A.
Beban
Beban adalah gaya yang disebabkan oleh grafitasi
berkaitan dengan masa benda tersebut, masa benda adalah tetap dimana-mana,
namun berat sebuah benda akan berubah-ubah sesuai dengan besarnya percepatan
gravitasi ditempat tersebut. Berat di hitung dengan mengalihkan masa sebuah
benda dengan percepatan gravitasi dimana benda tersebut berada diamna satuan
internasional yang digunakan adalah kilogram (Kg)
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni
dengan kepala, bahu, tangan, punggung dan lain sebagainya. Beban yang terlalu
berat dapat menimbulkan cidera tulang punggung, jaringan otot, dan persendian
akibat gerakan yang berlebihan.
1. Menjinjing
Beban
Beban yang diangkat tidak
melebihi aturan yang di tetapkan oleh ILO (Organisasi Perburuhan Internasional),
adalah :
a. Laki-laki
dewasa 40 kg
b. Wanita
dewasa 15-20 kg
c. Laki-laki
(16-18) 15-20 kg
d. Wanita
(16-18) 12-15 kg
2. Organisasi
Kerja
Pekerjaan harus diatur
dengan berbagai cara :
a. Alat
bantu mekanik
b. Frekuensi
pergerakan diminimalisasi
c. Jarak
mengangkat beban dikurangi
d. Dalam
membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan mengangkat tidak terlau
tinggi.
e. Prinsip
ergonomi yang relevan bisa diterapkan.
3. Metode
mangangkat beban
Semua pekerjaan harus
diajarkan mengangkat beban. Metode kinetik dari pedoman penanganan harus dipakai
yang didasarkan pada dua prinsip :
a. Otot
lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung.
b. Untuk
memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan.
Metode ini termasuk lima
faktor dasar :
1) Posisi
kaki yang benar
2) Punggung
kuat dan kekar
3) Posisi
lengan dekat dengan tubuh
4) Mengangkat
dengan benar
5) Menggunakan
berat badan (Suma’mur, 2010)
B.
Faktor
yang menyebabkan timbulnya Kecelakaan Kerja pada Buruh
1.
Sikap
Kerja dan Posisi Kerja (Sikap tubuh dalam bekerja)
Posisi
atau sikap tubuh dan cara kerja yang sesuai dengan aturan kerja adalah sikap
dan cara kerja ergonomi. Pelaksanaan kerja biasanya menggunakan alat dan sarana
kerja yang sesuai dan serasi dengan karakteristik tenaga kerja baik laki-laki
dan perempuan yang menggunakan. Dengan demikian diusahakan agar semua pekerjaan
harus selalu dilaksanakan dalam sikap kerja yang ergonomis (Suma’mur, 2010).
Lebih lanjut (Suma’mur,
2010), menyatakan bahwa sikap tubuh dalam kerja harus memperhatikan ;
a. Senantisa
diusahakan agar semua pekerjaan dilaksanakan dengan sikap duduk atau sikap
berdiri dan sikap duduk secara bergantian.
b. Segala
posisi dan sikap tubuh yang tidak alamiah dihindari atau diusahakan agar beban
kerja statis sekecil-kecilnya.
c. Segala
posisi dan sikap tubuh diusahakan untuk menghindari upaya yang tidak perlu.
2.
Lama
Istirahat
Setiap
pekerja berhak untuk mendapatkan waktu istirahat kerja. Waktu istirahat kerja
sebagaimana dimaksudkan meliputi : Istirahat antara jam kerja,
sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 jam terus-menerus, dan
waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja (UU Ketenaga Kerjaan No 39
Tahun 2008).
3.
Pendidikan
(Pengetahuan)
Pengetahuan
adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu obyek tertentu. Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif (Notoatmojo,
2003).
Pengetahuan
identik dengan pendidikan, pengetahuan yang rendah sering kali dikarenakan oleh
rendahnya pendidikan. Pengetahuan yang kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentukya tindakan seseorang (over behavior), karena
pengetahuan akan lebih langgeng dan bermanfaat dari pada prilaku yang tidak
disadari akan menentang pengetahuan itu sendiri (Notoatmojo, 2003).
4.
Umur
Umur
seseorang berbanding langsung dengan kapasitas fisik samapi batas tertentu dan
mencapai puncaknya pada umur 25 tahun. Pada umur 50-60 tahun kekuatan otot
menurun sebesar 25%, kemampuan sensoris motoris menurun sebanyak 60%.
Selanjutnya kemampuan kerja fisik seseorang yang berumur >60 tahun tinggal
mencapai 50% dari umur orang yang berumur 25 tahun. Bertambahnya umur akan
diikuti penurunan VO2 max, tajam penglihatan, pendengaran, kecepatan membedakan
sesuatu, membuat keputusan dan kemampuan mengingat jangka pendek. Oleh karena
itu, pengaruh umur harus selalu dijadikan pertimbangan dalam memberikan proses
kerja seseorang.
5.
Jenis
Kelamin
Secara
fisiologis, kemampuan otot wanita lebih rendah dibandingkan dengan pria.
Astrand dan Rodahl (1977) dalam Suma’mur, (2010) menjelaskan bahwa kekuatan
otot wanita hanya sekitar dua pertiga dari kekuatan otot pria sehingga daya
tahan otot pria lebih tinggi dibandingkan otot wanita. Suma’mur, (2010) juga
mencatat hasil penelitian lainnya oleh Chiang et al. (1993), Hales et al.
(1994) dan Johansen (1994) yang menunjukkan bahwa perbandingan keluhan otot
antara pria dan wanita adalah 1:3.
6.
Kebiasaan
Merokok
Berdasarkan
beberapa penelitian telah membuktikan bahwa kebiasaan merokok dapat
meningkatkan keluhan otot rangka, semakain lama dan semakin sering frekuensi rokok maka keluhan
otot rangka yang didasarkan semakin
tinggi.
7.
Kesegaran
Jasmani
Pada umumnya keluhan otot lebih jarang ditemukan
pada seseorang yang dalam aktivitas kesehariannya mempunyai cukup waktu untuk
istirahat. Sebaliknya, bagi yang dalam kesehariannya melakukan pekerjaan yang
memerlukan pengerahan tenaga yang besar, disisi lain tidak mempunyai waktu yang
cukup untuk istirahat, hampir dapat dipastikan akan terjadi keluhan otot.
Tingkat keluhan otot juga sangat dipengaruhi oleh tingkat kesegaran tubuh.
No comments:
Post a Comment