Sunday, May 21, 2017

Kisah Staples, Hekter, Jegrekan, atau Apalah Itu Namanya

Bukannya selalu punya masalah dengan benda yang punya banyak nama itu. Namun, aku sering menjadi bulan-bulanan orang bila menanyakan benda itu pada orang.
Ini kejadian saat aku masih bekerja di sebuah rumah sakit swasta di Tangerang.
Suatu pagi, aku dengan setumpuk dokumenku yang harus dipilah-pilah mencari alat bantu untuk merapikan dokumenku. Sehingga yang harusnya jadi satu mau aku satukan agar terpisah dengan yang lain.
“Mbak, jegrekan mana sih?” tanyaku pada asisten apoteker di ruangan itu. “Kayaknya kemarin kutaruh sini deh.”
“Jegrekan opo sih?” tanya si asisten apoteker kebingungan dengan logat jawanya.
“Itu lho, yang buat ngeklip ini.” Kataku sambil menunjukkan dokumenku.
“Klip ini?” tanya pegawai administrasi sambil menyodorkan penjepit kertas berukuran besar.
“Ih, bukan….” Kataku. “Yang ini….” Aku lalu memperagakan sedang menstaples dokumenku.
“Apaan sih?” tanya kurir apotek ikut-ikutan.
Aku lalu mulai frustasi menjelaskan benda yang aku cari pada orang-orang di sana. Orang-orang pun saling berpandangan mencoba menebak apa yang aku cari. Aku lalu duduk di kursi dan kulihat, barang yang aku cari tergeletak di tumpukan plastik di meja tempat orang-orang menyiapkan obat.
“Ini yang gue cari…” teriakku. “Ada di sini ternyata.”
Semua orang lalu menengok ke arahku untuk melihat benda apa yang sebenarnya aku cari.
“Ealah Mbak, kamu dari tadi nyariin staples?” tanya asisten apoteker.
“Ini namanya jegrekan.” Kataku sambil ngangguk-ngangguk.
“Lo makanya kalo ngomong yang jelas.” Kata kurir sambil memukul kepalaku. “Jegrekan… jegrekan… apaan coba?”
“Apaan coba… Apaan coba… ini namanya jegrekan dodol.” Teriakku.
“Itu namane staples, Mbak Meta.” Kata asisten apoteker.
“Iya ini namanya staples.” Teriak kurir. “Jegrekan mungkin bahasa kampung. Jangan dibawa-bawa kesini.”
Mereka lalu mengejekku. Bahkan sampai siang, saat briefing, mereka masih membahas kalau aku menyebut staples dengan nama jegrekan. Aku diam saja. Percuma juga ngeladenin habis jelas aja ini beda istilah. Dan jegrekan bukan istilah yang dikenal disini.
***
Sekarang, di sebuah klinik di daerah  pagutan mataram, aku harus mengalami saat-saat miscommunication dengan barang yang serupa. Dan disini, mereka gak nyebut staples apa lagi jegrekan.
Suatu sore, saat aku sedang menyiapkan status pasien, aku mau melampirkan hasil lab milik pasien. Aku butuh sesuatu untuk menyatukannya dengan status pasien.
“nyari apa Teh?” tanya bidan melihatku blingsetan mencari sesuatu.
“nyari jegrekan” jawabku.
“jegrekan teh apa?” tanyanya dengan muka penuh tanda tanya.
“Emh… Staples ya namanya tu?” terangku dengan tidak yakin.
“Staples apaan?” tanyanya lagi.
Mati deh gue. Di sini namanya bukan jegrekan bukan pula staples.
“Yang buat ini Teh, saya mau nyatuin hasil lab pasien ini di statusnya ini.” Kataku.
“oh, dihekter aja pake ini.” Katanya sambil mengambil benda yang kusebut jegrekan dari kolong meja dan menyerahkannya padaku.
Aku menerima benda itu sambil terperangah. Apa kata dia tadi istilahnya?
“Maaf Teh, ini namanya apa?” tanyaku.
“Hekter, . Emang  Mei bilangnya ini apa?” tanyanya balik.
Gila, ni barang punya berapa nama sih? Di sini beda lagi coba namanya?
“Kalo aku bilang ini jegrekan.” Jawabku begitu saja dan membiarkan dia dengan muka bertanya-tanyanya.
***
Sehari kemudian, aku dibikin pusing sama benda ini lagi. Ceritanya, si dokter gigi tiba-tiba masuk ruang farmasi dan mencari peluru hekter.
“Teh, minta peluru hekter.” Pintanya.
“hah? Apa Dok?” tanyaku sambil berfikir. Dia ni minta apaan coba? Saat itu, aku masih belum familiar dengan nama hekter.
“Peluru ini nih, isinya ini, yang besi – besi itu…” katanya sambil menggambarkan barang yang dia maksud dengan tangannya.
Besi-besi apaan coba ni dokter? Aku lalu memikirkan sesuatu yang terbuat dari besi dan mataku bertemu pada isi cutter. “Ini, Dok?”
“Bukan…” katanya mulai frustasi. Aku yang sedari tadi kebingungan jadi panik melihat si dokter frustasi.
Dia lalu ke ruangannya dan kembali dengan sebuah benda.
“Isinya ini Teh yang saya minta. Apa sih namanya?” katanya sambil menyodorkan benda yang bernama jegrekan atau staples itu.
“Owalah….” Komentarku.
“Ini Dok, ambil aja semua untuk disimpan di ruang Dokter.” Kataku menyodorkan sekotak besi yang disebut peluru hekter itu.
Aku lalu berfikir, gue pindah ke daerah lain lagi, bakan nemu ni barang dengan mana apa lagi yah?

No comments:

Post a Comment

Tampilan arsip Teratas

PSEA (Protection from Sexual Exploitation and Abuse)

PERKENALAN PSEA (Protection from Sexual Exploitation and Abuse) Dalam semua konteks di mana lembaga atau organisasi pembangunan dan/atau ban...