Saturday, May 20, 2017

berat beban pada pekerja

A.    Beban
Beban adalah gaya yang disebabkan oleh grafitasi berkaitan dengan masa benda tersebut, masa benda adalah tetap dimana-mana, namun berat sebuah benda akan berubah-ubah sesuai dengan besarnya percepatan gravitasi ditempat tersebut. Berat di hitung dengan mengalihkan masa sebuah benda dengan percepatan gravitasi dimana benda tersebut berada diamna satuan internasional yang digunakan adalah kilogram (Kg)
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni dengan kepala, bahu, tangan, punggung dan lain sebagainya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cidera tulang punggung, jaringan otot, dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
1.      Menjinjing Beban
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang di tetapkan oleh ILO (Organisasi Perburuhan Internasional), adalah :
a.       Laki-laki dewasa 40 kg
b.      Wanita dewasa 15-20 kg
c.       Laki-laki (16-18) 15-20 kg
d.      Wanita (16-18) 12-15 kg
2.      Organisasi Kerja
Pekerjaan harus diatur dengan berbagai cara :
a.       Alat bantu mekanik
b.      Frekuensi pergerakan diminimalisasi
c.       Jarak mengangkat beban dikurangi
d.      Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan mengangkat tidak terlau tinggi.
e.       Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.
3.      Metode mangangkat beban
Semua pekerjaan harus diajarkan mengangkat beban. Metode kinetik dari pedoman penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua prinsip :
a.       Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung.
b.      Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan.
Metode ini termasuk lima faktor dasar :
1)      Posisi kaki yang benar
2)      Punggung kuat dan kekar
3)      Posisi lengan dekat dengan tubuh
4)      Mengangkat dengan benar
5)      Menggunakan berat badan (Suma’mur, 2010)
B.     Faktor yang menyebabkan timbulnya Kecelakaan Kerja pada Buruh
1.      Sikap Kerja dan Posisi Kerja (Sikap tubuh dalam bekerja)
Posisi atau sikap tubuh dan cara kerja yang sesuai dengan aturan kerja adalah sikap dan cara kerja ergonomi. Pelaksanaan kerja biasanya menggunakan alat dan sarana kerja yang sesuai dan serasi dengan karakteristik tenaga kerja baik laki-laki dan perempuan yang menggunakan. Dengan demikian diusahakan agar semua pekerjaan harus selalu dilaksanakan dalam sikap kerja yang ergonomis (Suma’mur, 2010).
Lebih lanjut (Suma’mur, 2010), menyatakan bahwa sikap tubuh dalam kerja harus memperhatikan ;
a.       Senantisa diusahakan agar semua pekerjaan dilaksanakan dengan sikap duduk atau sikap berdiri dan sikap duduk secara bergantian.
b.      Segala posisi dan sikap tubuh yang tidak alamiah dihindari atau diusahakan agar beban kerja statis sekecil-kecilnya.
c.       Segala posisi dan sikap tubuh diusahakan untuk menghindari upaya yang tidak perlu.
2.      Lama Istirahat
Setiap pekerja berhak untuk mendapatkan waktu istirahat kerja. Waktu istirahat kerja sebagaimana dimaksudkan meliputi : Istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 jam terus-menerus, dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja (UU Ketenaga Kerjaan No 39 Tahun 2008).
3.      Pendidikan (Pengetahuan)
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif (Notoatmojo, 2003).
Pengetahuan identik dengan pendidikan, pengetahuan yang rendah sering kali dikarenakan oleh rendahnya pendidikan. Pengetahuan yang kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentukya tindakan seseorang (over behavior),  karena pengetahuan akan lebih langgeng dan bermanfaat dari pada prilaku yang tidak disadari akan menentang pengetahuan itu sendiri (Notoatmojo, 2003).
4.      Umur
Umur seseorang berbanding langsung dengan kapasitas fisik samapi batas tertentu dan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun. Pada umur 50-60 tahun kekuatan otot menurun sebesar 25%, kemampuan sensoris motoris menurun sebanyak 60%. Selanjutnya kemampuan kerja fisik seseorang yang berumur >60 tahun tinggal mencapai 50% dari umur orang yang berumur 25 tahun. Bertambahnya umur akan diikuti penurunan VO2 max, tajam penglihatan, pendengaran, kecepatan membedakan sesuatu, membuat keputusan dan kemampuan mengingat jangka pendek. Oleh karena itu, pengaruh umur harus selalu dijadikan pertimbangan dalam memberikan proses kerja seseorang.

5.      Jenis Kelamin
Secara fisiologis, kemampuan otot wanita lebih rendah dibandingkan dengan pria. Astrand dan Rodahl (1977) dalam Suma’mur, (2010) menjelaskan bahwa kekuatan otot wanita hanya sekitar dua pertiga dari kekuatan otot pria sehingga daya tahan otot pria lebih tinggi dibandingkan otot wanita. Suma’mur, (2010) juga mencatat hasil penelitian lainnya oleh Chiang et al. (1993), Hales et al. (1994) dan Johansen (1994) yang menunjukkan bahwa perbandingan keluhan otot antara pria dan wanita adalah 1:3.
6.      Kebiasaan Merokok
Berdasarkan beberapa penelitian telah membuktikan bahwa kebiasaan merokok dapat meningkatkan keluhan otot rangka, semakain lama dan semakin sering frekuensi rokok maka keluhan otot rangka yang didasarkan  semakin tinggi.
7.      Kesegaran Jasmani
Pada umumnya keluhan otot lebih jarang ditemukan pada seseorang yang dalam aktivitas kesehariannya mempunyai cukup waktu untuk istirahat. Sebaliknya, bagi yang dalam kesehariannya melakukan pekerjaan yang memerlukan pengerahan tenaga yang besar, disisi lain tidak mempunyai waktu yang cukup untuk istirahat, hampir dapat dipastikan akan terjadi keluhan otot. Tingkat keluhan otot juga sangat dipengaruhi oleh tingkat kesegaran tubuh.

No comments:

Post a Comment

Tampilan arsip Teratas

PSEA (Protection from Sexual Exploitation and Abuse)

PERKENALAN PSEA (Protection from Sexual Exploitation and Abuse) Dalam semua konteks di mana lembaga atau organisasi pembangunan dan/atau ban...