesar 0,322. Artinya bahwa 52,2% kinerja karyawan dipengaruhi oleh
motivasi eksternal. Dari hasil penelitian ini bisa disimpulkan bahwa Motivasi
Eksternal lebih dominan dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
Indicator dari motivasi eksternal tersebut antara lain atasan yang baik,
Kondisi Kerja dan Jaminan Financial & Social. Dalam penilitian ini factor
gaji tidak membuat seorang karyawan termotivasi dengan produktivitas kerja
dikarenakan kebutuhan fisiologis mereka sudah terpenuhi.
BAB V
KESIMPULAN dan SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan
yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Motivasi
Eksternal dalam perusahaan PT.Telkom memiliki pengaruh signifikan terhadap
produktivitas kinerja berdasarkan persepsi karyawan.
2. Dari hasil
analisis, diperoleh hasil bahwa motivasi eksternal (Kondisi Kerja, Atasan yang
Baik, Jaminan Financial dan Sosial) memberikan pengaruh terhadap produktivitas
kinerja perusahaan. Sedangkan analisis yang diperoleh dari motivasi internal (
Pekerjaan yang Menyenangkan, Pekerjaan yang Menantang, dan Pekerjaan yang
Menarik) memberikan pengaruh terhadap produktivitas. Dengan demikian, hipotesis
yang diajukan terbukti.
3. Motivasi
eksternal dan internal berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan.
Hal ini dibuktikan dengan uji koefisien determinasi, yakni sebesar 47% kinerja
karyawan dipengaruhi oleh variasi kedua variabel yang digunakan dalam
penelitian, sisanya 53% dipengaruhi oleh faktor lain.
4. Motivasi
eksternal lebih dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini
dibuktikan dengan koefisien regresi motivasi eksternal lebih besar dibanding
motivasi internal.
5. Motivasi eksternal yang paling dominan mempengaruhi
produktivitas adalah komunikasi yang baik antara karyawan dan atasan/sedangkan
motivasi
internal adalah prestasi kerja yang dimiliki, berdasarkan
dari penelitian yang di lakukan.
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat diajukan berkaitan dengan
kesimpulan adalah sebagai berikut:
1. Disarankan
kepada perusahaan agar memaksimalkan motivasi internal. Karena ketika motivasi
eksternal dan internal diberikan dengan seimbang maka kinerja karyawan sudah
pasti meningkat.
2. Sebaiknya
perusahaan lebih memperhatikan motivasi eksternal pada komunikasi antar
karyawan dan atasan, apabila karyawan merasa nyaman dengan komunikasi otomatis
produktivitas kerja mereka meningkat. Karena dipengaruhi oleh lingkungan
sekitar
3. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan menambahkan
kompenen lain dalam penelitian selanjutnya, seperti gaya kepemimpinan,
kompensasi, pelatihan dll.
No comments:
Post a Comment